Bab 3. Cowo ganteng

0 0 0
                                    

siap ketemu cegil guys ?

Hay hay hay

"guys air gue udah habis" Catarina mengangkat gelas aqua yang dia beli tadi dan sudah kosong. Calista yang melihat hal itu juga mengangguk sama, mereka berdua tidak membawa botol air hari ini sehingga itu mengharuskan mereka untuk membeli air di kampus

"yaudah sekalian jalan yuk, malas duduk doang di sini"

hal itu di jadikan alasan  untuk pergi dari tempat ini. Calista merasa bosan kalau hanya duduk saja di lorong itu dia membutuhkan udara segar. karena jika dia mengatakan kalau ingin pergi dari tempat itu, sudah pasti Emily tidak menyetujui hal itu, mereka harus memilki alasan yang pasti supaya gadis itu percaya dan mau mengikuti mereka.

Kedua gadis itu mulai merapikan barang-barang yang berada di atas meja kemudian merapikan penampilan masing-masing. Sambil merapikan rambutnya Calista bertanya pada Emily yang sedang asik dengan dunia bacaaanya

"Mil ikut gak, mau jalan ni kita, sekalin mau beliin air juga"

Emily yang sedang membaca di poselnya mengangkat muka sebentar kemudian bertanya "habis balik lagi kan, soalnya udah pw" dengan muka memelas dia menjawab pertanyaan temannya

Keduanya mengangguk kepala, Emiliy juga ikut merapikan kembali penampilannya dan mengikuti langka ke duanya yang sudah lebih dulu pergi.

Saat tiba di sala satu supermarket kampus, mereka berpencar untuk mencari apa yang ingin di beli. Emily yang tadinya hanya mengikuti kedua temannya saja , setelah melihat berbagai macam snack yang berjajar, dia tergiur untuk membeli beberapauntuk dirinya.

Selesai mendapatkan apa yang mereka mau, ketiga gadis itu memilih untuk duduk di salah satu tempat duduk yang tersedia. Yang mana berdampingan langsung dengan Masjid kampus.

Memilih untuk tidak kembali lagi ke lorong fakultas FEB, Emily merasa kesal dengan kedua temannya, dia tau tujuan mereka duduk di tempat ini yang mana sudah pasti untuk meliat gebetan temannya nanti saat akan melaksanakan ibadah sholat di masjid.

Berbeda dengannya, Catarina merasa sangat antusias menantikan hal in, dia sudah tau kapan waktu yang tepat untuk melihat cowo yg dia taksir, kalau tidak bisa melihat di gedung fakultasnya ataupun kantin, masjid adalah tempat terakir yang dapat dia manfaatkan, di karenakan hanya tempat ini dia bisa mlihat secara langsung pangerannnya.

Suara dari masjid tidak mengganggu bagi mereka, seakan sudah terbiasa dengan hal itu, di karenakan mereka berkuliah di salah satu kampus swasta umat Muslim. Seperti melihat uang milyaran di depan mata Catarina semakin bersemangat karena orang yang di tunggu-tuggu sedang berjalan datang.

Tempat yang mereka duduk juga sangat stategis karena berhadapan langsung dengan tempat wuduh para pria, hal itu sangat menguntungkan bagi dirinya untuk melihat pria tampan itu.

"noh datang tuh orangnya" Calista menginstruksi dengan  lirikan mata ke arah pria itu, kemudian melihat Catarina. Tidak peduli dengan perkataan Calista, Catarina yang sudah melihat keberadaan sang pujaan hati tersenyum dengan sangat manis, kemudian merapikan penampilannya, jangan sampai penampilannya membuat para pria itu tidak melirik dirinya.

"dih biasa aja kali kek gak pernah lihat cowo ganteng aja. saingan lo banyak soalnya. noh lihat cewe-cewe yang di pojok sana juga, merhatiin dia dan teman-temannya" ujar Calista jengkel.

Terkadang Lista merasa temannya terlalu berlebihan, hanya untuk menarik perhatian para pria gadis itu rela untuk berdandan, ataupun melakukan berbagai macam cara hanya untuk dilirik. 
Ironis memang
....

Segerombolan pria yang baru saja tiba di rumah ibadah menjadi pusat perhatian untuk sebagian gadis kampus.

Hal itu tidak menjadi satu hal yang mengganggu bagi mereka. Melepaskan alas kaki dan berjalan ke arah tempat yang di sediakan untuk membersikan diri mereka sebelum memulai sholat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tarian BintangWhere stories live. Discover now