⚠ Stories inspired by @prolifiksaz on X.
;
"Rumah ya? Oh, ini rumahku"
Ucap Asa sembari menunjukkan foto pemilik hatinya, Rora.;
"Satu dua tiga empat lima enam... yeay!" Asa berseru girang kemudian menghadap Rora yang merengut di sampingnya.
"Curang ih. Ngaku, batu yang kakak lempar ada remotnya, kan? Ngaku!"
Asa tertawa, "Loh yang milih batunya tadi kan kamu, sayang. Mana ada curang." Kemudian meringis ketika Rora mencubit sisi perutnya.
"Gausah sayang sayangin aku. Kak Asa nyebelin."
Asa bersorak girang lalu mencubit pipi yang lebih muda, "Aaa gemesnya~ jadi pengen nikahin kamu deh."
Rora memberontak berusaha melepaskan tangan Asa di pipinya. Menatap tajam pelaku yang kini senyum tanpa dosa. "Emang situ udah merasa kaya? Sok banget mau nikahin segala."
"Dunia ga berarti apa apa asalkan ada kamu disisi aku."
Rora mencebik, "Aduh mulutnya tolong dijaga ya. Pasti belum pernah isi botol sampo pake air sampe botolnya beneran kosong."
Mendengar itu Asa mengernyit, "Memang ada yang kayak gitu?"
Untuk kesekian kalinya cubitan maut mendarat di sisi pinggang yang lebih tua. "Iya ampun sayang. Iya kita nikahnya nanti pas aku udah jadi produser blackpi-"
"Aku sukanya baemon."
"Iya nanti kalo aku jadi produsernya baemon terus dapet duit banyak, langsung aku nikahin kamu." Asa merentangkan tangannya dramatis lalu memeluk tubuh sang kekasih erat.
Kali ini Rora tidak memberontak. Ia malah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang kekasih, menikmati aroma yang selalu membuatnya candu. Asa pun demikian. Berulang kali menghirup dalam aroma rambut yang selalu membuat pikirannya menjadi tenang.
Hingga suara dering familiar membuat Rora melepaskan pelukannya, "Itu hp kamu bunyi terus. Coba cek dulu." Titah Rora yang disambut gelengan dan pelukan yang semakin erat membuat Rora sedikit sesak.
"Lepas dulu ih," Asa menggeleng. "Lepas sebentar ya cintaku. Siapa tau penting."
Mendengar kata cinta, Asa melonggarkan pelukannya—tapi belum melepas pelukan--dengan mata berbinar. Jarang sekali pacarnya ini memanggil dirinya selain dengan embel embel 'kak'.
"Coba ulang lagi."
"Angkat telponnya dulu ih."
"Gamau, maunya kamu panggil aku cinta lagi."
Rora menghela napas lelah, "Cintaku~ angkat telponnya, ya. Siapa tau itu penting. Itu sampe berkali-kali loh suaranya." Rora tak bohong. Deringnya berbunyi berulang kali sedari tadi.
Mendengar ucapan sang kekasih, Asa melepas pelukannya lalu berjalan riang menuju tas kecil yang berada tak jauh dari mereka. Rora hanya bisa menggeleng gemas, tak heran lagi dengan tingkah yang lebih tua.
Awalnya Rora tak ingin mencampuri urusan sang kekasih, namun perubahan air muka Asa membuatnya mendekat.
"Iya iya Asa pulang." Ketus Asa lalu mematikan sambungan dengan kasar.
Asa melihat Rora lalu cemberut, "Padahal aku masih kangen kamu."
"Dari Bunda, ya?" Asa hanya menjawab dengan anggukan lalu kembali memeluk tubuh Rora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Universe || Rorasa Oneshot
FanfictionVarious stories with Asa and Rora as Main Character. Hope you guys enjoy! Contents may contain ⚠️ GxG ⚠️ G!P ⚠️ Genben ⚠️ Friendship ⚠️ Sistership