BAB 11

2.1K 127 1
                                    

Maaf ya guys kalo ada typo di bab bab sebelumnya mohon di maklumin aja ya juga kalo ada nama yang tertukar tolong tandain ya.

HAPPY READING (。>‿‿<。 )





Seorang pria yang baru saja turun dari penerbangan langsung berjalan menuju ke arah mobil hitam yang sudah di bukakan oleh asistennya tanpa menghiraukan tatapan kagum dari orang-orang yang melihatnya.

Dan pria itu adalah Livius saat sudah masuk ke mobil ia langsung melihat sebuah foto anak laki-laki dua orang tetapi berbeda umur sedang tersenyum bersama juga baju yang kotor berwarna-warni lalu Livius tersenyum tipis kerana melihat fotonya bersama orang yang dia anggap special dan foto itu selalu ia bawa kemana pun ia pergi.




Disisi Alexander

Xander sudah berhenti memainkan piano tetapi air matanya yang terus mengalir tanpa berhenti membuat Xander aka Alexanderix geram akibat ia tidak bisa mengendalikan emosinya dan itu membuatnya marah kerana saat di kehidupannya yang dulu ia selalu bisa mengendalikan emosinya dan sekarang ia tidak bisa mengendalikan emosi dari Alexander asli sehingga membuat ia mengepalkan tangannya dengan kuat hingga membuat darah di tangannya tambah mengeluar darah dan menetes di piano hingga jatuh ke lantai.

Sedangkan disisi para orang-orang yang melihatnya dari rekaman tanpa sepengetahuannya mulai merasa khawatir tetapi tidak bisa berbuat apa-apa akibat Xander yang sangat tidak bisa di dekat seperti orang yang sangat jauh juga sulit untuk mereka gapai.

"ARGHHHHH! SIALAN KAU ALEXANDER! JANGAN MENCUBA UNTUK MENGENDALIKAN DIRI KU SIALAN!!" Teriak marah Xander aka Alexanderix sembari meremas rambutnya dengan kuat.

Orang-orang yang masih memperhatikan Xander di sebuah rekaman terkejut juga mematung seketika saat melihat Xander seperti orang yang mempunyai gangguan mental, bagaimana tidak lihatlah sekarang Xander aka Alexanderix sedang berbicara di depan cermin dengan pantulan dirinya sendiri.

Xander tertawa sambil berkata "hahaha..  Lemah sekali kau sialan.. Seharusnya kau bunuh saja mereka! KENAPA KAU SUNGGUH PENGEJUT SEKALI! KAU SEKARANG SUDAH TENANG TETAPI DIRIKU YANG TIDAK TENANG BODOH! AKU JUGA INGIN MATI LALU TENANG SEPERTI MU! TETAPI KAU MALAH MENYURUH KU HIDUP DI RAGA MU BANGSAT!" Ucapnya dengan teriakan sambil meninju cermin di hadapannya sehingga tangannya terkena kaca cermin dan membuat tangannya bertambah luka lagi tetapi ia tetap tidak meringis kesakitan dan hanya menatap datar ke arah cermin yang sudah retak dengan berlumuran darah dari tangannya.


Disisi Azior

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi Azior

Saat ini ia langsung berdiri dari kasur dengan wajah yang dingin serta mencerna semua perkataan yang ia dengar di ucapkan Xander di rekaman itu kemudian ia langsung memanggil asistennya.

"VALEN! KEMARI KAU" Ucapnya dengan teriakan Mengellegar di ruangan kamar pribadinya itu.

Sedangkan di luar valen yang mendengar teriakan tuannya itu langsung saja masuk dengan tergesa-gesa kerana takut jika tuannya itu sudah berteriak seperti itu pasti ada sesuatu yang sudah membuat tuannya marah, saat baru saja memasuki kamar Azior ia langsung terkena lemparan gelas ke kepalanya sehingga berdarah tetapi ia tetap berdiri dengan profesional layaknya asisten lalu berkata.

"Ada apa tuan memanggil saya?" ucapnya profesional tanpa menghiraukan darah yang sudah menetes di keningnya.

Lain dengan Azior yang saat ini sedang menahan amarahnya kerana melihat rekaman yang membuat hatinya sakit dan ia tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba merasakan perasaan aneh juga sesak seperti saat ini, kerana dia adalah orang yang tidak pernah merasa kasih sayang atau perhatian terhadap seseorang dan apa yang saat ini ia rasakan membuat dirinya bingung kemudian ia pun menatap ke arah asistennya yang serba guna itu lalu berkata.

"Apa maksudnya jika hati tiba-tiba merasa sesak dan sakit" ucapnya sambil berusaha menenangkan dirinya.

Sedangkan valen yang mendengar perkataan dari tuannya itu tiba-tiba nge-blank dan menatap tuannya aneh lalu pandangannya tidak sengaja tertuju ke sebuah layar rekaman yang masih menunjukkan seseorang yang selama ini bisa membuat dunia tuannya menjadi kacau, dan benar hanya kerana seorang remaja itu saja bisa membuat tuannya itu gila sepanjang saat ini lalu valen pun langsung menjawab pertanyaan Azior.

"Itu.. Kerana anda merasa sayang dan menganggap orang itu special bagi anda tuan.. Oleh kerana itulah anda merasa sakit ketika melihat orang yang anda sayangi terluka" ucap valen dengan tenang.

Azior yang mendengar perkataan asistennya pun tertegun kerana ia tidak tahu apa itu rasanya menyayangi seseorang sehingga ia tidak bisa membedakan perasaan sayang atau hanya melihat setiap orang sebagai alat untuk keserakahannya saja dan apa ini ia mulai menyayangi orang yang dulunya cuma ia anggap sebagai alat jika sudah saatnya tetapi ia tanpa sadar mencampuri perasaannya yang seharusnya tidak ia inginkan.

Kemudian Azior pun menatap valen dengan lama sehingga membuat valen gugup serta takut jika ia sudah mengatakannya dengan salah dan ia hanya bisa berdoa dalam hati semoga saja tuannya ini tidak memenggal langsung kepalanya, kan tidak lucu kalau ia mati gara-gara menjawab pertanyaan aneh tuannya itu.

Lalu Azior pun berkata "Jadi maksud mu aku menyayangi anak yang seharusnya menjadi alat demi memusnahkan para bajingan itu!" ucapnya dengan tidak percaya kerana ia sudah terjebak perasaan lebih terhadap anak laki-laki yang dulu menarik perhatiannya sehingga ia mencari tahu tentang anak itu saat ia tahu jika anak itu punya hubungan dengan musuh terbesarnya ia pun berencana mengunakan anak itu sebagai alat untuk memusnahkan musuhnya.



Valen yang mendengar itu pun menghela nafas lelah kemudian menatap tuannya dengan wajah serius lalu berkata "tuan pasti berfikir untuk melenyapkan anak itu.. Agar perasaan anda hilang bukan?" ucapnya dengan pertanyaan diakhir.

Azior menatap valen tajam dengan aura membunuh kerana valen sangat berani berkata seperti itu padanya akan tetapi itu tidak membuat valen takut ia juga membalas tatapan tajam azior dengan tatapan datar, entah apa yang merasukinya sehingga mempunyai keberanian seperti saat ini.

Hingga valen berkata lagi  "tuan akan menyesal jika berfikir untuk melenyapkan anak itu.. Walaupun saya sebagai asisten anda dalam bertahun-tahun lamanya tetapi saya juga punya perasaan dan menurut saya lebih baik tuan mengikuti kata hati anda saja jangan terlalu kejam dan Hanya menutupi perasaan baru yang anda rasakan saat ini cubalah untuk membuka perasaan anda tuan.... Kerana hidup hanya sekali begitu juga dengan mati hanya sekali lalu sampai kapan tuan hanya mengganggap semua orang disekitar anda sebagai alat" ucap valen panjang lebar kerana ia juga terbawa emosi secara tiba-tiba.


Azior yang mendengar perkataan valen langsung mematung serta menatap valen dengan pandangan kosong, ia bingung harus melakukan apa saat ini dan ia juga bingung dengan perasaan baru yang ia rasakan saat ini lalu apa yang harus ia lakukan, haruskah ia mencuba membuka perasaannya atau melenyapkan nya.






Terima kasih kerana sudah membaca cerita author dan jangan lupa vote dan komen ya 🥰

Transmigrasi Alexanderix to AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang