[134] Four Tones 46

1 0 0
                                    

Dalam cerita rakyat tradisional, ada membaca wajah, dan dalam psikologi, ada penelitian tentang kesan pertama.

Psikolog sering mengatakan bahwa kesan pertama seseorang akan menentukan arah interaksi berikutnya, dan pengaruh kesan pertama ini sering kali lebih besar daripada kesan berikutnya.

Misalnya, saat pertama kali bertemu Xing Conglian, kesan pertama Lin Chen adalah dia orang yang sangat tampan dan menarik. Kemudian, saat melihat Mu Zhuo, kesan pertamanya adalah dia orang yang sangat sederhana.

Mu Zhuo berambut pirang pendek, bermata besar, dan lesung pipit di pipi kirinya. Seperti kebanyakan pemuda rock and roll, ia mengenakan banyak aksesori logam aneh dan memiliki tato sporadis di tubuh dan lengannya, tetapi ia tetap orang yang sederhana.

Hal ini tercermin di matanya, dan juga tercermin di meja riasnya yang berantakan. Kunci, ponsel, dan dompetnya berserakan begitu saja di mana-mana. Majalah dan makanan ringan berserakan di seluruh meja, dan bahkan ada keripik kentang yang setengah dimakan di bawah majalah.

Wajar jika menggunakan cara yang paling sederhana untuk berurusan dengan orang-orang yang sederhana.

Lin Chen berkata terus terang, "Kasus pemerkosaan mantan anggota band Anda, Li Jingtian, sangat mencurigakan. Kami menduga bahwa orang yang melakukan kekerasan seksual terhadap Anda bukanlah Song Shengsheng, melainkan Tuan Li Jingtian. Jadi, sekarang kami membutuhkan Anda untuk bekerja sama dalam penyelidikan kami."

Dia berbicara dengan gaya yang sangat profesional, yang membuat reaksi Mu Zhuo semakin khas.

Ekspresi sang rocker muda berubah drastis. Ia melompat dari meja rias, mencengkeram kerah baju Lin Chen, dan dengan kasar mendorongnya ke dinding.

Dengan suara keras, Lin Chen merasa seolah-olah organ dalamnya akan tergeser.

"Apa kau bercanda?! Kau tidak tahu apa yang telah kualami!" Mu Zhuo berteriak di telinganya.

Xing Conglian hendak melangkah maju dan menarik Mu Zhuo, tetapi Lin Chen sedikit menggelengkan kepalanya padanya.

Dimarahi oleh korban adalah pengalaman baru. Lin Chen dengan hati-hati mengamati wajah Mu Zhuo, menganalisis setiap jejak reaksi emosional Mu Zhuo saat dia berbicara.

Dia berkata, "Tentu saja aku tidak tahu apa yang telah kau alami, tetapi kau seharusnya mengetahuinya dengan baik." Dia berbicara dengan tenang. "Pada saat itu, Song Shengsheng dihukum karena bukti utamanya adalah cairan mani pria yang masih ada di dalam tubuhmu, tetapi yang menurutku aneh adalah ada juga cairan pelumas dari kondom yang juga terdeteksi di dalam air mani itu. Pertanyaannya adalah, karena Song Shengsheng menggunakan kondom, bagaimana mungkin kau memiliki air maninya di dalam tubuhmu?"

Mu Zhuo terkejut ketika mendengar ini. Matanya memerah seperti mata singa kecil yang marah. Lin Chen menduga bahwa aumannya yang gila bisa terdengar di koridor di luar ruang ganti. "Apakah kamu mencoba mempermalukanku?"

Saat Mu Zhuo berbicara, dia mengepalkan tangannya erat-erat.

Sebelum Mu Zhuo sempat mengayunkan pedangnya, Lin Chen dengan ramah mengingatkannya, "Jika kamu memukul seorang polisi, kamu akan dicurigai melakukan penghalangan keadilan dan akan ditahan tidak lebih dari 15 hari atau didenda."

Tinju itu melewati telinga Lin Chen dan menghantam dinding di sampingnya. Lin Chen dapat dengan jelas mendengar suara tulang yang beradu dengan dinding.

Mu Zhuo berkata, "Sembilan tahun telah berlalu, dan akhirnya aku sudah melupakan masa lalu. Mengapa kau mencoba memaksaku? Mengapa!" Setelah Mu Zhuo meraung, suaranya perlahan merendah. "Baik A'Tien atau aku, kami berdua adalah korban. Mengapa kami para korban harus diperlakukan seperti tersangka oleh polisi? Apakah ini yang kau sebut penegakan hukum yang tidak memihak?"

Criminal Psychology (B1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang