Suamiku dan Sepatu

239 12 9
                                    

Ketika Aku memasak di sore hari, lantas mendengar suara ketukan pintu dengan sangat keras. Aku mengira dia pasti suamiku yang baru pulang kerja. Di apartemenku lantai 23 yang kecil namun panjang serta penuh barang-barang, bahkan dihampir semua sudut ruangan hingga ketika siapapun masuk ke ruangan dan membuka pintu, kardus kardus pun menjulang tinggi di depan mata. Rata-rata merupakan kardus sepatu. Memang, pekerjaan suamiku adalah seorang pedagang sepatu. Setiap matahari terbenam, pintu hanya kubuka untuk suamiku saja yang baru pulang setelah menjual sepatu originalnya, bahkan aku pun sengaja mengunci pintu, jendela, semua sudut ruangan dengan erat, bahkan bila ada penyusup masuk melalui celah apapun bakal ada alarm khusus yang akan berbunyi. Pasalnya sepatu yang dijual suamiku adalah produk original alias import dari negara asalnya.

Kembali ke cerita, lalu aku bukakan pintu tersebut, namun yang datang malah bukan suamiku melainkan seorang perampok yang langsung masuk dan merantai kakiku, lalu kemudian disaat yang sama muncul perampok lagi dari belakangku dengan tiba-tiba dan merantai leherku. Mereka berdua menarik rantai itu cukup kuat hingga berteriak ataupun meraih sesuatu pun tak mampu. Aku pun dibopong keluar apartemen dan dimasukkan kedalam mobilnya. Keadaan di apartemen pun sangat sepi sekali. Yang aku herankan ternyata produk bikinan manusia selalu mudah rusak!

BERGIDIK - A Riddle StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang