JIWA MANUSIA BUMI?

8 1 0
                                    

"Hiyaahhh," ucap Altalune melontarkan anak panahnya ke suatu pohon didalam hutan.

Dengan gesit Altalune berlari mencari anak panahnya yang tertancap dipohon besar. 

"Putri jangan terlalu cepat berlari, nanti kamu bisa~" ucap pemuda yang tengah berlari mengejar Altalune "Terjebak," lanjutnya dan terhenti saat melihat Altalune yang sudah terjebak diatas pohon.

"Aww- apa ini," ucap Altalune. Kini Altalune telah tersangkut disalah satu jaring jebakan milik pemburu dihutan. "Kenapa mereka masih saja memburu hewan disini, ternyata belum jera juga aku kerjai mereka," kesalnya.

Altalune mengeluarkan sihir dari tangannya membuat jaring yang menjeratnya terlepas begitu saja, ia mengalunkan tangan dan merusak semua jebakan yang berada disekitarnya.

"Ya seperti biasa putri, mana ada kata jera bagi para pemburu hutan," ucap pemuda yang sudah berdiri tepat disamping Altalune.

Putri Altalune melirik pemuda yang ada disampingnya itu "Dan ya Alterix, bisa tidak kamu berhenti panggil aku dengan sebutan putri, itu terlalu aneh untukku. Panggil namaku saja!" perintah Altalune.

"Tapi putri, kamu adalah anak dari raja bukankah tak sopan jika aku hanya memanggilmu dengan nama saja?" bantah Alterix.

"Apa? masih saja kamu membantahku! Lagi pula kamu ini sahabat aku dari kecil, kenapa masih bersikap seolah aku atasanmu," ucap Altalune.

"Tapi putri~"

"Ayolah Alterix, jangan membuatku kesal," sela Altalune membuat Alterix menghela nafas pasrah.

"Baik-baik, mulai hari aku akan panggil kamu dengan sebutan nama saja," ucapnya sambil menyenderkan tubuhnya dipohon besar.

Altalune tersenyum, akhirnya sahabatnya ini mengalah juga "Bagus anak pintar," ucapnya.

"Tapi saat ada di Istana aku akan tetap memanggilmu Putri Altalune," imbuh Alterix dan Altalune hanya mengangguk.

Alterix adalah sahabat putri Altalune dari kecil. Ayah Alterix merupakan seorang pengawal dan tangan kanan Raja Luay yang sangat dipercaya sekali, jadi wajar saja raja tidak melarang putrinya untuk berteman dengan Alterix. Bahkan raja berencana akan menjodohkan mereka berdua.

"Alterix ajak aku ke perpustakaan ayahmu," ucap Altalune.

Alterix mengernyit "Untuk apa?"

"Hanya membaca dan mencari tau," jawab Altalune.

"Soal apa?" tanya Alterix penasaran.

Altalune "Sudahlah nanti saja aku beri tahu, ayo aku bosan disini," ajak Altalune menarik tangan Alterix membuatnya pasrah saja.

"Iya-iya baik," Alterix berjalan mendahului Altalune, tetapi Altalune malah melompat dari satu pohon ke pohon lain.

"Kamu sedang apa Altalune? tingkahmu itu seperti kera saja," cibir Alterix.

Altalune berhenti sejenak seperti memikirkan sesuatu hingga kemudian melanjutkan aktivitasnya lagi, berlompat dari satu pohon ke pohon lain "Kamu benar Alterix jika aku menjadi kera, mungkin aku akan lebih bebas dari sekarang," ucapnya membuat Alterix melotot heran dengan kelakuan anak rajanya ini.

Kini mereka telah sampai diperpustakaan milik keluarga Alterix. Perpustakaan ini terdapat banyak buku-buku bersejarah tentang negeri Lunar dan buku-buku kuno lainnya. Mereka berdua masuk ke dalam bangunan dari kayu itu yang ternyata didalamnya sangat besar dan banyak buku serta barang-barang antik.

"Ngomong-ngomong dimana wanita tua menyebalkan itu," ucap Altalune sembari melirik sudut-sudut ruangan itu.

"Sttt~ Altalune jangan seperti itu, itu juga nenek penjaga rumahku bukan," tegur Alterix.

"Ya tapi tetap saja dia sangat menyebalkan, andai dia tau aku ini siapa pasti dia tak akan berani memarahiku. Atau mungkin saat melihat mukaku saja dia akan menunduk," pekik Altalune. Mereka berdua tertawa.

Altalune memang suka sekali menyamar saat berpergian dari istana, dia memilih berpenampilan seperti warga desa pada umumnya tanpa menggunakan pakaian ala anak raja supaya tidak dikenali banyak orang.

Alterix sedang melihat-lihat buku kuno yang tersusun rapi dirak perpustakaan milik ayahnya itu. Ia memang suka pergi ke perpustakaan ini, tetapi hanya beberapa buku saja yang dia baca karena tertarik.

Tiba-tiba Altalune menjerit karena melihat binatang yang menjijikan untuknya yaitu seekor kecoa, dengan spontan langsung saja dia menyulap binatang itu menjadi batu kerikil.

"Kamu tidak apa-apa Altalune?" tanya Alterix mendekati Altalune karena cemas. Altalune menggeleng mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.

"Aku menemukannya Rix," ucapnya.

Alterix mengangkat sebelah alisnya "Menemukan apa?"

Altalune menyodorkan sebuah buku tebal berjudul "Jiwa Manusia Bumi"

"Buku apa ini?" tanya Alterix penasaran.

Altalune tersenyum dan duduk dibangku "Mmm aku penasaran saja dengan kehidupan manusia dibumi Rix, apakah mereka sama seperti kita," ucapnya.

"Yang aku tau berbeda Altalune, karena kita memiliki kekuatan sihir sedangkan manusia biasa tidak memiliki dan masih banyak berbedaan lainnya. Tetapi aku pernah membaca sebuah buku milik ayahku, jika ada manusia yang memiliki kekuatan astral yaitu dukun?" ucap Alterix.

Altalune masih tidak mengerti "Baiklah aku pinjam ini nanti aku kembalikan."

"Oke tapi simpan baik-baik, atau aku akan terkena marah oleh ayahku," pinta Alterix dan disetujui oleh Altalune.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUNARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang