part 18

524 78 16
                                    








                    ❤️❤️❤️❤️






Setelah acara makan siang yang sedikit berantakan itu selesai, kakek dan nenek Jungkook pulang dengan diantar sopir mereka, begitupun dengan kedua orang tua Jungkook dan Jin. mereka pulang ke rumah bersama sopir mereka sendiri.

Sementara Jimin pulang bersama dengan Yoongi, karena memang mereka berangkat bersama tadi pagi. Selanjutnya perjalanan hanya ada keheningan yang menyelimuti diantara kedua orang tersebut. Yoongi fokus menyetir sambil memikirkan sesuatu yang entah apa. Dan Jimin hanya diam di kursi penumpang sambil menatap keluar jendela mobil.

"Maafkan Aku Jimin! tapi aku tidak bisa mengatakan mu pulang sampai ke rumah, aku akan menurunkan mu di halte terdekat, tidak apa-apa kan?"

Jimin tersenyum miris ketika mendengar perkataan Yoongi. Sudah terlampau biasa untuk Jimin diperlakukan seperti sampah oleh lelaki yang selama ini dicintainya itu.

"Tentu saja tidak apa-apa Hyung! bukankah memang biasanya juga seperti itu!"  Jawab Jimin dengan nada sinis tetapi terdapat kesedihan juga di dalamnya.

"Baiklah!"  jawab Yoongi dengan acuh tak acuh.

Jimin sudah mulai muak dengan segala ketidakpekaan Yoongi, entah Yoongi benar-benar tidak peka atau memang sengaja berpura-pura tidak mengerti dengan perasaan Jimin terhadapnya selama ini.

"Tidak bisakah kamu memberikan ku kesempatan satu kali saja Hyung?"  Jimin bertanya dengan air mata yang mulai bercucuran di pipinya.

Yoongi berdecak pelan sambil mulai memarkirkan mobilnya di dekat halte terdekat yang ia temui.  "Aku sudah pernah mengatakannya sebelumnya padaMu bukan? Bahwa aku tidak menginginkan siapapun di dalam hidupku selain Jin."

"Tapi Jin sudah menjadi milik Jungkook! Yoongi sadarlah! mereka sudah menikah dan sah secara hukum, lalu apa yang bisa kamu harapkan dari cintamu terhadap Jin? Tidak ada Yoongi! sungguh tidak ada kesempatan untukmu untuk bisa memiliki Jin."  Jimin begitu kecewa dan sedih mendengar apa yang dikatakan oleh Yoongi, Ia lalu kelepasan berteriak di hadapan Yoongi.

"Hal inilah yang membuatku sama sekali tidak tertarik padamu Park Jimin, kau terlihat murahan karena terus mengejar-ngejar ku selama ini, kau bahkan terus memaksakan dirimu ketika aku sudah mengatakan bahwa aku tidak berminat padamu.

Kenapa kau tidak pernah belajar sedikit pun dari seokjin? bukanlah kalian sudah berteman sejak lama? Lihatlah bagaimana Jin bersikap selama ini, dia begitu sopan, anggun dan mempesona. Dia tidak pernah berbicara kasar dan berteriak apalagi memaki. Perbedaan mu dengan Jin terlalu jauh, kalian bagaikan langit dan bumi.

Sekarang keluarlah dari dalam mobilku Park Jimin! naiklah bus untuk pulang ke rumahmu aku tidak ada waktu untuk meladeni orang sepertimu."

Jimin menyeka air matanya dengan kasar,  melepaskan seat belt yang dikenakannya, lalu keluar dari dalam mobil Yoongi dan membanting pintunya dengan keras.

'Aku akan melakukan segala cara untuk bisa melupakanmu mulai sekarang, aku tidak akan pernah lagi mengemis cintamu, Aku sudah cukup membunuh harga diriku selama ini, I'm done with you min Yoongi'

Yoongi memejamkan matanya erat-erat ketika melihat Jimin menangis dan mulai menjauh dari mobilnya. Yoongi sudah tidak ingat ini untuk kali ke berapa dirinya membuat Jimin menangis sedih seperti itu, tetapi bukankah cinta tidak bisa dipaksakan?

'Maafkan aku Jimin! untuk saat ini aku benar-benar tidak bisa membuka hatiku untukmu, percayalah! Aku sudah mencobanya berkali-kali untuk membuka pintu hatiku untukmu, tapi tetap saja Jin masih berada di sana dan menghalau siapapun yang coba aku masukkan ke dalam hatiku, Maafkan Aku park Jimin!

Love with obsessions ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang