Chapter 20

5.1K 579 3
                                    

Awas typo menodai mata!
Selamat membaca

-
-
-
-
-
-
-

Stefano membuka amplop coklat yang baru saja di berikan Razav, di dalamnya ada foto seorang pria dan wanita orang tua dari Erkan Lim dan benar saja dugaannya, wanita bernama Adinda ini wajahnya mirip dengan mendiang istrinya dia adalah anak yang telah di palsukan kematiannya oleh Ellena Anderson. Itulah tebakannya.

Adinda, kakak kembar Mikaila. Dulu istrinya pernah bercerita jika memiliki saudari kembar, namun meninggal saat usia 10 tahun karena kelainan jantung. Entah apa alasan Ellena memalsukan kematian dan membuang putrinya, tapi hal ini pasti ada sangkut pautnya dengan harta warisan. Dulu Mikaila pernah mengatakan jika Ibunya tidak setuju 50% saham perusahaan Anderson di berikan kepada saudarinya atas permintaan sang ayah sebelum meninggal.

Tapi sayangnya seminggu sebelum tuan Anderson meninggal, saudarinya sudah berpulang lebih dulu.

"Razav cari tahu nama putri kembar Anderson?"

"Baik tuan."

Setelah sekertarisnya pergi, Stefano memutar kursi sehingga kini berhadapan dengan kaca yang memperlihatkan beberapa gedung lain, dia melipat kedua tangannya di depan dada. Ingatannya memutar percakapan kemarin malam antara dia dan anak bungsunya.

"Hm, lagipula selama ini aku seatap sama penjahat."

Penjahat ya, dia tak terima dengan sebutan itu tapi kenyataannya memang benar, dialah penjahat yang sebenarnya. Orang jahat yang bahkan telah membunuh istrinya sendiri, pria berpenyakitan seperti dia seharusnya tidak menikahi perempuan sebaik Mikaila.

"Berengsek!" umpatnya, sambil mengacak rambutnya frustasi. Stefano takut Altheo membencinya, dia tidak sanggup dia tidak akan terima.

Bagaimana jika suatu hari nanti anak itu pergi, bagaimana jika Steve kembali mengambil alih tubuhnya, bagaimana jika alter egonya menyakiti putranya. Apa yang harus dia lakukan, meskipun Steve tidak pernah keluar lagi, tapi tidak menutup kemungkinan dia akan kembali. Dimitri benar, seharusnya sejak dulu dia melakukan kontrol ke psikiater.

Meninggalkan Stefano yang tengah kalut dengan pikirannya, kini di SMA Jackson putranya tengah gemetaran di belakang tubuh Kakaknya karena sikap aneh Kaiden.

"Altheo~"

Merinding itulah yang di rasakannya , sedangkan Rasen semakin mengeratkan genggamannya di tangan sang adik, dia menatap tajam Kaiden yang hanya menampilkan ekspresi menjengkelkan.

Sedangkan Kaiden merasa senang saat melihat reaksi Rasen, provokasinya berhasil ternyata.

"Altheo~"

"Berhenti memanggil adik ku dengan nada menjijikkan!" sentaknya.

Murid-murid lain yang melihat perdebatan mereka tentu saja penasaran, apalagi saat Rasen tampak berapi-api. Karena sejauh yang mereka kenal Rasen adalah pribadi yang tenang, tapi setelah kehadiran Altheo di sekolah Rasen terlihat berbeda.

"Ah kalian tidak seru." ucapnya, Kaiden langsung keluar dari kelas. Altheo dapat bernafas dengan lega setelah anak itu menghilang dari pandangannya.

Rasen membawa adiknya ke rooftop dimana di sana sudah ada Keenan dan kedua sahabatnya. Sebenarnya dia juga terpaksa datang ke sini, karena lunch box untuk adiknya di titipkan pada Keenan. Altheo memang tidak di perbolehkan makan makanan di kantin, alasannya karena kesehatan Altheo yang selalu menurun.

Second Life The Geeky Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang