Keluh kesah tak berujung, segelintir harapan usaha, dan tindakan tak ternilai menganggur pada halte yang tak pernah dikunjung, tidak terlihat.
Lambaian satu persatu muncul untuk kesadaran atas kehendaknya yang ingin terlihat, namun Ia berpaling.
Malam itu, sayup-sayup harapan mulai tergelincir dari jalurnya, tak menyerah, benang merah kusut mencoba melerai dirinya; tanpa adanya ujung. Gumpalan kusut menyatu dalam kegelapan, kesunyian malam.
Ranting pohon berdenting, angin menunjukkan kekuasaannya, namun aku tetap di sini.
Séira.
2024©
KAMU SEDANG MEMBACA
Memento Vivere
Poesía"I love you," he said. "Why you always said that?" "That's all I know."