Invisible

181 33 2
                                    

Xiao Zhan berdiri di depan cermin. Mengamati dirinya sendiri dengan tatapan aneh. Biasanya dia hanya perlu menyisir rambut dan memakai sedikit parfum sebelum berangkat ke sekolah. Tapi sekarang, semua yang melekat di tubuhnya adalah barang-barang milik putra seorang raja dan terlebih lagi, dia harus memakai riasan.

Jujur saja, meski riasan yang dibubuhkan para maid pada wajahnya hanya riasan natural, tapi rasanya masih berat baginya yang tak pernah memakai polesan apapun.

"Tidakkah riasan ini terlalu berlebihan? Aku lebih suka tidak memakai apapun, rasanya agak aneh karena aku laki-laki"

Mendengar ucapan pangerannya, Chyou tersenyum.

"Pangeran, tidak ada salahnya jika laki-laki memakai riasan untuk menambah kesan yang lebih baik"

"Tapi aku jadi terlihat seperti wanita, aku tidak menyukainya. Setahuku pangeran itu tampan bukan cantik seperti ini"

Chyou tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya melakukan apa yang biasanya dia lakukan saat Pangeran Sean hendak pergi ke sekolah dan baru kali ini pria itu protes soal penampilannya. Namun, ia memakluminya karena Pangeran Sean tidak ingat apapun bahkan jati dirinya sendiri.

Ketika Zhan membuka mulutnya untuk protes lagi, sebuah suara tanpa wujud menggema di ruangannya.

"Sean, waktunya sarapan cepat turun"

Xiao Zhan menoleh ke kanan dan kiri mencari sumber suara tersebut.

"Su-suara siapa itu? Chyou, apakah kamar ini sebenarnya berhantu?"

Chyou tertawa kecil, kemudian memberitahu darimana asal suara tersebut.

"Pangeran, itu adalah suara kakak anda, pangeran Aeson"

"Tapi, kenapa suaranya terdengar padahal dia tidak ada disini?"

"Itu karena sihir, pangeran"

.
.
.

Suasana di meja makan begitu hening. Tak ada obrolan apapun selama beberapa menit. Hanya suara pelalatan makan yang terdengar sesekali. Jarak tempat duduk yang satu dengan yang lain pun cukup berjauhan.

Apakah keluarga kerajaan selalu seperti ini?

"Sean, apa kondisimu benar-benar sudah membaik? Kau bisa istirahat dulu jika kau masih merasa sakit" tanya ratu Mayleen pada Xiao Zhan yang baru saja menelan potongan daging terakhirnya.

"Tidak, aku baik-baik saja... i-ibu"

Sang ratu tersenyum karena nada bicara putra bungsunya yang kaku dan canggung ketika memanggilnya dengan sebutan 'ibu'.

"Kau tidak perlu memaksakan diri, pelan-pelan saja... ibu mengerti situasimu nak"

"Ibu, ibu tenang saja. Ada aku yang menjaga Sean, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan" ujar Charon percaya diri.

"Justru itulah yang lebih mengkhawatirkan" sahut Aeson tanpa menatap Charon.

"Apa maksudmu?"

"Sudahlah, kenapa kalian selalu berdebat hanya karena masalah kecil? Cepat habiskan sarapan kalian dan pergi ke sekolah sebelum terlambat"

Selesai sarapan, mereka berpamitan kemudian pergi bersama dengan naik kereta emas. Xiao Zhan sedikit tertegun, ini adalah pertama kalinya ia melihat kereta emas.

Kejutan apa lagi ini? Aku tidak percaya aku menaiki sesuatu seperti ini...

"Sean, duduklah disampingku jangan disampingnya atau kau akan mati kedinginan" Charon menarik lengan Zhan agar duduk di sisinya sambil melirik Aeson penuh kekesalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ensnared by the Demon King's LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang