5. sore

4.6K 181 4
                                    

Mohon bijak memilih bacaan.

Anak tetangga.
Dont report

"Iya bunda. Mas jeno kekamar nana aja yuk. Di sini nggak enak ada bunda."

Di sinilah jeno sekarang. Duduk di atas karpet yang ada di kamar nana. Tapi nggak ada salah satupun dari mereka yang memulai pembicaraan.

Nana sibuk sama ponsel di tangannya dan sesekali cekikikan entah apa yang lucu untuk remaja itu. Sementara jeno jadi merasa sedikit canggung.

Ingin memulai pembicaraan tapi jeno bingung memulai dari mana. Kelihatannya nana juga nggak berminat memulai obrolan dengan dirinya.

Mungkin ajakan nana kekamar tadi cuma buat menghindari bundanya.

Jeno menatap sosok kecil yang duduk di sampingnya saat ini. Tengah pokus dengan ponsel di tangannya dan bersandar dengan nyaman.

"Nana sekarang udah kelas berapa?."

Nana yang di beri pertanyaan sempat melirik pada jeno. Dia memutuskan untuk membalas pesan di ponselnya terlebih dahulu lalu pokus pada jeno yang ada di sampingnya.

"Nana udah kuliah mas. Baru semester dua sih."

"Muka kamu masih kaya dulu. Sampai saya nggak sadar kalau kamu sekarang udah delapan belas tahun. Bukan anak kecil lagi." Jeno tertawa setelah mengatakan itu.

Tapi berbeda dengan nana. Wajahnya merengut. Kedua tangannya sudah terlipat di dada, menatap jeno kesal.

"Maksut mas jeno nana sekarang keliatan kayak bocah gitu?!."

Jeno panik. Takut nana marah padanya.

"Loh maksut mas nggak gitu. Na-"

"Pulang!."

Baru aja jeno mau mengatakan maksud ucapan dia. Nana sudah keburu mengusirnya duluan. Si manis naik ke atas kasur lalu membungkus tubuh kecilnya dengan selimut. Enggan menatap jeno.

"Yaudah mas pulang ya."

Jeno berdiri dari duduknya. Ia sempatkan menatap nana terlebih dahulu sebelum pergi dari kamar itu.

"Besok kamu mau temenin saya keliling nggak? Soalnya tempat ini udah banyak berubah jadi-" jeno berdehem pelan. "Saya takut nyasar."

Lama jeno tunggu jawaban dari nana. Di rasa nana nggak akan ngejawab ucapan dia, jadi jeno memutuskan pergi tapi saat dia di ambang pintu nana bersuara.

"Tapi abis nana selesai kelas."

"Oke."

Bunyi pintu tertutup menandakan jika jeno sudah keluar dari kamar nana. Nana juga memutuskan keluar dari gulungan selimut. Matanya menatap pintu yang sudah tertutup rapat.

Nana menghela nafas pelan berusaha untuk mengontrol dirinya. Bayangan masalalu yang sudah tidak teralalu dia ingat tapi masih menimbulkan rasa takut terhadap jeno.

"Nggak papa. Kalau mas jeno nakal tinggal aduin kebunda." Kedua tangan nana terangkat dengan jari jari kecil nya yang mengepal, menyemangati dirinya sendiri.

Kak Jeno [ nomin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang