Chapter 8 : Eavesdropping

17 3 8
                                    

Yoongi Pov

Aku dan Hoseok duduk bersama diruang kerjaku, tadinya aku memikirkan ingin bernain golf tapi urung karena tiba tiba cuaca sedang tidak bersahabat. Hujan lebat disertai angin kencang membuat kami membatalkan rencana tersebut. Untuk mengusir kebosananku, aku memilih membaca buku dan Hoseok lebih memilih berkutat dengan laptopnya.

Aku fokus menelaah isi dari buku yang sedang kubaca, netraku beralih pada Hoseok yang ternyata sudah tertelungkup di atas meja. Pemuda yang umurnya lebih muda setahun dariku itu ternyata sudah tertidur lelap.

Entah sejak kapan Hoseok tertidur, karena kami sudah satu jam berada di ruangan ini. Tapi tiba tiba sayup sayup aku mendengar suara Hoseok. Kepalaku menoleh kearah presensi Hoseok yang tak jauh dariku. Terdengar seperti ia bergumam tidak jelas. Apa pemuda itu sedang mengigau?.

Aku memutuskan untuk berhenti membaca dan menutup bukuku, lalu meletakkannya di meja kecil di dekat sofa. Aku beranjak mendekati pria bermarga Jung itu, pria yang tumbuh besar bersamaku sejak kami duduk di bangku Taman Kanak Kanak. Ayah Hoseok adalah kepala pengawal di keluargaku, Tuan Jung bekerja pada ayahku sejak berumur duapuluh lima tahun, sekarang Hoseok pun mengabdikan hidupnya pada keluargaku. Hoseok bertugas sebagai pengawalku dan asisten pribadiku.

Wajah Hoseok tertelungkup diatas meja dengan layar laptop yang masih menyala, di layar tersebut nampak pergerakan saham di perusahaan ayahku yang saat ini sudah diserahkan oleh ayah kepadaku. Pria berhidung lancip itu menggumam lirih bahkan terdengar seperti menangis.

Apakah pria Jung ini bermimpi buruk hingga ekspresinya tampak nyata sampai ke alam sadar? Aku mendekatkan telingaku kearah Hoseok yang masih menangis lirih dalam tidurnya. Ya Tuhan sungguh tidak sopan, seakan saat ini aku seperti sedang menguping dan ingin mencuri dengar, apa yang diucapkannya dalam tidur, aku semakin menajamkam telinga karena posisi wajah Hoseok tertelungkup. Otomatis suaranya tidak akan terdengar jelas.

Kepala Hoseok bergerak ke samping dan matanya masih terpejam. Refleks aku memundurkan tubuhku karena terkejut atas pergerakannya yang tiba tiba. Kepalanya bertumpu pada satu lengannya yang tergeletak dimeja. Pelipisnya basah oleh keringat dan benar saja, ada titik air yang merembes di ujung matanya. Sesedih apa mimpi yang di alami olehnya di siang bolong seperti ini? hingga membuatnya sampai meneteskan air mata.

"Ayah-, aku takut gadis ini tidak bisa selamat, Ayah--"

"Ayah-, aku melihat tubuhnya bersimbah darah, apa yang harus kulakukan?"

"Ayah-, kenapa kau menugaskanku dalam misi ini?"

Aku terkesiap mendengar apa yang di gumamkan Hoseok di alam bawah sadarnya. Gadis bersimbah darah? Misi?.

Aku memutuskan untuk membangunkan Hoseok walau hatiku diliputi perasaan aneh ketika mendengar apa yang diucapkan oleh pengawalku ini di alam bawah sadarnya.

"Hoseok-aa, bangun !, kau mengigau sampai berlinang air mata."

Kugoyangkan badan Pria Jung ini agar ia tersadar dari mimpi burukmya.

"Hei...bangunlah ! , kau bermimpi apa ?"

Perlahan pria bermarga Jung ini membuka matanya, ia terhenyak dan mengerjapkan mata beberapa kali, seperti sedang menyatukan nyawanya yang masih berterbangan. Terlihat ada sisa rembesan air membasahi di ujung matanya kemudian ia mengusap mata dengan punggung tangan.

"Hyung, apa aku tadi tertidur ?"

Aku tersenyum, seandainya Hoseok tahu bahwa ia tidak hanya tertidur tapi juga mengigau sampai ia meneteskan air mata.

"Iya Seok, kau tertidur."

Aku menjawab singkat dan terlihat Hoseok sempat termenung sesaat, kemudian mengusap kasar wajahnya. Terlihat gurat letih dan takut, rupanya mimpi buruk tadi benar benar membuat keadaan hatimya kurang baik.

SHACKLES OF THE PAST  ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang