11. PromNight

1.1K 133 35
                                    

Dua hari telah berlalu sejak perdebatan panas antara Ahyeon dan Aurora. Rumah yang biasanya riuh terasa begitu sunyi. Orang tua Ahyeon belum kembali dari perjalanan mereka. Namun pagi tadi, Ahyeon mendapat kabar bahwa mereka akan pulang besok malam.

Kini, Ahyeon sedang sibuk menyiapkan kostum untuk acara prom night yang akan digelar malam nanti. Ia tak berniat menjadi pusat perhatian, memilih mengenakan gaun putih sederhana yang hanya mencapai lutut—suatu pilihan yang memancarkan keanggunan tanpa berlebihan.

Meskipun demikian, perdebatan dengan Aurora masih terngiang di benaknya. Kata-kata Aurora memang menyakitkan, tetapi tidak dapat dipungkiri kalau yang dibilang Aurora ada benarnya. Ahyeon merasa tersentuh, menyadari bahwa mungkin dirinya terlalu egois. Namun, keputusan Ahyeon untuk berkuliah di Jepang tetap tak tergoyahkan. Ia sudah memutuskan, dan siap berangkat bersama sahabat-sahabatnya, tidak perduli pada apa pun yang orang lain pikirkan.

Setelah selesai menyiapkan gaunnya, Ahyeon duduk di sofa kamar, menunggu kedatangan Chiquita. Satu jam yang lalu, Chiquita menelepon dan memberi tahu bahwa ia ingin berkunjung ke rumahnya. Chiquita baru saja kembali dari kampung halaman yang berada di Thailand, di mana ia dan keluarganya menghabiskan liburan sekolah selama satu minggu.

Liburan itu terpaksa dipersingkat karena Lisa, ibunda Chiquita yang merupakan publik figur terkenal di Korea, harus kembali untuk menjalani pemotretan yang cukup padat. 

Tanpa aba-aba, pintu kamar Ahyeon terbuka dengan suara yang menggelegar. "Kak Ahyeon! Aaaa, aku kangen banget sama Kakak!" Chiquita langsung menerobos masuk tanpa mengetuk, kebiasaan lamanya yang membuat Ahyeon hampir melompat dari sofa. 

"Canny! Astaga, kebiasaan banget deh kamu! Aku kaget tahu!" seru Ahyeon dengan nada setengah kesal, meski senyumnya tak bisa disembunyikan. 

"Hehe, mian!" sahut Chiquita, langsung memeluk Ahyeon dengan erat, seperti anak kecil yang lama tak bertemu kakaknya. Setelah melepas pelukan, ia menyerahkan beberapa paper bag besar. "Ini aku bawain oleh-oleh buat Kakak!"

Mata Ahyeon membulat saat menerima tas-tas itu. "Wah, banyak banget, Canny! Serius ini semua buat aku?" tanyanya dengan antusias. 

"Tentu saja! Aku juga bawain oleh-oleh untuk yang lain, tapi nggak sebanyak ini. Kakak kan spesial!" ujar Chiquita sambil mencium pipi Ahyeon dengan manja. 

"Gemes banget, sih, kamu!" balas Ahyeon mencubit pipi Chiquita dengan gemas. 

Mata Chiquita kemudian tertuju pada gaun putih yang tergantung rapi di sisi ruangan. "Ini untuk acara malam nanti, ya?" tanyanya penuh rasa ingin tahu. 

"Iya, aku akan memakai itu," jawab Ahyeon sambil tersenyum.

"Pasti Kak Ahyeon akan sangat cantik dengan dress itu," kata Chiquita, membayangkan betapa anggunnya Ahyeon nanti malam. "Mau ku antar?" tawarnya, berharap bisa menemani Ahyeon.

"Tidak perlu, Canny. Aku akan berangkat bersama Asa nanti," jawab Ahyeon, yang membuat Chiquita memajukan bibirnya dengan sedikit kecewa.

"Yah, aku kalah cepat dengan Kak Asa," keluh Chiquita, suaranya terdengar manja. Ahyeon tertawa mendengar tingkah Chiquita yang lucu.

"Kamu kan baru pulang dari liburan, aku juga nggak tahu kalau kamu pulang hari ini, sayang," ujar Ahyeon, tanpa sadar memberikan dampak besar bagi hati Chiquita. Kata-kata sederhana itu membuat detak jantung Chiquita semakin cepat.

"Aaaa, Kak Ahyeon, jangan panggil aku gitu, aku jadi salting!" jawab Chiquita manja, wajahnya memerah seketika.

"Haha, baiklah, baiklah," Ahyeon tertawa kecil melihat wajah Chiquita yang semakin memerah.

Lowkey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang