Saat ini Zain sedang ada di balkon mansion milik mama nya itu. Ia bersantai, saat ini Zain hanya menggunakan kaos putih dan boxer saja.
Ia menatap layar HP nya yg menampilkan seorang wanita yg sedang mendesah.
***
"Owh iya kn tadi gue mau ke balkon" ucap Nara. Ia segera menuju balkon.Saat di dekat pintu hitam yg tak lain adalah pintu menuju balkon. Dengan sedikit celah ia melihat ada seorang pria hanya seorang diri saja.
Nara mengetahui bahwa itu ada lah paman nya, ia manyala kan rekaman suara.
'Desahan cewek ny oke juga, tpi masih kalah oke sm desahan gue' ucap Nara dalam hati nya.
***
Nara duduk tepat di samping Zain. Zain yg menyadari bahwa Nara di samping nya sontak terkejut."Ngapain?" Tanya Zain ketus. "Gak ngapain²" ucap Nara mengempitkan payudara nya.
'𝑆ℎ𝑖𝑡' umpat Zain dalam hati.
"Omhh" panggil Nara sedikit mendesah. "Apa? " jawab nya ketus, mencoba mengalihkan pandangan mata nya.
"Klo mau liat mah liat aja, gak ada yg ngelarang" ucap Nara yg masih mengempitkan payudara nya.
Tiba² Nara mengambil hp milik Zain. "Om ngapain nonton cewek ngedesah" ucap nya. "Mending dengerin aku ngedesah aja" lanjut nya.
Mata Zain sontak melotot sangking terkejut nya. Senyum smirik nya terukir di bibir 𝑠𝑒𝑥𝑦 nya.
"Emg sebagus apa lo klo ngedesah?? " tanya Zain memajukan wajah nya kearah Nara.
"Sebagus ini" ucap nya. "Mana" tanya Zain. "Aghhh" desah nara.
'𝑆ℎ𝑖𝑡, desahan nya sekali lagi bisa bikin punya gue berdiri' ucap Zain membatin.
"Ekspresi lo gak oke" ucap Zain meremehkan. "Serah om deh" putus nya.
"Omhh" ucap Nara sedikit mendesah. Ia naik ke pangkuan Zain. "Nakal lo ya" ucap Zain pada Nara. Nara menarik tangan Zain, sedangkan Zain hanya mengikuti permainan ponakan nya itu.
"Gede gak" ucap Nara sambil menarik tangan Zain agar menyentuh payudara besar nya.
'𝐴𝑛𝑗𝑖𝑛𝑔𝑔, gede bgt cok' ucap Zain membatin. "Gede gak?? " tanya Nara. "Gede juga punya lo, tangan gua smpe gak cukup" ucap Zain yg di hadiahi senyum manis dari Nara.
Zain meletakkan tangan nya yg satu lagi untuk memegang bongkahan besar itu. "Lo botox? " tanya Zain yg masih setia memegangi bongkahan itu.
"Gak, emg dari sana nya gede" ucap nya. "Gak pegel mengangin itu terus?" tanya Nara mulai merasa nyaman.
Zain meremas kuat payudara Nara. "Ahhh" desahan nikmat keluar dari mulut Nara. "Pel-anhs omhs" ucap Nara mulai keenakan.
"Shutt, diam. Nikmatin aja" ucap Zain. "Lo ngajak gue nakal, lo terima akibat nya" peringatan dari Zain.
"Gue masih tahan untuk gak ngambil keperawanan lo. Mulai dlu gue tahan² eh gak tau nya lo coba goda gue" ucap Zain
Zain menyudahi aktivitas nya itu. Nara mulai gerak-gerak tak nyaman.
"Diam. Ntar berdiri susah lagi gue tidur in nya" ucap zain. Nara seketika terdiam.
Nara turun dari pangkuan zain. Ia duduk disamping Zain. "Ada maksud apa lo deketin gue? " tanya Zain dingin.
"Gak ada" jawab ny malas. Nara pergi dari balkon, ia akan menuju kamar ny yg ada di mansion nenek nya.
"Mau kemna? " tanya Zain saat Nara melangkah kedekat ambang pintu.
"Kmna aja" jawab nya ketus.
𝘽𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙗𝙪𝙣𝙜...
KAMU SEDANG MEMBACA
Night of love (𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨)
Romance𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘶𝘴, 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘵𝘢² 𝘬𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘸𝘢𝘴𝘢 🔞