4. Malam yang Indah

93 24 0
                                    

Yeonjun di rumah dan Yeonjun di luar memiliki dua aura yang sangat berbeda. Omega yang baru saja selesai berenang kini mengenakan pakaian ketat yang membungkus tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan lekuk tubuhnya yang menggoda. Pakaian itu begitu pas sehingga siapapun yang melihatnya akan sulit mengalihkan pandangan mereka, membuat alpha yang memandangnya semakin sulit untuk tidak membayangkan apa yang ada di balik kain tersebut.

Yeonjun sebenarnya tidak berencana keluar malam ini, terlebih lagi tanpa ditemani Taehyun atau Huening Kai, dua teman Alpha yang selalu melindunginya tanpa pernah menunjukkan niat buruk. Namun, rasa bosan membuatnya keluar, dan kali ini ia menuju sebuah restoran yang cukup meyakinkannya bahwa Alpha manapun tak akan bisa menyentuhnya tanpa izin.

Ketika Soobin menanyakan alamat rumahnya untuk menjemputnya, Yeonjun menolak tegas. Baginya, memberikan alamat rumah kepada seorang Alpha yang belum dikenal sama saja dengan mengundang bahaya.

"Permisi, apakah anda Choi Yeonjun?" sapa manajer restoran begitu Yeonjun masuk. Sepertinya Soobin sudah memberikan deskripsi yang sangat detail sehingga sang manajer bisa mengenalinya dengan cepat.

"Dia omega terpanas yang akan kamu temui di kota Sylvia yang sepi ini." kata Soobin dalam pesannya.

Manajer restoran, yang sudah terbiasa dengan permintaan Soobin, mencoba bersikap profesional. Namun, di hadapannya kini berdiri seorang omega yang benar-benar memikat, membuat siapapun sulit untuk mengabaikannya.

"Ya, di mana Soobin?" tanya Yeonjun tanpa basa-basi.

"Dia menunggumu di ruang pribadi Yeonjun ssi, silakan ikuti saya." jawab manajer dengan hormat.

"Tunggu, ruang pribadi?" Yeonjun mengerutkan alis, menatap manajer dengan ragu. Dengan senyum tipis, dia berkata, "Aku lebih suka duduk di luar."

"Tapi..."

"Jika Soobin memang peduli, panggil dia ke sini. Aku tidak nyaman di ruang tertutup."

Tanpa menunggu jawaban, Yeonjun segera menuju meja kosong di dekat jendela dan duduk dengan anggun. Ia mulai bermain dengan ponselnya, mengabaikan hiruk-pikuk di sekelilingnya. Manajer restoran tidak punya pilihan selain melapor kepada Soobin. Sementara itu, Yeonjun fokus pada permainan di ponselnya, mengabaikan sekitarnya.

Beberapa saat kemudian, Soobin tiba.

"Yeonjunie?" panggilnya lembut.

Yeonjun perlahan mengangkat pandangannya, menatap Soobin dengan sedikit kebingungan, mungkin karena cahaya lampu atau wajah Soobin yang tampak lebih menarik dari biasanya. "Maaf, aku tidak tahu Yeonjunie takut pada ruang tertutup." kata Soobin sambil tersenyum, menampakkan lesung pipitnya yang menawan.

"Ah, bukan masalah besar." jawab Yeonjun, menutup game di ponselnya dan menatap Soobin dengan senyum tipis. "Kamu terlihat sangat tampan."

"Haha, terimakasih. Kau bahkan lebih tam- oh seharusnya aku memujimu cantik, maafkan aku Yeonjunie.." jawab Soobin sambil tertawa, mencoba mencairkan suasana. Namun, tatapannya tidak bisa menyembunyikan keinginan yang sudah lama dipendam. Meskipun Yeonjun memuji ketampanannya, jelas bahwa omega ini tidak tertarik lebih dari sekadar basa-basi.

"Nah, Soobin-ssi tampan, jadi itulah mengapa aku di sini. Aku belum pernah makan malam dengan Alpha seperti ini sebelumnya." kata Yeonjun dengan nada menggoda.

"Aku juga belum pernah membawa omega ke tempat ini." balas Soobin dengan tatapan tajam yang perlahan menelusuri tubuh Yeonjun, seolah menilai setiap detail dari omega di depannya. Di dalam pikirannya, Soobin menahan hasrat yang mulai menguasai pikirannya, merasakan keinginan yang semakin kuat setiap kali matanya menangkap kilauan di mata Yeonjun.

Ketika makanan tiba, Yeonjun tidak langsung mulai makan. Ia malah memandang Soobin dengan tatapan tajam, "Kamu duluan." katanya tegas. Yeonjun tentu sangat berhati-hati dengan makanan yang disajikan untuknya. Waspada jika Soobin menaruh obat tidur sejenisnya ke dalam makan malamnya ini.

"Hei, jangan hanya makan di bagian itu, cobalah yang ini juga." lanjutnya, membuat Soobin merasa seperti sedang diperintah.

Meski merasa sedikit terintimidasi, Soobin mengikuti instruksi Yeonjun dan mulai makan. Omega di depannya ini memiliki kepribadian yang galak dan suka memerintah, sangat berbeda dari omega lain yang biasanya ditemui Soobin. Dia pun semakin tertarik, meski di dalam dirinya ia tahu betul bahwa Yeonjun tidak akan mudah menyerah pada pesona seorang Alpha.

Saat melihat saus merah yang menempel di sudut bibir Yeonjun, Soobin tanpa sadar meraih tisu dan menyekanya dengan lembut. Yeonjun terkejut dengan tindakan itu, karena dia tidak menyangka Soobin bisa sehalus itu. Namun, Soobin sendiri juga terkejut dengan apa yang baru saja dilakukannya. Saat itu, dia menyadari bahwa perasaannya terhadap Yeonjun jauh lebih dalam dari sekadar keinginan fisik.


Muchi No ChiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang