Hentakan baja terhadap rel kereta melintas gesit menciptakan gema yang menyeruak menyelinap, antara sepi yang menuaikan dirinya sepanjang stasiun.
Tak ada angin, tidak ada siapapun, tapi stasiun ini terus memutarkan lagu kita, kian mengecil, hingga tak terdengar.
Aku bermimpi tentang keserakahan akan kehidupan, tanpa tahu menahu ternyata memiliki keinginan untuk mencapai jari-jemarimu adalah salah satunya.
Temani aku dalam meraih keserakahan ini, kau terlalu jauh, langkah kakiku terlalu kecil.
Langkah kakimu tak terdengar, rel kereta ini melaju terlalu cepat. Tanganmu tak tercapai.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Séira.
2024©

KAMU SEDANG MEMBACA
Memento Vivere
Poetry"I love you," he said. "Why you always said that?" "That's all I know."