Bab 18 [Lexius, Kenzie, Ian]

73 13 6
                                    

Follow Me :

Helloooo, balik lagi nihhh..

Ayoo, yoo ramaikann...

Oh ya, gimana nih kabarnya? baik kan? maaf yaau slow up, krna lagi banyak kegiatan...

tapi jangan bosen tunggu up dri akuu yauu..

Janlup tandai typoo, karena cerita ini masih banyak kata yang salah.

Happy Reading 💕

"Jurig sualow meureun Yo." Ucap Joko.

"Mana ada jurig sualow." Ujar Bam.

"Udah, Salah liat kali kamu Yo." Ujar Dito.

Teo mengerutkan alisnya, "mungkin." Dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

Kreekk...!

Mereka menoleh dengan cepat.

"Suara apa itu?" Kata Arja.

Tiba tiba angin berhembus kencang membuat udara dingin semakin menusuk menerpa tubuh mereka, suasana yang tiba-tiba menjadi sedikit menyeramkan membuat bulu kuduk merdu berdiri.

"Kenapa hawanya jadi dingin banget?" Dengan menggosok kedua tangannya sedikit cepat untuk membuat rasa hangat Bam berucap, begitu pun yang lain yang berusaha membuat tubuh mereka hangat.

"Yaudah kita balik ke tenda aja, balik tidur lagi." Suruh Lex.

Mereka mengagguk, akan berbalik badan dan mulai melangkahkan kakinya menuju tenda mereka.

Krek Krek Krek Krek

Langkah mereka terhenti, dan sontak saling pandang. Dito menggelengkan kepalanya, dengan tanda jangan menghiraukan suara tadi, dan tetap berjalan melangkah menuju ke arah tenda.

Krek Krek Krek

Saat mereka mulai melangkahkan kakinya kembali suara itupun kembali terdengar di telinga mereka, suara seperti langkah kaki yang menginjak dedaunan yang kering.

Tubuh mereka di buat merinding, Teo dan Joko saling memeluk ketakutan, bahkan Ian semakin merapatkan tubuhnya pada Kenzie.

Krek Krek

Suara itu kembali menerpa keheningan malam ini.

Haahhh

Suara hembusan nafas membuat tubuh mereka membeku.

Sontak mereka menoleh secara bersamaan pada asal hembusan nafas itu. Saat mereka menolehkan kepala mereka ke belakang, mereka di kejutkan dengan sesuatu yang mereka lihat, yaitu sesosok poci dan mbak kun dengan wajah poci itu yang berlumuran darah dan kain kafan yang trlahh lusuh, juga mbak kun itu berpenampilan hampir sama, dengan baju putih yng kotor oleh tanah juga rambut yang menjuntai panjang.

Hembusan nafas tadi berasal dari sosok poci itu, yang menghembuskan angin melalui mulutnya, dan suara cekikikan yang di keluarkan oleh sosok mbak kun itu.

"Aya nya Pocong bisa nafas? Lain na ges maot?" Teo berucap dengan ketakutan. Joko yang di sebelahnya memukul paha Teo, "diem Yo, ngamuk entar." Teo pun seketika menutup mulu.

"Anjir Aya pocong jeng Kunti ker bobogohan." Joko berucap lirih, dan Ian yang di sebelahnya pun menoleh, dan menyikut lengan Joko.

"Jangan gitu Jok, tar marah lagi, kan kita juga yang repot."

"Maaf A'." Joko meringis pelan.

"Terus ini gimana. Kabur aja yok." Usul Bam.

kaki mereka bergetar ketakutan. mereka perlahan berjalan mundur.

Xodiac : The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang