0

4 1 4
                                    

"Menyerahlah! Tidak ada lagi tempat untuk lari. Aku akan memberimu kematian yang mudah" Sebuah suara terpancar dari sebuah siluet soerang gadis dengan pedang yang penuh darah yang menetes ditangannya.

Gadis itu berbicara kepada seseorang yang memakai pakaian serba hitam lengkap dengan tudung menutupi kepalanya. Berbeda dengan keadaan diluar bangunan yang sedang terjadi pertarungan yang sengit, di dalam Aula luas ini suasananya hening tanpa suara.

"Apa kau paham apa yang sudah kau perbuat?" Seru sosok dengan tudung hitam yang berdiri di tengah-tengah aula, Suaranya gemetar menahan amarahnya. Terdengar jelas bahwa seseorang dengan tudung hitam ini juga seorang perempuan.

"Aku tahu."

Gadis dengan pedang itu dengan cepat menerjang ke arah lawannya yang berdiri di tengah ruangan. Rambutnya yang asalnya putih bersih kini telah bercampur dengan noda darah berkibar memantulkan cahaya rembulan yang dingin. Gerakannya efisien tanpa kecacatan menggambarkan sebuah Teknik yang telah dipoles bertahun-tahun sekarang diarahkan pada seorang gadis vampire didepannya.

Merespon serangan dalam sekejap mata gadis bertudung itu merobek nadinya lalu mengubah darah yang keluar menjadi pedang untuk menangkis serangan lawannya. Melihat lawannya melompat mundur ia tidak mengabaikan kesempatan ini, pedang darah yang tadi ia gunakan dengan instan berubah menjadi sebuah tombak yang mendukung serangan jarak menengah. Sekarang giliran vampire itu yang menyerang, dalam serangan pertama ia langsung menyasar ke kepala lawannya. Namun pertarungan tidak berakhir semudah itu, tusukan tombak yang cepat dan penuh kekuatan itu dengan mudah dihindari hanya dengan Gerakan yang minimal. Serangan pertama vampire itu gagal namun ia masih punya kesempatan lain, ia terus menyerang bertubi-tubi demi memojokkan lawannya yang terus menghindari serangan tombaknya.

Setelah beberapa saat, gadis berambut putih itu menyadari tempo serangan dari vampire itu sedikit melambat. Dengan cepat ia menangkap tombak milik lawannya dengan tangan kiri dan manggunakannya untuk menyerang balik. Vampire yang mati Langkah karena Teknik serangannya diinterupsi tidak sempat menghindari sabetan tombak yang menyasar lehernya. Namun sepersekian detik sebelum mata tombak itu memotong leher vampire itu, tombak itu tiba-tiba mencair Kembali ke bentuk semula yaitu darah.

"Gaya bertarungmu cukup standar untuk seorang pemimpin vampire, nona Ellena" Ejek Isabelle si gadis dengan rambut putih tersebut.

Ellena mendecakkan lidahnya lalu melompat kebelakang menjauhi Isabelle. Ellena lalu menggerakan tangannya seperti sedang menarik sesuatu dari dalam tanah dibawah kaki Isabelle. Melihat gestur tangan Ellena yang mencurigakan Isabelle langsung melompat kebelakang. Benar saja, Sebuah jarum besar berwarna merah darah seperti tombak yang Ellena gunakan mencuat dari bawah tanah. Jika terlambat sedikit saja mungkin Isabelle sudah mati tertusuk dari bawah sampai ujung kepala.

"Aku tarik kata-kataku, Sepertinya ini akan sedikit merepotkan" gerutu Isabelle.

Crown's MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang