Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DON'T FORGET TO VOTE ⭐!!
HAPPY READING 💫
"Yak! jangan asal duduk di bangku orang saja!" begitu melihat siswa lain duduk di bangku Bus punyanya Yerim langsung saja kesal dan menariknya kasar "duduk sesuai urutan absen kan? jadi jangan marah!" kesal Yerim
tadinya mau marah namun si nakal sekolah ini memang berucap benar juga, jadi dia mencari nomor absen nya di urutan bangku bus paling belakang.
teman-teman Yeri hanya bisa menghela nafas melihat Yerim yang bertingkah semena-mena lagi. pasti ada masalah baru yang di hadapi oleh Yerim tapi mereka tidak mau terlalu mengusik sebelum Yerim yang menyerahkan dirinya untuk cerita terlebih dahulu
"ini hotpack, cuaca dingin jadi pegang ini" Jungkook memberi bantal tangan miliknya pada Yerim "aku dan Nayeon duduk di bangku paling depan jadi kau dengan Yerin saja" tambahnya lagi
"Yerimmie ini ada cemilan kubawa kau makan dengan Yerin, aku juga duduk di bangku paling depan" Joy juga serahkan seserahan makan untuk Yerim
"ne gomawo~" hanya berterima kasih dengan pemberian teman-temanya itu lalu segera dirinya memeluk lengan Yerin yang duduk di sampingnya dan segera menutup matanya
teringat dengan sang Mommy yang tadi pagi "aku marah pada Mom, tidak papakan dad?" lirihan dalam hatinya. takut jika dia marah ke mommy nya maka daddy di atas sana akan merasa kecewa padanya.
****
Kalaupun Irene menelepon Yerim sama saja tidak ada gunanya. sedari pagi sampai malam seperti ini Irene masih belum bisa tidur dan selalu overthinking akan putrinya. sudah jam 02:30 pagi Irene belum juga merasakan kantuknya
berpura-pura sibuk dengan berkas kantornya namun sudah selesai dia kerjakan. membaca naskah iklannya namun dia tidak bisa fokus dan segera menyampingkan naskahnya itu. besok akan berangkat ke Thailand selama 2 minggu lamanya dan dia sudah menyusun barangnya juga namun badanya belum juga cukup lelah
beginilah saat ini dirinya, duduk di balkon rumah, duduk di bangku yang bermeja bulat kecil dan di atas meja ada segelas kopi espresso yang dia seruput saat sadar dari lamunan nya. piyama tidurnya yang begitu hangat di badan tidak membuat Irene merasa sangat dari hati
"Yerimie~" lirihnya sendu
memikirkan sang anak bagaimana di hutan sana. kenapa tadi pagi dia marah tidak jelas? bagaimana jika di hutan sana sang anak berlaku yang tidak-tidak?
bagaimana jika tib-tiba Yerim meloncat dari tebing yang tinggi?
Irene gelengkan kepalanya berulang kali. sadar dirinya beberapa hari ini sedang di selimuti oleh emosi. memang dia sedang datang tamu bulanan nya sejak tiga hari yang lalu yang di mana dia selalu sensitif jika sedang datang tamu bulanan namun saat ini Irene sudah sadar
