KELIMA

114 8 0
                                    

Masih pemula harap maklum yaww
Typo bertebaran

Happy reading
.
.
.
.
.
_____________________________________

Dimalam yang penuh dengan keheningan nampak sesosok pria manis yang sedang menatap bulan dan bintang dengan wajah yang begitu sedih.

"Semesta, mengapa semua ini terjadi padaku? Apa salahku? Kesalahan apa yang kuperbuat sampai kau menghukumku seperti ini?." Adu pria itu yang tak lain adalah Kim Sunoo.

"Aku tak apa jika orang lain memandang rendah diriku, tapi kenapa kau buat putraku sendiri membenciku? Mengapa?." Isakan mulai terdengar dari dirinya.

"Seandainya dulu aku tak melakukan hal itu bersama Sunghoon, semua ini pasti tidak akan pernah terjadi."

"Sunoo?" Jake datang dengan membawa segelas coklat panas untuk Sunoo.

"Kak Jake." Sunoo segera menghapus air matanya.

"Tak apa menangislah sepuasmu. Aku tahu hidup yang kau jalani itu tak mudah jadi lepaskan semua bebanmu, aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu. Dan satu hal yang harus kau ingat, aku dan kakakmu akan selalu ada disisimu karena kau itu masih adik kecil kami dan senantiasa akan seperti itu." Setelah mendengar itu Sunoo memeluk Jake dan menangis.

"Maaf kak maafin Sunoo hiks...karena Sunoo kalian jadi ikut menderita maaf, hiks...Sunoo..." Sunoo tak dapat melanjutkan kalimatnya. Bebannya terlalu berat dan ia hanya mampu melepaskan semuanya dengan menangis.

"Sunoo? Hei dengar kakak. Kami gak menderita karena kamu dan kamu juga bukan beban bagi kami, justru karena kehadiranmu lah yang membuat kami bahagia. Kamu seperti mentari bagi kami, jadi jangan pernah katakan hal itu lagi okey?" Sunoo hanya mengangguk, dia bersyukur memiliki kakak dan kakak ipar yang begitu menyayanginya.

Tanpa mereka sadari bahwa ada sepasang mata yang sedang melihat mereka sedari tadi. "Maaf buna karena Harua buna mengalami semua ini." Ya, itu adalah Harua.

Hati Harua benar-benar terenyuh melihat Sunoo menangis sesenggukan. Ia tidak pernah tahu bahwa bunanya mengalami semua ini karena yang dilihat Harua adalah Sunoo yang selalu ceria dan tersenyum manis seperti matahari.

"Maaf bun maafin Haru." Harua meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang sedih sekaligus menyesal. Hati Harua yang bertahun-tahun membeku kini kembali mencair karena sinar hangat yang dipancarkan oleh Sunoo, bunanya.

Di Dalam kamarnya Harua kembali memikirkan tentang Sunoo, betapa ia sudah sangat bersalah pada bunanya bahkan mungkin ia telah sangat melukai hati dan perasaan Sunoo karena kata-kata kasarnya yang selama ini selalu ia lontarkan kepada Sunoo.

"Harua harap buna dapat memaafkan Harua, walaupun Harua tahu mungkin tidak mudah bagi buna memaafkan Haru tapi Harua akan terus mencoba memohon permintaan maaf pada buna." Perlahan mata indahnya mulai terpejam sembari memeluk foto Sunoo dan dirinya sewaktu ia kecil.

~~~~~~

Pagi harinya Sunoo terkejut karena mendapati Harua yang sedang tertidur pulas sembari memeluk dirinya. Sunoo terus memandangi wajah tampan putranya itu, perlahan senyuman yang sangat manis terukir di wajah Sunoo dengan disertai air mata kebahagiaan.

Harua perlahan membuka matanya, hal yang pertama dilihatnya adalah Sunoo yang tengah menatapnya dengan tatapan yang penuh dengan kasih sayang dan kerinduan.

"B-buna." Sunoo kembali terkejut saat Harua memanggilnya dengan sebutan itu.

"K-katakan sekali lagi nak."

SunSun Family {AND}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang