Bismillah mau ngebuuut nih aku. Mumpung lagi banyak ide terus lancar jaya. Jangan lupa like komennya yaa cintaaaa!Kalau ditanya, siapa wanita yang saat ini menduduki posisi teratas di hati Kaleandra? Maka dengan yakin Kaleandra akan menjawab Ibuk Karin Madali. Wanita cantik dan lembut hatinya itu masih menjadi pusat dunianya untuk saat ini. Sosok wanita hebat yang enggak akan Kale temukan lagi. Cinta pertamanya.
Lalu siapa yang kedua? Faaza? Oh tentu bukan.
Shazia Azzalea. Iya, dia si kesayangan Mas Kale. Hal itu tentu selalu bikin Faaza uring-uringan, karena ngerasa dinomor duakan. Tapi, enggak sampai bikin mereka saling benci kok. Adiknya itu cuma merajuk sesekali. Meskipun ya kadang Kale suka kewalahan kalau Faaza udah ngambek mode on.
Ah, iya. Kalian masih ingat gak sih sama Shazia ini? Dia Jia..., bayi kecilnya Tante Juwita. Ingat kan?
Dulu, Kale sering sekali mengunjungi rumah depan yang berisi Tante Juwi dan adik bayi kecil. Hampir setiap hari, rasanya Kale selalu bermain dengan adik bayi itu. Cantik. Kale suka adik bayi. Begitu katanya setiap kali bertemu.
Semakin hari semakin bertumbuh. Keduanya pun semakin lengket. Sepulang sekolah Kale pasti akan selalu menemani Jia karena Tante Juwi biasanya harus bekerja. Jia dititipkan di rumah bersama Ibuk dan akan dijemput malam harinya. Selayaknya anak-anak, mereka bermain, belajar dan saling menjaga satu sama lain.
Waktu itu Jia tumbuh menjadi anak yang pintar dan cantik. Senyumnya manis sekali dengan lesung pipi di masing-masing sudut bibirnya. Matanya akan mengecil tiap kali senyumnya muncul. Manis sekaligus menggemaskan. Membuat Kale selalu ingin menjaga dan melindungi. Sesederhana Jia digigit semut, maka Kale akan memarahi semut itu karena telah berani menggigit kulit adik kecilnya. Sesederhana Jia yang menangis melihat kucing tercebur got, Kaleandra akan mengusahakan tangis itu mereda dengan mengambil kucingnya lalu mereka akan memandikan kucing itu bersama-sama.
"Aa besar nanti mau jadi apa?" Ibuk bertanya.
"Presiden!"
"Waw. Kereeen! Kalau Jia?"
Si cantik terdiam sebentar, sebelum menjawab dengan lantang "jadi istli plesiden!!!" Semua yang ada di ruangan itu tertawa.
Ada keinginan yang juga selalu mereka agendakan. Seperti makan es krim di belakang halaman rumah sambil melihat kelinci peliharaan Faaza.
Juga ada janji yang mereka ucapkan yang semoga bisa mereka realisasikan. Janji supaya bisa terus sama-sama.
Hal-hal menyenangkan itu terasa begitu hangat bagi Kaleandra. Dia berharap, selamanya akan terus seperti ini. Berkumpul bersama orang-orang terkasih. Membuat kenangan-kenangan manis yang akan selalu diingat di suatu hari nanti.
Tapi garis takdir enggak ada yang tahu.
Sore itu, selepas pulang sekolah, seperti biasa. Kaleandra dengan semangatnya akan berlari masuk ke rumah dan meneriakan nama Jia dengan begitu panjang.
Tapi, kali itu berbeda.
Enggak ada Jia yang biasa menyambutnya di pintu masuk. Enggak ada Jia yang biasa dia peluk setelah berpisah selama 9 jam lamanya. Sore itu, hanya ada Kaleandra sendiri, kebingungan.
"Ibuuuk."
Langkahnya tergesa mencari-cari sang Ibuk. "Jia mana, Buk?"
"Aa ganti baju dulu yuk."
Kening Kaleandra kecil mengernyit, ini kenapa Ibuk enggak jawab pertanyaannya?
"Tante Juwi libur ya? Jia ada di rumah ya sama Tante Juwi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side
Romantizm(Spin-off our story & your still the one) Terbiasa bersama sedari kecil membuat keduanya enggak bisa berjauhan. Kaleandra selalu berusaha memberikan rasa sayang selayaknya Kaka kepada adik. Namun siapa sangka semakin dewasa, perasaan itu berubah me...