KALEANDRA DAN KESAYANGAN

155 18 1
                                    









Masih ingat dengan Kaleandra?

Putra sulung dari Ayah Ojan dan Ibuk Karin. Yang kecilnya punya keinginan dipanggil Hyung! Bocah kecil yang nakal tapi juga pintar. Tingkahnya selalu membuat orang dewasa mengelus dada. Sekarang dia sudah dewasa. Jadi laki-laki yang tampan. More than Ayah Ojan. Kali ini, kita akan mengenal kembali siapa itu Kaleandra dan bagaimana kisah hidupnya. Perjalanan asmaranya.

Apakah akan sama dengan jalan cerita kedua orangtuanya? Mungkin, beberapa masih mengingat bagaimana kisah kedua orangtua Kaleandra ya. Tapi lain tokoh pasti lain lagi kisahnya.

Anaking Kaleandra Nugraha. Tumbuh dengan begitu baik. Anak laki-laki yang mewarisi kebaikan hati sang Ibu. Tegasnya hampir sama seperti Ayah, pun dengan selera humornya, juangnya juga. Menjadi sosok kakak laki-laki yang keren untuk adiknya.

Dia lulus pendidikan S1 dengan nilai sempurna. Dilanjut dengan menempuh S2 yang dapat diselesaikan sesuai targetnya. Diumurnya yang memasuki 27 tahun, Kaleandra sudah menjadi dosen muda di kampus tempatnya mengajar saat ini. Enggak pernah terbayang sebelumnya bahwa dia akan menjadi dosen. Kecil dulu setiap ditanya mau jadi apa, dia selalu jawab "pengangguran yang kaya raya!" tapi ternyata takdirnya berkata lain.

"Aa sudah sarapan belum?"

Suara itu nyaring terdengar dari ipad yang disimpan di atas meja. Sementara pemiliknya sibuk bersiap hendak berangkat bekerja.

"Ini lagi nunggu rotinya matang, Buk."

Ting!

Baru juga bicara. Suara tanda roti sudah selesai dipanggang itu berbunyi nyaring. Kaleandra segera mengambilnya lalu membawa ke meja makan. Duduk dan menikmati sarapannya. "Sarapan ya, Buk," katanya sambil tersenyum ke arah ipad yang menampilkan wajah wanita nomor satu di hidupnya. Ibuk Karin meski sudah terlihat beberapa kerutan disudut mata tapi tetap terlihat cantik.

"Aa akhir bulan ini libur kan?" Kaleandra mengangguk singkat sambil menggigit ujung rotinya. "Ibuk main ke sana ya, nanti ditemenin Faaza."

"Boleh. Sama Ayah juga?"

Ibuk menggeleng di tempatnya. "Ayah gak bisa ikut. Mau ada perkumpulan sama bapak-bapak komunitas pecinta burung katanya. Ck! Emang susah ayahmu itu, diajak ketemu anak malah milih ngumpul sama gengnya!"

Kaleandra tertawa. Ya, semakin berumur Ayah Ojan semakin bertambah sirkel pertemanannya. Terakhir yang Kale tahu, Ayahnya itu bangga sekali menunjukan room chat yang bertuliskan Mania Mancing Mantap! Sekarang sudah bertambah rupanya. Enggak kebayang sih, gimana uring-uringannya Ibuk setiap Ayah sibuk sama sirkelnya itu. 

"Nanti pakai kereta aja ya, Buk."

"Iya, was-was Ibuk kalau pakai mobil. Adikmu itu kan belum terlalu lancar."

Kaleandra mengangguk lagi, "Aa aja yang beli tiketnya, biar bisa stay di stasiun sebelum Ibuk datang."

Tempatnya mencari pundi-pundi rupiah bukanlah di kota kelahirannya, bukan juga di Ibukota. Melainkan jauh di Kota Pelajar, di Yogyakarta sana. Enggak ada alasan tertentu selain karena dia menempuh S2 di universitasnya saat ini. Dia sering banget dimintai tolong buat bantu kerjakan penelitian. Dan sebulan sebelum dinyatakan lulus pun pihak kampus sudah menawarkannya posisi untuk mengisi kekosongan pendidik. Jadi ya sudah. Sekalian saja ya. 

"Aa mau dibawain apa, A?"

"Enggak usah repot-repot, Buk. Takut jarang di makan juga sama Aa. Soalnya bulan depan sudah mulai sibuk ngurus mahasiswa baru."

Yap, Kale dipercaya untuk menjadi penanggung jawab acara upgrading mahasiswa yang rencananya akan berjalan bulan depan nanti. Jadi, Kale terpaksa mengakhiri sesi video call pagi dengan Ibuk tercinta karena harus segera ke kampus untuk mengisi kelas dan technical meeting dengan beberapa mahasiswa yang masuk ke jajaran panitia inti.

By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang