*•Prolog•*

31 1 0
                                    

Artyo Padma, atau biasa di panggil Tyo.

Siswa kelas XI-I dan anak dari seorang pembisnis investasi tempat - tempat medis di kotanya.

Tyo adalah lelaki yang terkenal akan kecerdasannya, kepintarannya, dan kedisiplinannya dalam mengikuti pembelajaran disekolah. Karena kepribadiannya yang baik dan begitu cemerlang itu, banyak teman - teman sekelasnya yang memuji, bahkan beberapa guru pun mengakui dan menjadikan dirinya sebagai anak emas kesayangan mereka.

Tapi itu baru sedikit dari seluruh karakteristiknya.
Jika melihat dari sudut pandang lain, ia tidak seperti apa yang semua orang akan pikirkan.

Terlepas dari kesempurnaannya, Tyo juga sama seperti anak laki pada umumnya.

Namun kata "sifat cowo pada umumnya" itu akan berbanding terbalik dengan kenyataan yang sebenarnya. Hal itu dibuktikan ketika ia sedang di luar pembelajaran maupun di luar sekolah, terkadang Tyo sering bertindak melewati batas. Ia banyak melakukan hal - hal buruk karena terpedaya oleh lingkungan pertemanannya.

Tyo sadar akan perbuatannya yang bisa saja mengotori nama baiknya itu, namun karena keegoisannya yang sudah melambung tinggi, ia berani membungkam paksa semua orang yang berani bermacam - macam kepadanya.

- - -

Tentu saja, tak selamanya perilaku buruk dirinya itu bisa di sembunyikan. Ada momen dimana hampir seluruh siswa di SMA yang disinggahinya itu mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.

Walaupun begitu, karena perilaku juga sifatnya yang tidak pantang direndahkan, Tyo akan selalu memberikan ganjaran kepada orang - orang yang merugikannya.

Ia tidak akan takut untuk menertawakan, mencaci, mengejek, bahkan menakut - nakuti nyawa seseorang. Rumor mengenai dirinya yang terkenal mirip seperti "Malaikat Pencabut Nyawa" itu mulai tersebar keseluruh siswa - siswi sekolah.

Baik orang yang telah melihat ataupun tidak pernah melihat dirinya, mereka semua sama - sama merasakan ketakutan karena mendengar kekejamannya. Karena itulah, ia berakhir dengan julukan "Bocah Kematian" atau disingkat sebagai "Bokem" di sekolahnya.

Eits. Namun.., mengapa ada kata "Bocah" pada kalimat julukannya itu?

Kebanyakan orang yang hanya mendengarkan rumor dan belum pernah melihat wujud aslinya, pasti berpendapat bahwa Tyo yang mereka pikirkan adalah orang yang gagah dan kuat. Seperti halnya anak - anak pembuat onar lainnya.

Stereotype itu tidak berlaku bagi Tyo.

Artyo yang teman dekatnya ketahui hanyalah lelaki dari kelas XI-I dengan berperawakan tubuh kecil. Tinggi badannya tidak berubah dari sejak ia menginjakkan kakinya di bangku kelas 1 SMP, masih berada di angka 150 cm. Tinggi badannya yang mirip seperti cewe itu juga membuat dirinya terlihat memiliki pinggang yang ramping.

Ditambah lagi dengan mukanya yang melingkar dengan pipi yang tembam. Kedua matanya berwarna coklat tua dan berbentuk bulat. Tyo juga memiliki rambut hitam pendek yang ikal. Bagaimanapun dia berusaha merubah gaya rambutnya, helai rambutnya itu akan kembali mengikal.

Karena badannya yang imut seperti perempuan itu, teman - temannya pun berani mengakui bahwa sebenarnya Tyo lebih mirip seperti "Mak Lampir" jika dirinya sedang terbawa emosi buruk. Dimata mereka, Tyo hanyalah adik nakal mereka yang sangat menggemaskan.

Selain penampilannya, ternyata fisik mungilnya itu membuat dirinya lebih mudah sensitif dengan lingkungan sekitarnya. Tyo mudah masuk angin di pagi hari, karenanya ia selalu memakai sweater maupun hoodie untuk menghangatkan tubuhnya.

