4

9 0 0
                                    

Gema menarik tangan Khaluna memasuki rumah, gadis itu bilang akan main sebentar sebelum pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gema menarik tangan Khaluna memasuki rumah, gadis itu bilang akan main sebentar sebelum pulang. Gema tentu setuju, apalagi Mamanya Nara sangat menyukai Khaluna. Keadaan rumah terlihat sepi, mungkin Nara tengah berada di taman bekalang. Kedua gadis itu memilih langsung ke kamar, dan nanti akan menemui Nara selepas ganti baju.

"Kamar lo ganti cat ya, Gem?"

Gema yang tengah memilih baju di lemari itu menoleh. "Mana ada, Lun. Ngada-ngada lo."

Khaluna terkekeh, lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur. Niatnya Khaluna akan mengambil motor, agar Verlia tidak marah. Tapi saat sampai ke rumah Gema, ia malah ingat Nara. Perempuan lebut dan ke ibuan itu sangatlah baik padanya, sungguh berbeda dengan Verlia. Khaluna kadang iri pada Gema, gadis itu punya Mama dan Papa yang baik. Sedangkan Khaluna, tau Papanya saja tidak.

"Gak mau ganti baju? Nanti dimarahin Mama, lho." kata Gema sebelum masuk ke kamar mandi.

Khaluna malas namun dengan cepat duduk untuk mengambil baju di lemari. Mereka memang sering saling meminjam baju jika sedang main ke rumah masing-masing, dan masalah mengembalikan itu bisa belakangan. "Yang mana aja kan, Gem? Bebas?" tanya Khaluna begitu melihat Gema keluar dari kamar mandi dengan baju santai.

"Terserah, baju lo juga ada di gue."

"Buat lo aja, gue pinjem yang ini ya." Khaluna mengangkat kaos over size berwarna hitam ditangannya.

"Pake aja. Mau gue tunggu apa ke bawah sendiri?"

"Duluan aja, nanti nyusul."

"Oke, gue ke bawah duluan."

Sepeninggalan Gema Khaluna tidak langsung ganti baju, tungkai kakinya malah melangkah ke arah dinding sebelah kanan. Dimana terdapat beberapa poto Gema bersama kedua orang tuanya. Bibirnya tersenyum kecut, ada rasa rindu yang entah bagaimana cara Khaluna meluapkannya. Tidak ada tempat untuk rindu itu berlabuh, semuanya mengambang. Yang ada hanya pertanyaan demi pertanyaan dikepalanya, entah siapa yang akan memberinya jawaban. Verlia seakan menutup semua hal yang bersangkutan dengan Papanya. Di sekolah, wali Khaluna Verlia. Dari TK, SD, SMP, sampai SMA walinya tetap Verlia.

"Gue gak punya Papa, ya?" lirihnya. "Seburuk apa sih dia, sampai Mama gak ngijinin Luna buat tau."

Setelah puas memandangi tembok berhiaskan pigura itu Khaluna mulai melangkah menuju kamar mandi, mengganti seragamnya dengan kaos milik Gema. Saat keluar dari kamar, suara orang yang tengah mengobrol terdengar dari arah dapur. Tanpa menunggu di persilahkan Khaluna melangkah ke sana, disana ada Gema yang tengah menikmati makan siang di temani Nara.

"Luna, sayang ayok makan siang." panggil Nara yang menyadari kehadiran Khaluna.

"Iya Tante, Tante sehat?" tanya Khaluna menghampiri perempuan itu.

"Sehat, Tante sehat. Luna sendiri gimana, Tante denger dari Gema katanya Luna jatuh?"

Khaluna melirik ke arah Gema yang khidmat menikmati makan siangnya. "Udah lumayan sembuh kok, Tan. Hari ini Tante masak apa?"

Why???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang