TO THE BLOOMING FLOWER, ROSES

01 : Where It Starts

Masih terukir jelas dalam pikiran Yunoh, bagaimana hubungan empat tahunnya berakhir di sebuah cafe, suatu hari pada musim dingin. Tahun lalu adalah musim dingin yang paling menusuk dalam hidupnya.

Kira-kira apa yang terlintas dalam pikiran kekasihnya itu? Kenapa harus mengakhiri semuanya? Kenapa, sekali lagi Yunoh bertanya. Kenapa harus selesai? Memangnya apa yang kurang dari hubungan ini? Apa yang kurang darinya? Apa yang Rose butuhkan darinya? Apa yang Yunoh tidak bisa berikan untuknya?

Empat tahun itu bukan waktu yang sebentar. Banyak hal yang sudah mereka lalui, banyak hal yang sudah mereka bicarakan untuk kedepannya. Tapi Rose memilih untuk memutuskan hubungan ini tanpa penjelasan apapun kepada Yunoh.

"Banyak orang yang lebih baik dibandingkan aku. Banyak juga orang yang mau sama kamu."
"Ya kan, Yunoh? Meskipun mereka mengenalmu sebagai Jung Jaehyun, bukan sebagai Jung Yunoh yang aku kenal bertahun-tahun lamanya."

"Oke, kalau itu mau kamu."
"Mungkin emang kita cuma bisa sampai sini, ya."

"Bukan gitu maksud aku. Aku cuma mau-"

"Emangnya aku pernah ngerti kamu maunya gimana?"
"Emangnya kamu juga pernah ngerti aku maunya gimana? Gak ada yang salah di sini, Rose. Tapi kenapa kamu selalu mikir selalu ada yang salah sama kita?"

"Kamu jujur sama aku."
"Apa aku bisa, jadi yang satu-satunya buat kamu?"
"Kalau kamu bahkan gak tau gimana jawab pertanyaan itu,"
"Kita selesai aja di sini, sekarang."

Senyuman manisnya masih sama. Bahkan melepas Yunoh begitu saja pun, Rose tetap memberikan senyuman terbaiknya kepada Yunoh. Itu sakit, sakit sekali. Kenapa senyuman yang paling Yunoh cintai itu, harus muncul di hari patah hatinya?

Entah karena dinginnya salju ataupun dinginnya perlakuan Rose padanya, bibir Yunoh membeku bisu, diam seribu kata. Tak bisa menjawab apapun. Iya, dia pengecut. Iya, dia juga bukan orang yang tangguh, apa lagi di hadapan Rose. Dia sudah terbiasa menjadi sosok yang tidak memasang batas dan dinding egoisnya ketika bersama dengan Rose.

Jikalau Yunoh mempunyai keberanian hari itu, dia ingin sekali memberitahu Rose bahwa entah dikenal sebagai Jung Yunoh atau sebagai Jung Jaehyun sekalipun, ia selalu ingin dikaitkan dengan Rose. Ia ingin orang-orang mengingat sosok Rose ketika melihatnya, ketika menyebut namanya.

Satu tahun penuh telah berlalu; Yunoh mengganti nomornya, melaluinya seperti orang gila yang tak kenal istirahat. Dia ada di mana-mana, dia ada di majalah ternama, acara mode, acara musik, iklan, dan lain halnya. Penggemarnya semakin bertambah dari tahun-tahun sebelumnya, lebih banyak orang yang mencintainya.

"Para penggemar sangat menyukai lagu-lagu solomu, di luar aktifitas sebagai anggota grup. Kira-kira kapan kamu akan merilis lagu solo terbaru lagi, Jaehyun?"

Setiap pertanyaan tersebut muncul, Yunoh hanya menjawabnya dengan senyuman dan tawaan manis, ditutup dengan kalimat.

"Mohon dinantikan saja kapan rilisnya."

Lantas, apa yang dia lakukan dibalik layar? Apakah dia memang mengurung diri di studio untuk menciptakan mahakarya baru? Tidak, sayangnya. Tapi lebih dari itu. Dia melalui patah hatinya sendirian, karena publik tidak boleh ada yang mengetahui soal ini. Teman-teman terdekatnya juga tidak bisa mendekatinya; karena hasilnya akan sama, tidak ada perkembangan dalam dirinya.

Namun pada suatu hari, ketika Yunoh termenung dalam lamunannya, tanggal 5 April 2021, penyanyi kesayangannya, yang dahulu adalah kasihnya akhirnya melakukan debut solo. Merilis lagu patah hati lebih dahulu, Gone.

Pertama kali mendengarnya, jujur Yunoh merasa tidak adil. Dia tidak pernah memutus segalanya, dia juga tidak pernah meninggalkannya. Tapi kenapa lirik-lirik di lagu itu mengatakan yang sebaliknya? Menurut Yunoh, Rose yang selalu mengungkit permasalahannya. Bahwa ada satu dan lain hal yang tidak benar di antara mereka, bahwa lebih banyak perempuan yang lebih cocok dengan Yunoh dibandingkan Rose. Bahwa Yunoh tidak bisa menjaga hatinya, meskipun keduanya sama.

Meskipun Yunoh mengganti nomornya, ia masih sering mencoba berulang kali untuk menghubungi Rose. Mengharapkan masih ada kesempatan untuknya, untuk mereka bersatu kembali. Tapi sama sekali tidak ada jawaban yang bisa ia dapatkan.