Oncel kafe
Kafe yang nge-hits dan selalu dijadikan spot anak muda nongkrong. Selain harganya yang terjangkau, Oncel juga punya fasilitas yang baik dan terbukti sangat bermanfaat bagi pelanggannya. Tempatnya juga nyaman, adem, dan tersedia banyak versi. Mau reservasi acara disini juga bisa.
Pemiliknya bernama Onel, lelaki yang berstatus mahasiswa semester 5 jurusan Ekonomi dan Bisnis memang sudah merintis usaha kafe ini sejak ia SMA. Bisnis merupakan kegemarannya dan sudah banyak yang Onel geluti hingga ia fokus ke kafenya yang sekarang.
Tau siapa pegawai kafe ini? Taru lah salah satunya. Dia memang sudah bekerja di Oncel sejak kelas 11 dengan beberapa alasan. Hari ini dia shift bersama Vanda, juniornya di Tritan Sudan yang kemarin sempat ia tolong saat dikejar rentenir.
Taru tidak tau kenapa Vanda sampai dikejar seperti itu yang pasti, Vanda bisa saja babak belur jika Taru tidak menolongnya kemarin. Di lain sisi, tepat pukul 11 siang terpantau Oncel sangat ramai. Biasanya memang jam istirahat gini para pengunjung sering datang ke kafe sekadar beristirahat bahkan mengerjakan tugas, terlebih letak Oncel yang sangat strategis.
"Bang, meja 11 sama 12." Vanda meletakan pesanannya di nampan. Onel memang selalu membantu kafe secara langsung. Entah sebagai tim dapur maupun pelayanan. Onel juga rangkap menjadi kasir, karena Vanda dan Taru fokus di dapur.
"Cappucino dua, americano large satu, sama cake sunday fruity dua." Taru menyebut lagi pesanannya sambil mengetik di kasa. "Totalnya seperti di layar ya Mba."
"Q ris bisa?"
Taru mengangguk dan memproses pembayaran. "Silahkan Mba."
"Oke terima kasih."
"Kak Taru, ada pesanan americano juga." Vanda menyerahkan note. Taru memang sibuk dibagian barista.
Taru mengambilnya. "Cake sunday fruity dua Van."
"Oke Kak."
Taru fokus kembali dengan mesin kopi di hadapannya. Rambut Taru yang dikuncir bergerak mengikuti arah tubuh gadis itu, mode serius gini Taru sama sekali engga kelihatan bobrok, melainkan terlihat lebih mengagumkan. Siapapun pasti akan kaget melihat Taru yang seserius ini melakukan kerjaannya dan hanya butuh beberapa menit untuk Taru menyelesaikan pesanan dan menatanya sesuai meja.
"Bang selesai." Taru kembali ke mesin kopinya. Melihat pesanan selanjutnya, membaca note yang ada. Selesai mengabsen beberapa menu, Taru mengambil bahan terutama kopi sesuai resep dan mulai membuat dengan telaten.
"Kak Taru Mochiato sama Ekspresso satu." Vanda menyerahkan note kembali.
"Van lagi apa?" Onel datang dengan sedikit tergesa setelah mengantar pesanan.
"Buat makanan Bang."
Onel menemukan staffnya ini sibuk berkutat dengan kue dan cookies. Membuat Onel segera mengambil alih kasir karena Taru disibukan pesanan minuman. Jika seperti ini keinginan Onel menambah karyawan jadi muncul, tapi perlu pertimbangan lain untuk melakukannya. Karena Onel masih memperhatikan jumlah kunjungan selama sebulan ini nantinya, kalau mencapai target mungkin Onel akan menambah karyawan.
"Bang anter aja, gue tanganin kasir." Taru masang senyum ramahnya menyapa pelanggan. "Selamat datang di Oncel kafe mau pesan apa?"
Selesai melayani pesanan Taru kembali ke meja bar guna membuat minuman. Ia membaca note pesanan juga melihat di tablet lalu mengambil bahan sesuai dengan menunya dan membuatnya dengan telaten, sesekali Taru mengecek resep agar tidak ada komponen yang terlewat. Tangannya dengan lihai memutar grin kopi lalu meninggalkannya sebentar untuk mempleting latte art.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghuni Mars
Teen FictionKisah dimulai dari kelulusan SMA yang katanya makin lama biasanya bakal jarang komunikasi gitu terus jadi regang. Entah karena sibuk kuliah, sibuk kerja atau sibuk membina rumah tangga, ahay. Tapi Taru rasa sama tiga makhluk ghaibnya yang dulu satu...