Judul : Repeat Order
Penulis : Berbi Lovie
Genre : Dark Romance
Rate : 17+
Jumlah Kata : 23.000+
Blurb :
Pernahkah kamu menari di atas panggung sandiwara dan berujung jatuh dalam kubangan cinta?Melalui Feign Agency, sebuah agensi yang melayani jasa sewa kekasih, Jeon dipertemukan dengan seorang wanita yang mengaku bernama Kim Lily. Keduanya menghabiskan waktu seharian penuh, berlakon seperti sepasang kekasih yang telah lama menjalin hubungan, dan berakhir di sebuah kamar hotel. Lily bersikap manis layaknya seorang kekasih idaman hingga membuat Jeon lupa bahwa wanita itu hanya berakting, tak lebih dari bekerja.
Jeon yang telah sepenuhnya terbius oleh mata rusa Lily berniat melakukan repeat order untuk mendekati wanita itu. Sayangnya kali ini realitas tak berada dalam genggaman, sebab secara mengejutkan, wanita yang ternyata bernama asli Kim Lilith itu berprinsip kuat untuk tidak menerima repeat order dengan alasan apa pun. Lantas akankah Jeon menghalalkan segala cara untuk bertemu kembali Lilith?
Spoiler 1:
"Hey, kenapa ikut kemari? Pelayan tadi bisa melihat kita." Lily memperhatikan sekitarnya untuk memastikan tidak ada orang lain yang melihat mereka. Karena jika ada yang melihat bisa gawat, pasti keduanya akan menjadi bahan gosip para pelayan di toko ini. Takut dikira melakukan hal yang tidak-tidak di dalam ruangan sempit ini."Memangnya tidak boleh? Aku 'kan mau memastikan kekasihku aman." Jeon menjawab dengan santai sambil melipat tangannya di dada, menyandarkan punggungnya pada dinding, dan menekuk sedikit salah satu kakinya.
"Justru dengan kau berada di sini, aku menjadi merasa tidak aman." Lily sedikit protes.
"Kau takut aku tiba-tiba masuk ke dalam, ya?" Jeon tersenyum elusif.
Entah apa yang ada di dalam pikiran sang pria, yang jelas kini Lily menemukan jantungnya berdegup sedikit lebih kencang. "Aku baru tahu jika kekasihku ini mesum," lontar Lily.
Tepat setelah Lily berkata demikian, Jeon mengabsen tubuh Lily dari atas ke bawah dengan tatapannya, lalu berjalan perlahan mendekati wanita itu dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. Sedangkan, sang wanita yang diperlakukan demikian hanya dapat berjalan mundur hingga punggungnya bertabrakan dengan dinding putih yang entah mengapa terasa sangat dingin. Di sana jantung Lily bergemuruh hebat seakan ia baru saja lari maraton sepuluh kilo meter lebih, sementara telapak tangannya yang tengah memegang gaunnya terasa sangat dingin.
Kini Jeon telah benar-benar masuk ke dalam ruangan sempit itu. Tanpa berpikir panjang ia menutup tirai tersebut dalam sekali tarik. Persetan dengan orang lain yang akan melihat keduanya masuk ke dalam ruangan sempit ini, Jeon tak peduli. Apa yang ada di hadapannya jauh lebih menarik.
Mengikis jarak di antara dirinya dan Lily, Jeon menempelkan telapak tangannya pada dinding tepat di sebelah Lily, membuat wanita itu terkukung oleh dada bidangnya. Tak berselang lama, ia mendekatkan wajahnya pada telinga wanita itu dan berbisik, "Bukankah tidak masalah jika mesum kepada kekasih sendiri? Semua orang tahu jika sepasang kekasih pasti pernah bercinta."
Spoiler 2:
Jeon merasakan hal yang sama. Ia menikmati tiap detik yang dibuang bersama wanita itu, bahkan jika harus membuang seluruh waktunya untuk Lilith, Jeon tak akan keberatan. Beberapa kali ia mencuri pandang kepada wanita di sebelahnya, bahkan dalam posisi yang berbeda—di belakang wanita itu, bersama sebungkus tepung terigu di genggamannya, Jeon tak henti-hentinya tepesona. Ia melihat tubuh kecil itu mengaduk adonan dengan telaten. Lilith yang dengan afron dan rambut yang dikucir kuda, membuat Jeon membayangkan gambaran mengenai masa depan di mana Lilith membuatkan kue untuk keluarga kecil mereka.Keluarga kecil?
Ya ampun.
Sebut saja itu sebagai imajinasi. Imajinasi yang Jeon amini.
Manik Lilith menait pada presensi Jeon yang tengah menuangkan tepung terigu ke dalam adonan dalam sekali banyak. Spontak ia mendecak sebelum memberi interupsi, "Tuangkan tepungnya sedikit demi sedikit."
Jeon menghentikan kegiatannya. "Kenapa tidak langsung semua saja?" Ia melirik Lilith sekilas, lantas mengikuti perintah dengan menuangkan tepung terigu sedikit demi sedikit sementara Lilith menaduknya perlahan.
"Supaya tidak menggumpal."
"Kalau menggumpal jadi tidak enak?" Jeon bertanya lagi.
Menghela napas samar, Lilith menghentikan adukannya. "Cepat lakukan, Arche," ujarnya sambil mengambil sedikit tepung di atas adonan dan menjawil hidung mancung Jeon. Ia terkekeh ketika melihat hidung mancung itu dibubuhi warna putih hasil ulahnya. Jeon terlihat seperti badut ulang tahun.
Suara tawa renyah Lilith menjadi orkesta merdu yang diam-diam Jeon nikmati, mengudara dalam ruangan hingga membuat suasana di antaranya kian menghangat. "Siap, Noona!" Jeon berseru patuh sambil berlakon sikap hormat seperti pasukan baris berbaris. Hal tersebut sukses besar memperpanjang durasi orkesta dalam ruangan. Senyum dan tawa Lilith bagaikan angin musim semi yang membawa kabar baik bagi kuncup bunga untuk segera bermekaran.
Spoiler 3:
"Tidak semudah itu," balas Seungho dengan nada dingin. Senyum elusifnya mengirim firasat negatif pada benak Lilith. Pria berusia nyaris lima puluh tahun itu menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya melempar satu syarat mutlak tatkala berkata, "Salah satu dari kalian harus menyayat kaki di depan mataku jika ingin aku melepaskan dia."Syarat mutlak? Tentu. Tentu saja.
Tidak sulit bagi keluarga Kavinsky untuk memberikan—apa? Menyayat kaki?
Tutorial Pre-Order:
Notes:
Pre-order dilaksanakan di Instagram beeverse_ mulai tanggal 12 Agustus s/d 20 Agustus 2024. Silakan follow untuk informasi
lebih lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeat Order [E-BOOK PROJECT]
RomancePernahkah kamu menari di atas panggung sandiwara dan berujung jatuh dalam kubangan cinta? Melalui Feign Agency, sebuah agensi yang melayani jasa sewa kekasih, Jeon dipertemukan dengan seorang wanita yang mengaku bernama Kim Lily. Keduanya me...