Chapter 14

13.5K 1.2K 35
                                    

Awas typo menodai mata!
Selamat membaca

-
-
-
-
-
-
-

Suasana di malam ini sedikit dingin, karena tadi sore hujan cukup deras. Sekarang di depan super market Altheo tengah duduk sambil menunggu Jeco yang sedang mengantri di kasir. Kepalanya mendongak menatap langit yang terlihat gelap, tidak ada satupun cahaya bintang di atas sana.

Hatinya kembali di liputi perasaan rindu yang bergejolak, rindu dengan kedua orang tuanya yang telah tiada dan rindu dengan kehidupan monoton miliknya sebagai Erkan Lim. Dia masih belum terbiasa dengan tubuh Altheo dan kehidupan rumitnya.

Sampai netranya tidak sengaja bertubrukan dengan netra kelam seorang pria dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Pria itu terlihat akan mendekat, tapi kehadiran Jeco membuatnya berbalik pergi.

"Tuan muda mari kita pulang." ucapnya, Jeco sedari tadi menahan dirinya yang panas dingin karena berkali-kali mendapatkan pesan singkat namun mematikan dari Stefano.

"Bentar lagi elah, masih betah disini."

Altheo belum mau kembali ke mansion Benedict, tapi Jeco menolak. Mereka hanya di beri waktu 30 menit untuk keluar dan sekarang sudah hampir satu jam, dia tidak mau mengambil resiko jika tuan besarnya murka dan kembali menyakiti tuan mudanya.

"Ah gk asik lu Jec, yaudah yuk balik!" ucapnya sambil menggandeng tangan Jeco yang membuat pria itu terkejut. Namun senyuman kecil langsung terlihat di wajah tampan Jeco.

"Anda manis sekali tuan muda."

Beberapa menit kemudian mereka sampai di kediaman Benedict bersamaan dengan Dimitri yang keluar dari mobilnya.

"Darimana?" Dimitri mengisyaratkan Altheo untuk mendekat kearahnya.

"Super market, Altheo beli jajan!"

Dimitri mengangguk sambil mengusap pelan rambut halus keponakannya, benar kata tua Bangka itu. Jika anak ini berubah, bukannya merasa kaget atau aneh. Dimitri senang melihat perubahan positif pada diri Altheo.

Mereka masuk ke dalam mansion, di ruang keluarga sudah ada anggota Benedict lainnya yang menunggu mereka.

"Lama." celetuk Stefano tiba-tiba membuat Altheo cemberut.

"Suruh siapa nunggu." jawabnya dengan asal, Altheo duduk di dekat Lucian sambil membuka plastik berisi jajanan miliknya. Mereka membiarkan, lagipula ini baru pertama kalinya Altheo membeli makanan seperti itu.

"Ice cream-nya di makan besok saja sayang." suara lembut itu masuk ke telinga Altheo.

Briana Jefferson istri Dimitri, wanita dengan rambut sebahu dan wajah yang tampak ayu menatapnya dengan lembut penuh kasih sayang.

"Tapi-"

"Jangan membantah." ucap Dimitri dengan mutlak, membuat Altheo mendengus kesal.

Keenan yang baru saja datang duduk di bawah dan bersandar ke sofa yang di duduki adiknya.

"Besok berangkat dengan Abang."

Second Life The Geeky Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang