Langkah kaki kecil itu berjalan perlahan-perlahan dan mengendap-endap menuju sebuah pintu ruangan yang sedikit terbuka. Pintu ruangan berwarna biru gelap itu membuatnya kerap kali memantau sekelilingnya. Dia takut, namun rasa penasarannya lebih mendominasi.
Samar-samar telinganya perlahan mendengar suara seseorang sedang beradu argumen, dia semakin mendekat untuk mendengarnya lebih jelas.
Namun saat dia hendak melangkahkan kakinya, pintu itu perlahan terbuka lebar. Gadis itu melihat sekelilingnya panik . Hingga sebuah tarikan di lengannya membuat dirinya terkejut. Tepat saat dirinya ditarik kedua orang itu keluar.
Jantungnya berdetak lebih kencang, gadis itu menutup matanya rapat.
"Menetaplah. Karina merindukanmu." ucap seorang wanita dengan tegas
"Aku tak mungkin menemuinya" balas pria itu. Gadis itu mengkerut tak suka mendengar jawaban pria itu.
"Oh. Ayolah Ken! Kau tak rugi apapun jika menemui Karina. Kau sudah lama sekali tak kembali, biarkan Karina menemuimu sebentar"
Gadis itu mengangguk menyetujui perkataan Kakak perempuannya. "Huh! Baiklah aku akan menemuinya." pasrahnya
Gadis itu tersenyum senang. Lalu terdengar langkah kaki yang berjalan menjauh. Gadis itu tersenyum lega, doa membuka matanya perlahan. Senyumnya luntur seketika, matanya menatap manik mata tajam yang terlihat asing.
Keningnya mengkerut tak suka, tubuhnya mulai bergerak gelisah ketika dia merasa pinggangnya dicengkeram erat.
"Siapa kamu?" tanya gadis itu
Pria itu tersenyum tipis, sangat tipis sampai mungkin gadis didepannya tidak sadar. Tangannya mulai mengusap surai rambut lembut milik gadis di depannya, wajahnya ia condongkan lebih dekat ke wajah gadisnya.
Ya, bilang saja bahwa pria ini gila karna menganggap orang asing sebagai gadisnya. Tapi yang ia katakan benar-benar sungguh. Dirinya menginginkannya!.
Gadis itu menahan nafasnya sejenak, hidung mereka sudah bersentuhan. Entah kenapa tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk melakukan apapun. Bahkan saat bibir pria itu mencium bibirnya.
Yang awalnya hanya sebuah kecupan saja, lama-lama menjadi sebuah lumayan lembut. Gila! Dirinya bisa gila!. Bibir gadisnya sangat-sangat manis. Apakah dirinya bisa bermain dengan lebih sedikit kasar? Tapi dirinya tak mau membuat gadis di depannya terkejut.
Oh astaga!. Apa yang sedang saat ini dia lakukan?!. Bagaimana bisa dirinya hanya diam saja saat bibir seperti dilahap habis oleh pria asing di depannya. Ia bahkan tak tau harus melakukan apa.
Ciuman itu terlepas saat terdengar bunyi deringan di ponselnya.
Pria itu berdercih kesal, ia menatap ponselnya sejenak lalu menatap gadisnya kembali.
"Siapa namamu?" tanyanya dengan suara seraknya
"K-karina. Karina Naven." jawabnya gugup
Pria itu tersenyum, "Ternyata kamu adiknya Kenan. Pantas saja wajahmu seperti tidak asing"
"Karina. Kamu adalah milikku. Milik Zayn!" ucap Zayn tegas
Karina. Gadis itu tak tau apa maksudnya. Dia hanya mengangguk sebagai balasannya.
Melihat respon gadisnya yang terlalu lucu, Zayn mencium kembali bibir Karina. Kali ini hanya sebuah kecupan singkat saja.
Karina menundukkan kepalanya malu, lalu segera pergi dari ruangan itu.
Zayn yang melihatnya hanya tersenyum geli melihat tingkah lucu gadisnya. Ah rasanya dia ingin menggendong Karina lalu membawanya ke kamarnya. Rasanya ia tak ingin orang lain melihat tingkah lucu Karina.
━━━━━━━━━━━━━━
Karina naven. Gadis yang kerap kali di panggil Karina. Anak bungsu dari keluarga Navendra. Karina memiliki dua orang kakak. Kakak sulungnya yang bernama Kezia Naven, yang merupakan seorang model terkenal. Tubuhnya yang bak gitar spanyol membuat dirinya banyak digandrungi para kaum Adam. Namun sampai saat ini masih belum ada yang memikat hatinya, kecuali seorang pria yang sudah bersahabat dengannya sejak kecil, berbeda lagi dengan kakak keduanya Kenan Naven, CEO muda yang dikenal buaya darat itu kerap kali membuat para netizen jengkel karna sering mempermainkan wanita. Namun itu bukan sepenuhnya salah Kenan, karna pasangannya sendiri kebanyakan ingin hartanya saja. Dan fakta itulah yang tidak diketahui netizen.
Kamar yang di dominasi warna putih dan pink, aroma bunga Lily yang harum tercium, terdapat seorang gadis cantik yang sedang berdandan. Tangannya dengan lihai memoles apapun itu untuk wajahnya.
Gadis itu adalah Karina Naven.
Saat ini Karina sedang bersiap-siap untuk menemui Kenan, ia sangat bahagia tadi mendengar Kenan akan menemuinya. Karina memakai dress yang Kenan pernah beli untuknya.
Karina melihat dirinya di cermin, ia berdecak kagum. Sangat-sangat cantik. Rambutnya ia biarkan tergerai.
Karina memakai sandal Crocs coqueet nya lalu berjalan keluar kamar.
Karina berjalan dengan bahagia, ia memakai lift untuk segera sampai di lantai bawah.
Pintu lift terbuka, terlihat Kezia, Kenan dan satu orang lagi yang Karina tak kenal. Ah biarkan! Ia harus segera menemui kakaknya.
"KAK KENAN!!" teriaknya. Karina berlari dengan semangatnya, lalu memeluk Kenan dengan erat.
"Kangen" ucapnya pelan.
Sementara Kenan sangat terkejut dengan tingkah Karina, namun tak urung dia juga sangat senang. Kenan memeluk Karina dengan erat juga.
"Iyaa, kakak juga kangen sama kamu."
Kezia tersenyum senang melihat betapa akurnya kedua adiknya ini, meskipun Kenan sering berpergian namun Karina tetap mengingatnya juga merindukannya.
Deheman yang cukup keras mampu mengalihkan perhatian ketiga saudara itu, dilihatnya pria yang menatap Kenan tak suka.
"Dia siapa kak?"
"Kau melupakanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karina
RomanceHanya cerita singkat tentang Karina. Mari baca dan selami kisahnya