Dari fakta - fakta tersebut, mana mungkin orang lain akan mudah percaya bahwa Tyo yang mereka dengar akan kesangarannya itu hanyalah bocah pendek berhoodie seperti wibu bau bawang. Nyata sih kalau dia memang seorang wibu, hingga terkadang ia secara sembunyi -sembunyi juga menyukai boneka imut.

MASA ORANG BAKAL PERCAYA?! GAK AKANN!!

Itulah alasan mengapa ia dilabeli sebagai "bocah kematian".

- - -

Di lain tempat, namun masih di sekolah yang sama. Tepatnya di salah satu kelas, ada seorang lelaki lugu yang sering melamun sendirian di atas mejanya.

Tepat sekali, namanya adalah Nardo Aravah, sering dipanggil Ardo. Merupakan anak dari kedua orangtua yang bekerja di instasi kemiliteran.

Walaupun masa lalu kedua orang tuanya selalu membawakan prestasi yang membanggakan, Nardo merasa dirinya terlahir tanpa mendapatkan kepintaran yang lebih seperti kedua orangtuanya.

Ardo tidak pernah memenangkan kejuaraan maupun berprestasi dalam bidang manapun itu. Hanya saja, karena Ardo sudah mendapatkan privillage dari kecil, ia masih bisa mendapatkan rangking dan nilai yang selalu memuaskan disekolahnya.

Ia tidak memiliki teman yang banyak, hanya beberapa teman terdekat saja. Karena ia lebih suka menghibur dirinya sendiri, Ardo pun tidak pernah terlalu akrab kepada orang lain.

Kini ia berada di tingkatan agit (tiga SMA), sebagai salah satu anggota kelas XII-L.

- - -

Semenjak kecil hingga tumbuh dewasa, Ardo tidak pernah merasakan hal romantis terjadi dalam hidupnya. Bahkan, dia selalu berpikir bahwa di masa depan siapa yang akan mau menjadi pasangannya? Apakah dirinya terlalu jelek bagi orang lain? Mengapa takdirnya selalu buruk?

Hanya beberapa kali saja Ardo merasakan rasa suka kepada orang lain. Namun, ia tidak pernah mau memberanikan dirinya untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang - orang tersebut. Pasti penolakanlah jawaban mereka terhadap dirinya.

Karena itu Ardo lebih baik menghabiskan waktu hidupnya sendiri. Tidak mau memperdulikan kehidupan orang lain. Ia akan tetap menjadi manusia biasa yang berperan sebagai NPC di dunia ini.

- - -

Hingga suatu waktu, ketika ia baru saja menjadi siswa agit (tiga SMA), Ardo menemukan sesuatu yang baru di dalam hidupnya.

Saat itu, siswa utas ( satu SMA ) baru saja memulai pekan pembelajarannya setelah melaksanakan MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah).

Ardo tetap menjalani kehidupan sekolahnya seperti biasa, hanya mengusahakan untuk meningkatkan nilai di mata pelajarannya ketika ia sudah naik kelas.

Karena nilainya yang terus meningkat itu, pada akhirnya Ardo dicalonkan oleh gurunya untuk mengikuti ajang perlombaan OSN (olimpiade sains nasional). Di saat itulah ia tanpa sengaja memandangi sesuatu yang menarik dirinya.

Apa yang Ardo pandangi itu?

Ya, betul sekali. Apa yang dia pandangi itu adalah salah satu adik kelas XI nya. Artyo.

Pada awalnya, Ardo baru mengenal bahwa Artyo adalah anak aud (dua SMA) yang sama - sama mencalonkan dirinya untuk mengikuti OSN kimia. Karena perbedaan bidang yang mereka ambil, Ardo hanya bisa melihat Artyo beberapa kali ketika mereka dijadwalkan untuk melaksanakan percobaan OSN bersama.

Ardo memandangi Artyo sebagai cowo yang mungil, ia belum pernah melihat cowo selain Tyo yang begitu imut. Karena terlalu takjub, Ardo pun berusaha mencari informasi nama dan kelas Tyo dari teman dekatnya.

Ia masih belum mengetahui apa yang akan ia ungkap dari Tyo yang dianggapnya sebagai "Bidadari Cantik" itu.

- - -

Kini, beberapa lembaran hidup Ardo yang menyukai Tyo telah terbuka.

Simak kelanjutannya di chapter berikutnya yaa!!

Kecil nan Imut, dan ksatria garda sekolahnya [BXB LOKAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang