Soobin dan Yeonjun keluar dari restoran sambil berpegangan tangan. Yang satu sudah merasa kenyang, sementara yang lainnya bahkan belum sempat menyelesaikan makanannya karena terlalu terpesona dengan setiap gerakan yang Yeonjun lakukan. Tapi tunggu, apakah mereka benar-benar sedang berpegangan tangan? Kkk"Soobin-ssi, aku kedinginan." kata Yeonjun dengan suara manja. Dia menatap Soobin dengan mata berbinar, tubuhnya sedikit bergoyang mengikuti ritme spontan sambil berpura-pura 'tidak sengaja' bersandar di dekat pria itu. "Pinjamkan aku tanganmu."
Soobin tentu saja tidak bisa menolak permintaan Yeonjun yang ingin bersandar padanya. Tapi ia juga tahu bahwa Yeonjun seringkali hanya menggoda, seperti malam itu di Frost Pub. Soobin, yang biasanya jago menggoda, kini malah menjadi korban godaan Yeonjun. Meskipun dia tahu trik sederhana Yeonjun, Soobin tetap membiarkannya bermain-main seperti itu.
Kedua tangan mereka, satu besar dan satu kecil, saling menggenggam dengan lembut. Ada kelembutan dan kehangatan yang bercampur, meskipun pikiran mereka berbeda. Salah satu dari mereka merasa puas bisa mengerjai dengan bermain-main, sementara yang satunya bingung dengan perasaan yang baru saja muncul dari genggaman tangan hangat itu.
Soobin, yang biasanya tidak suka hal-hal kekanak-kanakan seperti berpegangan tangan, kali ini merasa berbeda. Mungkin ada sesuatu pada diri Yeonjun yang membuatnya ingin mengalami hal-hal yang dulu dia anggap membosankan.Soobin menyadari bahwa Yeonjun membuatnya menyukai hal-hal kecil dan sederhana, seperti cara Yeonjun mengangkat jari-jari rampingnya, cara dia memicingkan mata saat melihat lampu-lampu mobil yang lewat, atau cara dia menyesap anggur. Semua itu membuat Soobin ingin jatuh cinta.
Sekarang, tangan mereka saling menggenggam, meskipun Soobin merasa bahwa Yeonjun melakukannya dengan sengaja. Meskipun telapak tangan Yeonjun hangat, Soobin tetap merasakan dingin yang membuatnya tak bisa menolak pesona omega yang begitu menggodanya.
"Yeonjunie, bolehkah aku mengantarmu pulang? Tidak aman bagimu naik bus jam segini."
"Jadi, apakah aman untuk pulang denganmu?" tanya Yeonjun dengan senyum menggoda. Dia bisa merasakan cengkeraman Soobin saat menawarkan untuk mengantarnya pulang. Yeonjun tak bisa menahan diri untuk tidak mencubit tangan Soobin dengan lembut, seperti permainan kecil antara mereka. Orang lain mungkin melihat mereka sebagai pasangan yang bahagia dan penuh kasih sayang, tapi sebenarnya jabat tangan itu menyimpan banyak makna tersembunyi.
"Benar-benar aman, aku janji." Soobin berbisik pelan di telinga Yeonjun, nada suaranya penuh makna yang membuat telinga Yeonjun merona. "Kecuali jika kamu ingin membuatnya menjadi berbahaya."
"Baiklah." Yeonjun mengangkat bahu, bulu matanya yang lentik menutup sejenak, menyembunyikan tatapan liciknya. "Ingat kata-katamu, tuan muda. Jangan berbohong padaku, aku rapuh."
Mobil Soobin adalah barang mewah, sesuatu yang sudah lama tidak dilihat Yeonjun. Sejak terakhir kali, ia tidak pernah melihat hal semewah ini. Bugatti yang dimiliki Soobin membuat Yeonjun teringat pada ayahnya yang sering kali berbelanja barang-barang mahal. Namun, meskipun Soobin memiliki kekayaan berlimpah, Yeonjun sudah pernah melewati usia di mana dia tertarik pada pria yang suka pamer. Yang ia cari sekarang adalah pria yang penuh kehangatan dan perhatian, bukan sekadar kekayaan.
Soobin dengan lembut membukakan pintu mobil untuk Yeonjun. Seperti yang diharapkan, dia duduk di kursi penumpang, dan meskipun Yeonjun tidak terlalu memikirkannya, Soobin tetap memperhatikan detail kecil itu.
"Mengapa kamu tidak memakai sabuk pengaman? Biar aku bantu."
"Aku tidak suka sabuk pengaman. Rasanya seperti diikat."
"Kamu memang sulit diperintah." Soobin tertawa sambil mengatur AC dalam mobil sebelum memeluk Yeonjun dan mencari sabuk pengamannya. "Ini penting."
"Tidak perlu." Yeonjun menepis tangan Soobin yang berusaha mengencangkan sabuk pengamannya. Namun, saat Soobin membungkuk, aroma feromon Soobin yang kuat tercium oleh Yeonjun, membuatnya berseru, "Oh, sekarang aku tahu, Soobin-ssi punya hewan peliharaan di celananya, ya?"
Sialan.
Soobin menghabiskan seluruh waktunya tadi untuk berjuang dengan kenyataan bahwa dia selalu merasa tegang di depan Yeonjun. Meskipun ia berhasil menyembunyikannya ketika mereka duduk di meja makan dan bahkan saat berjalan bergandengan tangan, sekarang semuanya terlihat jelas.
Yeonjun tampak sangat tertarik dengan apa yang dilihatnya. Tanpa ragu, dia meletakkan telapak tangannya yang halus di atas paha Soobin, merasakan kehangatan yang mengalir di antara mereka. Soobin, yang biasanya memegang kendali, kini berada di bawah kekuasaan Yeonjun.
"Choi Yeonjunh." Soobin mengucapkan namanya dengan suara pelan, penuh dengan gairah yang dia coba tahan. Dia tidak bisa lagi memanggilnya dengan nada lembut seperti biasa karena sekarang, dia sudah mencapai batasnya.
"Ya, Soobin?" Yeonjun tersenyum, sambil tangannya yang nakal meraba-raba ritsleting Soobin. "Kamu sangat keras, sayang."
"Aku tidak akan berhubungan seks dengan Alpha, tapi..."
"Soobin-ssi, maukah kamu mencoba mulutku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Muchi No Chi
FanfictionTerjemahan 無知の知 (Muchi no chi) : Pengetahuan akan ketidaktahuan Start : 12 Agustus 2024 End : -