25. HARAPAN

220 23 2
                                        

HAPPY READING

Ting...

Sebuah notifikasi masuk ke handphone milik Adara. Tentu saja hal itu sangat menganggu Adara yang sedang tertidur nyenyak di kasur king size miliknya.

"Siapa sih yang ganggu gua tidur?" keluh Adara yang masih memejamkan matanya, namun sudah duduk di pinggiran kasur.

Adara pun membuka matanya dan beralih menyalakan handphone miliknya. Perlahan Adara mulai melihat banyak sekali notifikasi di handphonenya tersebut. Namun, yang membuat dirinya menjadi penasaran itu, saat melihat sebuah notifikasi yang berupa sebuah pesan dari nomor yang tak dikenalnya.

"Siapa sih ini?" monolog Adara yang sangat penasaran akan hal yang mengirim pesan tersebut.

Adara memberanikan dirinya untuk mengklik pesan dari orang yang tak dikenalnya. Di saat dirinya membuka pesan tersebut, Adara tentu saja sangat terkejut karena dirinya mendapati sebuah foto aneh yang mengapa foto ini harus dikirim kepada dirinya? Sebenarnya apa tujuan si pengirim ini membagikan foto itu kepada dirinya?

"Gibran? Kirana?" kaget Adara saat mengetahui foto yang dikirim orang tak dikenalnya merupakan foto Gibran bersama Kirana yang isunya Kirana merupakan masa lalu Gibran.

"Ini maksudnya apa sih? Siapa yang ngirim ini? Tujuan nya apa coba? Gua juga udah enggak deket lagi sama Gibran ya?" ucap Adara dengan santai tak memperdulikan foto yang dilihatnya.

Meskipun Adara kaget melihat foto tersebut, ia tetap tak memperdulikan foto itu. Karena ia merasa bahwa hubungan dia dengan Gibran hanyalah sebatas teman. Buat apa ia cemburu dengan kedekatan Kirana dengan Gibran?

"Udahlah gua males nanggepinnya. Mending gua tidur aja kalau gini," ucap Adara yang setelah itu mematikan ponsel miliknya dan kembali memilih melanjutkan tidur dibanding harus mengurusi yang bukan urusannya.

⚝⚝⚝

Gibran telah sampai di depan rumah milik Kirana. Terlihat rumah yang cukup luas dengan hiasan bunga-bunga yang menambah suasana rumah itu terlihat sangat megah dan indah untuk dipandang mata.

"Woi Kirana udah sampe!" teriak Gibran dengan penuh emosi.

"Santai, gua juga tau kok udah sampe di rumah," balas Kirana dengan sikap yang tengil.

"Kalau udah tau, cepetan turun dari motor gua!" Perintah Gibran yang masih terlihat emosi terhadap Kirana.

"Iya sih, santai"

Kirana pun turun dari motor Gibran dan berjalan masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah dua patah kepada Gibran.

Gibran yang menyaksikan hal itu tentu saja makin dibuat emosi dengan cewek teraneh yang dikenalnya.

"Udah gua anterin, bukannya bilang makasih malah pergi," lirih Gibran seraya menatap tajam Kirana yang perlahan mulai menghilang dari hadapan Gibran.

Tak mau menghabiskan waktu yang lama di depan rumah Kirana, Gibran memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Dengan cepat, ia mengendarai motor dengan kecepatan yang cukup tinggi.

⚝⚝⚝

Gibran memasuki rumahnya yang hening tak ada satupun suara manusia di dalam rumahnya ini. Ia berjalan memasuki kamarnya yang berada di dekat dapur. Gibran meletakkan kunci motor di meja kecil miliknya.

"Adara lagi ngapain ya?" tanya Gibran yang merebahkan badannya di kasur.

"Dia mikirin gua enggak yaa?" tanya Gibran kembali.

Pikiran Gibran pada saat ini lebih banyak memikirkan Adara, mengingat hubungan dirinya dengan Adara yang sedang tidak baik-baik saja akibat permasalahan mengenai Kirana.

Gibran menggulir kontak nomor di handphonenya untuk mencari nomor seseorang yang ingin ia kirimkan sebuah pesan manis. "Nah, ini dia nomornya," ucap Gibran dengan senang saat menemukan nomor seseorang yang dicarinya.

"Gua chat aja kali yaa," lirih Gibran yang mulai lihai dalam mengetik satu dua kata kepada nomor yang ditujunya.

Gibran
haii Dara, aku mau minta maaf mengenai permasalahan tentang Kirana dan juga masalah aku membentak kamu. Aku tau kamu pasti masih sedih dan juga belum mau mendengarkan semua penjelasan dari aku, tapi gapapa aku bakalan tetap menunggu itu semua.
Aku harap hubungan kita bisa kian membaik yaa! Selama kita renggang aku harap ada Rahsya yang selalu ada di samping kamu. Itu aja yang mau aku sampaikan kepada kamu! Good night cantik!

Gibran mengetik kalimat panjang lebar itu menggunakan jari jemarinya sendiri dan ungkapan hatinya juga pikirannya hanya untuk sang pujaan hatinya yaitu Adara Bianca. Dirinya berharap jika hubungan ia dengan Adara bisa kembali membaik dan berharap Adara juga mau mendengar semua penjelasan dari dirinya. Setelah mengetik kalimat panjang lebar itu, Gibran memberanikan diri mengirim kalimat itu kepada Adara dengan harapan akan dibalas oleh Adara.

Gibran memandangi ketikan hasil jari jemarinya sendiri seraya bergumam, "jika perasaan gua memang tidak bisa dibalas oleh hati dia, setidaknya pesan gua dapat dibalasnya dengan ketikan jari dan susunan kalimat indah dari dirinya."

"Kenapa dari sekian banyak harapan gua, lebih banyak harapan yang gua taruh di diri Adara?" monolog Gibran yang masih memikirkan Adara sedari tadi.

Gibran merenung seraya menyetel lagu galau yang sedang viral di dunia sosial media, bukan lain dan tak lain lagi jika kalian tidak pernah mendengar lagu berjudul 'satu bulan' milik Bernadya. Lagu ini kerap kali dinyanyikan dan didengarkan oleh orang-orang di luar sana. Gibran mendengarkan lagu ini seraya menarik selimut menutupi seluruh area permukaan badannya agar dirinya tertidur tanpa harus memikirkan Adara.

⚝⚝⚝

Rahsya yang sedang berbaring di atas kasur miliknya dibuat penasaran atas jawaban seseorang yang dia chat tadi. Ia melihat satu persatu notifikasi yang berada di handphonenya namun, tetap saja tidak ada notifikasi balasan dari seseorang yang ia tunggu itu.

"Gua udah berusaha malah di read doank,"  keluh Rahsya saat mengetahui bahwa pesan yang ia kirimkan hanya dibaca oleh seseorang yang ia tuju. Padahal, Rahsya ingin sekali orang tersebut bertanya-tanya mengenai pesan yang dikirimnya tadi, namun ternyata mustahil.

Ia kembali meletakkan handphonenya tersebut dan memilih untuk tidur karena matanya saat ini sudah tak bisa diajak kompromi untuk begadang.

"Semoga akan ada keajaiban untuk hari besok"

Bersambung...

-JANGAN LUPA DIVOTE YA GUYS-

Perantara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang