Chapter 1

9 1 0
                                    

Sepuluh tahun telah berlalu, aku dan saudaraku, Radithya telah banyak mengalami perubahan dibandingkan sebelumnya.

Dari yang zigot, embrio, bayi hingga sekarang. Usia 10 tahun merupakan usia anak-anak yang bagus untuk peraihan nilai akademis yang baik.

Tapi, dimana aku sekarang?

Yap, di Konoha pastinya🙂.

Negeri yang dipenuhi korupsi, kematian dini dan perang bisa terjadi kapan saja.

Sungguh negeri yang mulia, tepuk tangan untuk para koruptor satu ini👏. Bahkan anak-anak pun tidak terlepas dari perbuatan tangan kotornya.

Entah ini adalah hal yang baik untuk kami atau tidak. Tapi kami seperti masuk ke dunia Naruto. Disini aku berhasil mengkonfirmasi 3 hal:

1. Kami masih hidup. Tepatnya, hidup di dunia lain. Aku, Radith dan ibuku. Hanya kami bertiga. Dan penampilan kami dan nama masih sama seperti sebelumnya.

2. Sistem chakra. Kalian masih ingat fanfiction yang biasa kalian baca tentang Naruto ini. Kami tak punya sistem chakra di tubuh kami.

3. Sistem kekuatan lain. Ya, ini agak mengasyikkan karena kita punya energi kutukan dari Jujutsu Kaisen.

~•~

"Hey, Radith! Bisakah kau lari lebih cepat? Dan tolong jangan berada tepat di depanku, aku jadi tidak bisa menyalipmu! " Seruku sambil membawa ransel.

"Kalau begitu, kita bisa telat tauu!!! Sudah jam 07.30 nih! " Balasnya sambil mempercepat langkahnya.

Aku tidak pernah bisa menolak pernyataan tersebut. Faktanya, akademi ninja di mulai pada pukul 07.45 pagi. Sedangkan kami sudah mulai berlarian semenjak sekitar 1 jam yang lalu.

Jarak antara rumah kami dan akademi itu sendiri terbilang amat jauh. Dengan kebiasaan ala Indo, kami memang terbiasa bangun pagi untuk bersekolah.

Bangun jam 05.30 pagi, lalu berangkat antara jam 06.05 hingga 06.15 pagi. Tapi, jarak antara rumah dengan akademi ninja mencapai 10 km😇.

Untungnya, kami sudah terbiasa untuk berlari. Sudah 5 tahun kami melakukannya, ini juga merupakan keuntungan sebagai latihan fisik kami.

"Uh, untung belum telat ya.. " Ucap Radith dengan lega, tidak menyadari ada orang-orang yang terburu-buru juga selain dia.

Buk!

Seorang gadis berambut pink jatuh dan mengusap kepalanya yang sakit, ia mengeluh kesakitan. "Naruto baka! Kau pasti berulah lagi! 💢" Ucapnya dengan kesal, mengira bahwa itu Naruto

Oh, bukankah ini salah satu pemeran utama di Naruto? Haruno Sakura. Kata-katanya pedas sekali untuk diucapkan pada orang yang baru dikenal. Aku masih bisa melihat dahinya yang mengernyit dengan kesal.

Dengan sabar, Radith mengangkat kepalanya dan memberikan tangan kanannya padanya. "Maaf, aku kurang hati-hati"

Gadis pirang di sebelahnya nampaknya tersipu melihat wajah Radith setelah ia mengangkat kepalanya. "Pss! Sakura, lihatlah! Apa ini mimpi? Ternyata masih ada orang yang lebih tampan dari Sasuke-kun! " Bisiknya yang dapat terdengar dengan jelas.

"... " Ah, tidak. Aku tidak boleh tergoda olehnya. Shannaro!! Jangan tergoda oleh pria lain selain Sasuke-kun, pikir Sakura sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ehm, permisi! " Ucapku sambil memberikan lirikan ke arah tangan Radith.

Oh ayolah! Tangannya masih dalam posisi memberikan bantuan padanya loh! Setidaknya, kau harus meraih tangannya dulu kan sebagai tanda kalau "kau baik-baik saja".

"Ah iya, maafkan aku. " Sakura baru tersadar dengan lirikanku.

"Baiklah, kalau begitu kami permisi dulu ya👏" Aku segera menggandeng tangan Radith dan membawanya ke kelas secepat mungkin.

"Pukul 07.42 pagi, hampir saja terlambat" Radith mengambil tempat duduknya di tengah, begitu pula denganku.



Note:

Total kata: 518 kata

Jangan lupa vote dan komen! Dari 1 sampai 10, kalian kasih rating berapa di chapter ini. :D

"Detail kecil itulah yang penting. Hal-hal kecil membuat hal-hal besar terjadi." - John Wooden

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Should I Write My Story? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang