Zayn Morgan. Siapa yang tak kenal dengan putra tunggal pewaris ACE COMPANY. Rahang tegas dengan bahu lebar serta tubuhnya yang terbentuk dengan baik membuat dirinya banyak sekali disukai para kaum hawa.
Aura bisnis sepertinya sudah menguar saat dirinya lahir, banyak sekali perusahaan yang ingin bergabung dengannya namun Zayn tetap memilih-milih mana tempat terbaik untuk dibuat investasi.
Zayn juga terkenal akan ketegasannya, namun tak urung juga dia dikenal sebagai pria yang ramah. Namun terkadang tatapan matanya yang sangat tajam itu mampu membuat orang disekitarnya ketakutan.
Seperti apa yang Karina rasakan sekarang. Merasakan aura mencekam disekitarnya membuat dirinya tak bisa membalas tatapan mata tajam Zayn.
"Kau melupakanku?" tanyanya sekali lagi
Karina terus mendengar pertanyaan itu, namun bibirnya terasa kelu untuk menjawabnya. Tangannya bergerak gelisah, matanya terus menatap sekitarnya. Menghiraukan tatapan tajam itu. Karina ingin segera pergi dari sini sekarang.
Gara-gara kejadian Karina yang melupakan Zayn tadi membuat dirinya terjebak di kamarnya. Bagaimana bisa Zayn tau letak kamarnya? Huh! Dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang.
"Kau melupakanku?" tanya Zayn lagi. Kali ini wajahnya ia dekatkan pada wajah Karina. Zayn meraih dagu Karina, membuat wajah Karina berhadapan langsung dengan wajah Zayn.
Kali ini Karina menggeleng yang berarti dirinya mengingat Zayn. Ayolah! Terkadang otak mungil Karina tidak mampu mengingat hal-hal sekecil itu. Apalagi dengan penampilan Zayn yang berbeda. Hanya memakai kaos oblong putih dengan celana hitam pendek.
Bagaimana bisa dirinya ingat?! .
Saat dirinya asik dengan lamunannya, satu kecupan tiba-tiba hadir di dahinya. Terkejut? Tentu. Karina tak sempat menghindar.
Mata tajam Zayn menatap lekat mata biru Karina. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang.
Karina memejamkan matanya saat wajah Zayn perlahan mendekat. Hingga ketukan di pintu menyadarkan Karina. Karina mendorong Zayn pelan, matanya melirik pintu yang perlahan terbuka.
Kepala Kezia mencembul dari pintu, keningnya mengkerut melihat bagaimana Zayn menatap Karina dengan lekat seolah tak peduli akan kehadirannya.
Matanya melirik Karina yang terlihat gugup. Kezia menghela nafas lalu menampakkan dirinya.
"Ayo waktunya makan" ajak Kezia
Karina mengangguk lalu melirik Zayn yang masih menatapnya, "Iya kak. Aku turun habis ini" jawab Karina
Kezia mengangguk lalu meninggalkan mereka berdua.
"Kak Zayn, boleh kakak keluar dulu." ucapnya ragu
Zayn mengangguk singkat lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Karina menghela nafas lega saat melihat Zayn pergi. Karina merapikan pakaian dan rambutnya lalu segera menyusul Zayn, tak lupa ia menutup pintunya.
━━━━━━━━━━━━━━
Setelah acara makan malam yang singkat Karina segera kembali ke kamarnya, Karina mengunci kamarnya lalu mendudukkan bokongnya di kasur.
Sudah cukup lama dia mendudukkan dirinya tanpa melakukan apa-apa Karina berniat berganti baju, langkahnya berjalan kearah walk in closet.
Selesai mengganti pakaiannya, Karina menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya serta menggosok giginya.
Setelah itu Karina duduk di sofa kecil miliknya, satu tangannya memainkan boneka kecilnya, satu tangannya lagi asik bermain di ponselnya.
(Baju Karina
Terlalu asik bermain ponselnya Karina sampai tak sadar sudah ada seseorang yang mengamati dirinya dengan tatapan gemas sedari tadi.
Entah bagaimana caranya masuk sampai sini.
Zayn. Pria itu perlahan menghampiri Karina. Dilihatnya Karina yang terkejut akan kehadirannya, lucu menurutnya.
Karina yang terkejut akan kehadiran Zayn sangat benar-benar kentara, matanya menatap lurus mata Zayn. Otaknya lagi-lagi tidak bisa berfikir, bagaimana bisa dirinya masuk di kamarnya?.
Karina meneguk ludahnya susah payah saat Zayn perlahan mendekat.
Entah sofa Karina yang terlalu kecil atau tubuh Zayn yang terlalu besar sehingga membuat tubuh kecil Karina terhimpit.
Sepertinya tubuh Zayn yang terlalu besar!.
Zayn membenarkan posisi duduknya, dia melirik ponsel Karina sejenak lalu senyumnya mengembang. Entah Karina sadar atau tidak, tapi sedari tadi tatapan Karina hanya berpusat pada Jakun Zayn yang naik turun dengan perlahan.
Entah dorongan darimana, tangan Karina saat ini memegang jakun Zayn, mengelusnya perlahan.
Sial! Bagaimana bisa gadisnya melakukan hal seperti ini. Mendengar tawa kecil Karina membuat dirinya menatap gadis kecil itu.
"Kenapa?" tanyanya dengan suara beratnya
Karina spontan menarik tangannya lagi , namun sebelum itu tangannya telah digapai tangan besar milik Zayn.
Karina menatap Zayn was was
"M-maaf kak" ucap Karina gugup
Wajah Zayn semakin dekat dengan wajahnya, aroma maskulin tercium, jantung Karina semakin berdetak.
Karina memejamkan matanya saat melihat Zayn memiringkan kepalanya.
dan, cup!
Zayn mengecup bibir Karina singkat.
"Boleh saya tidur sama kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karina
RomanceHanya cerita singkat tentang Karina. Mari baca dan selami kisahnya