🕵️♀️👨💼
Yah, ternyata nyali pria itu kecil. Setelah babak belur sampai bengap dihajar Ijal dan Klarisa, pria itu menangis memohon ampun. Apalagi Klarisa tau jika istri pria itu tak tau kelakuan diluar rumah.
Semakin menjadi bulan-bulanan Klarisa yang masa bodoh dengan resiko penjara sekalipun. Eits, tapi tak mungkin, karena Ijal dan Aldi pasti melindungi.
Apalagi urusannya memang penjahat yang sudah diintai. Sekali menebar jala, ikan besar ikut terseret.
Klarisa menatap galak saat semua orang di ruko digelandang ke kantor polisi. Aldi akan mendapat banyak pujian karena berhasil menggerebek lokasi prostitusi terselubung itu.
"Ayah, nggak apa-apa? Jantung aman?" lirih Klarisa seraya bersandar pada bagian samping mobil Aldi.
"Aman, sayang. Malah sehat jantung Ayah. Nggak aman kalau lagi sama Ibumu, dikit-dikit hantu, bisa copot jantung Ayah," kekeh Ijal seraya merangkul bahu putrinya.
Klarisa cekikikan, masih aja Ijal takut begituan. "Yah, besok sidang pertama. Klarisa siapin dua saksi."
"Siapa aja?"
"Wartawan yang ikut fitnah dan sekongkol jatuhin Pak Hilman, satu lagi ... Ayah lihat aja besok. Ayah dateng, kan?" Klarisa menatap dalam kedua mata Ijal.
"Dateng, setelah antar Cendana sekolah, ya. Ibumu yang jemput Cendana nanti. Kamu gimana?"
"Gimana apanya?" kernyit Klarisa.
"Darka?" Suara Ijal berbisik dalam.
"Biasa aja." Klarisa menguncir tinggi rambutnya, gerah juga habis introgasi, menoyor kepala juga nempeleng pria yang KO pada akhirnya.
Ijal tersenyum, ia meremas pelan bahu putrinya. "Ayah mau ketemu Darka," lirihnya.
"Mau ngapain, sih?! Gebukin? Udah, lah, nggak usah. Dia habis dihajar Om Abdi, Yah, sampe rusuknya geser!" seru Klarisa.
Ijal menatap curiga. "Kok ngelarang? Kamu kasihan sama dia?" tembak Ijal.
"Idihhhh, ogah amat kasihan." Klarisa melengos. Ia berdoa supaya Audrina tidak cerita apapun ke Ijal.
"Padahal Ayah nggak mau gebukin. Silaturahmi aja dikit, ya ... gaplok bolak balik, oke lah." Ijal melepaskan rangkulannya lantas mengajak Klarisa pulang, ia akan antar ke rumah yang jadi tempat tinggal sementara putrinya.
"Sama aja itu Ayahandaaa!" teriak Klarisa lalu membuka pintu mobil. Ijal hanya tertawa pelan seraya menghidupkan mobil.
***
Satu tas besar berisi barang bukti tim siapkan. Lima pengacara Hilman termasuk Klarisa sudah tiba di pengadilan memakai baju jubah hitam juga slayer putih terpasang di leher.
Mereka berjalan masuk ke ruang sidang utama, ternyata ada media yang meliput. Klarisa diam memperhatikan setelah duduk di posisinya, menunggu Hilman datang.
Saat Hilman datang, Klarisa dan tim segera memeluk erat bergantian. Mereka memberi kekuatan kepada bosnya dan yakin bukti kuat sudah di tangan.
Penuntut umum sempat terkejut melihat hal itu, karena betapa Hilman dikelilingi anak didiknya begitu banyak.
Ijal datang sendirian. Ia duduk di kursi bersama keluarga Hilman. Istri dan dua anak Hilman terharu melihat papanya diberi semangat juga kasih sayang pengacara muda asuhannya.
"Pak, hari ini kita mendengarkan keterangan saksi. Bapak tenang aja, ya. Kasih tau kami kalau memang kesaksiannya bohong," bisik Billy, salah satu tim Klarisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magnetize ✔
RomancePlayboy yang tidak mau menuruti kemauan orang tuanya untuk berhenti bermain-main dengan hidupnya terutama wanita. Usianya masih 21 tahun namun karena latar belakang keluarga pebisnis ulung, ia berhasil lulus kuliah lebih cepat dan sudah punya bisni...