If You Are Reading This Story On Any Other Platform OTHER THAN WATTPAD, You Are Using Likely To Be At Risk Of A Malwares Attack. The Original Story Only You Find On Wattpad.
- San4minatozaki -
DO NOT COPY PASTE MY STORY
⚠️
Happy Reading!!
Kalian bisa merahasiakan apa yang ada di cerita ini? Jangan disebarkan, cukup menjadi rahasia kita ya 😌😉
“Yujin,” suara berat itu memanggil Yujin yang tengah memberi makan ikan koi di kolam ikan yang ada di halaman rumah.
Yujin berdecak. Gadis itu sungguh malas berurusan dengan seorang Shim Jae-yoon. Melihat pria itu pulang ke rumah membuat ia mendengus sebal.
Seorang pria berkemeja putih dengan rompi abu-abu gelap berdiri di pintu rumah, memandang ke arah sang istri yang sibuk dengan makanan ikan di tangan.
“Panggil istri saya. Minta dia datang ke kamar. Saya punya urusan yang harus diselesaikan sekarang juga,” perintahnya pada seorang pelayan bernama Wonyoung yang sudah setia bekerja pada keluarga Shim sejak umur delapan tahun.
Gadis berumur dua puluh tahun itu mengangguk patuh pada sang majikan, lantas berjalan menghampiri istri seorang Shim Jae-yoon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jae-yoon yang kerap dipanggil Jake itu lantas berbalik arah memasuki rumah besarnya. Berjalan dengan santai sambil melonggarkan dasinya, pria itu berulang kali meneguk ludahnya sendiri membayangkan akan apa yang akan terjadi setelah ini.
Lima belas menit pria itu menunggu di kamar, dan akhirnya Yujin masuk ke dalam kamar mereka.
“Ada apa kau memanggilku?” tanya Yujin dengan nada tak suka. Gadis itu masih berdiri di dekat pintu, takut kalau Jake akan melakukan hal itu lagi padanya. Seandainya Jake melakukannya, ia akan berteriak dan lari keluar kamar.
Jake terlihat duduk di pinggir kasur besar mereka yang dingin. Kasur itu tak pernah mereka gunakan untuk tidur karena Jake lebih sibuk dengan pekerjaannya, dan Yujin tidak suka tidur di kamar besar sendirian. Lebih tepatnya, ia tidak suka berada di kamar itu karena ia pasti akan mengingat setiap perlakuan Jake padanya.
“Kemarilah, dan jangan lupa kunci pintunya,” pria itu melonggarkan dasinya, membuat Yujin merasa ada yang tidak beres setelah ini.
“Aku tidak mau,” tolaknya.
Mendengar pernyataan itu, Jake berdiri dan berjalan dengan langkah kaki cepat.
Pria itu segera mengunci pintu dan mengantongi kunci kamar mereka.
“Aku mau kau mencoba rok yang ku belikan,” kata pria itu.
Perlahan, deru napas pria itu mengenai wajahnya. Tangan kekarnya meraih rahang Yujin, menguncinya, menahan agar wajah di hadapannya tak berpaling.
“Pake rok,” ulangnya.
“Aku tidak mau,” balas Yujin dengan mata mendelik.
“Aku sudah beli rok dan gaun yang banyak untukmu tapi kau selalu memakai celana pendekku. Kau itu perempuan. Seharusnya kau pakai rok ataupun gaun bukan celana pendek punyaku, Yujin. Lepas celana itu dan ganti dengan rok yang kubeli tadi,” perintahnya.
“Enggak.”
“Lepas,” titahnya.
Jake mundur selangkah. Ia hendak menarik celana pendek sebatas paha miliknya yang dikenakan Yujin, tapi Yujin segera berlari ke ranjang untuk menghindar.
“Aku tidak mau pake rok. Kau tau kan, kalau pakai rok entar yang di bawah bisa kelihatan?”
“Maksudmu?” tanya Jake tak mengerti.
“Kalo ada angin, rok bisa terbang. Dan celana dalamku bakal kelihatan,” katanya.
Jake tertawa.
“Itu alasanmu tidak mau pakai rok?”
Yujin mengangguk.
“Aku baru tahu kalau aku sudah menikahi gadis tomboy yang lucu sepertimu. Kau tinggal pakai legging. Apa susahnya?”
“Aku tidak suka pakai legging. Terlalu ketat.”
Jake tersenyum lebar. “Ya sudah, kau tidak usah pakai legging. Cukup pakai rok saja. Lagipula... Kau selalu di rumah, bukan? Yang melihatmu hanya aku.”
“Terus kenapa kau menyuruhku pakai rok?”
“Karena kau perempuan, Yujin. Aku tidak suka kau memakai celana. Apalagi celanaku.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
