Rodeo mungkin sudah menghabiskan 50% penyimpanan kameranya untuk memotret berbagai sudut di acara Welcoming Party Mahasiswa Baru sore ini, tetapi belum ada satu pun hasil foto yang membuatnya merasa puas.
Jemarinya sedari tadi sibuk menekan tombol next dari kamera sambil melihat-lihat sekilas. Foto kue-kue menggiurkan, sekawanan maba tertawa-tawa riang, MC acara yang heboh, pembicara yang bijaksana nan asyik, panitia yang sibuk ke sana kemari, tidak ada yang spesial dari foto-foto tersebut. Kecuali ..., ketika jari-jari Rodeo iseng memperbesar salah satu foto mahasiswa baru yang sedang tertawa riang dengan teman-temannya, Rodeo mendapati dirinya menaikkan sebelah alis dan menahan senyum kecil.
Sebetulnya, Rodeo juga masih mahasiswa baru. Dia merupakan mahasiswa jurusan Sistem Informasi yang kebetulan tertarik dengan media dan publikasi. Dia menawarkan diri menjadi seorang volunteer untuk unit kegiatan mahasiswa (UKM) Media Center Club yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini bersama dengan salah satu himpunan. Oleh karena itulah, alih-alih menjadi peserta acara sama seperti mahasiswa-mahasiswa baru lainnya, Rodeo ikut bekerja membantu panitia mendokumentasikan acara ini.
"Job kita hari ini sisa interview dan dokum peserta acara yang hadir sampai akhir." Gita, salah satu aktivis Media Center Club, tiba-tiba muncul di hadapan Rodeo seusai berbincang-bincang dengan tamu yang datang.
"Butuh berapa peserta untuk interview?" Rodeo bertanya.
"Tiga orang cukup kali, ya? Ini cuma buat feedback di belakang majalah bulan ini aja kok," jawab Gita sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencari orang-orang yang potensial untuk diajak bekerja sama.
Sambil bersandar di dinding, Rodeo dengan malas-malasan mengangkat kameranya kembali dan menjepret beberapa orang di sekitar mereka yang sedang menikmati sesi istirahat acara. Dia kembali melihat-lihat foto yang diambilnya barusan.
"Start dari cewek-cewek yang itu aja, gimana?" Telunjuk Gita menunjuk ke arah tiga perempuan anggun yang sedang mengobrol riang sambil menyesap secangkir minuman.
Rodeo mendongak, mengikuti arah yang Gita maksud. "Eh serius?"
"Kenapa memangnya?" Gita balik bertanya.
Rodeo menggeleng. "Good choice," ucapnya sambil setengah menahan senyum. "Yang itu cakep banget."
Seketika Gita terbahak-bahak. Dia tidak menyangka bahwa Rodeo, si anak baru, akan berbicara sejujur itu.
Salah satu dari tiga gadis yang dimaksud Gita adalah orang yang sama dengan mahasiswa baru yang menarik perhatian Rodeo dari kameranya tadi, bahkan sampai Rodeo harus perlu memotret ulang gadis cantik itu sekali lagi untuk memastikan bahwa gadis itu memang menarik. Rodeo tidak ingin berniat macam-macam, sungguh. Dia hanya ... entahlah, mungkin penasaran. Dengan gaya candid gadis itu yang menawan, mata yang terpejam saat tertawa dengan temannya, dan senyum yang terukir indah dari bibirnya, Rodeo rasanya ingin menatap gadis yang baru dijumpainya lima menit lalu itu lebih lama.
"Kayak lo baru pertama kali lihat cewek cantik aja," timpal Gita.
Rodeo mengangkat bahunya. "Bukan gitu. Mukanya familiar."
"Oh. Denger-denger dari teman gue, cewek yang di tengah itu memang pemenang kontes Girls' Today! tahun lalu sih. Mungkin, lo memang pernah lihat mukanya di majalah-majalah."
Girls' Today! merupakan media publikasi yang sedang populer di kalangan remaja dan wanita muda beberapa tahun terakhir ini. Majalah-majalah fesyen bulanan yang diterbitkan oleh Girls' Today! kembali meningkatkan permintaan majalah cetak di pasaran hingga viral di media sosial TikTok. Sejak tiga tahun silam, Girls' Today! mengadakan kontes kecantikan bagi gadis-gadis muda yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan menunjukkan bakat terpendam mereka. Menurut Gita, gadis yang Rodeo incar itu memang merupakan pemenang kontes kecantikan tersebut. Oleh karena itu, Rodeo tidak lagi heran mengapa gadis itu rasanya begitu familiar walau Rodeo tak tahu persis apakah dia benar-benar pernah menjumpai wajah gadis itu di salah satu majalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thousand Steps to Let You Go
RomancePilihan yang tersedia hanya ada dua: menjadi asing karena menyatakan rasa atau patah hati karena ada orang yang lebih istimewa. Rodeo Mahendra sering memotret banyak hal dalam hidupnya. Namun, ketika lensa kameranya menangkap visual Julia untuk pert...