Bukankan cinta akan tumbuh karena biasa hidup bersama?
***"Bi...?"
"Iya nyonya?" Seru seorang wanita paruh baya tergopoh-gopoh menghampiri seorang wanita muda yang tengah berjalan kearah meja makan.
"Bapak sudah berangkat?"
"Sudah Bu."
"Vano dan Rora?"
"Sudah juga, tadi bapak sekalian mengantar Den Vano dan Non Rora."
Thania. Wanita itu menghela nafasnya.
"Ada pesan dari bapak?"
"Ada Bu, bapak bilang nanti jangan lupa untuk menjemput den Vano dan non Rora sebelum jam tiga."
"Oke saya yang jemput."
"Bapak bilang biar saja saja Bu yang jemput dengan pak Rano."
Thania mengerutkan keningnya kemudian berdecak sebal.
"Ya sudah buatkan saya teh seperti biasa."
"Baik Bu."
Thania mengambil ponselnya dam membuat panggilan kepada suaminya.
"Halo?"
"Kenapa?"
"Kayaknya kamu udah ngga menghargai aku lagi sebagai istri kamu dan juga sebagai ibu dari anak - anak kamu ya?"
Terdengar hembusan nafas kasar dari seberang sana.
"Kamu baru bangun? Lebih baik sekarang mandi, biar pikiran kamu tenang."
"Mas, denger ya aku ini istri dan ibu, aku masih bisa menjalankan kewajiban ku. Kamu jangan bersikap seolah olah aku lepas tangan untuk kewajibanku dong."
"Thania denger, kamu sendiri yang bilang kalau kamu ngga mau diganggu, kamu akan melakukan apa yang memang kamu inginkan tanpa mau diperintah siapapun, tanpa terkecuali aku, suami kamu. Aku hanya melakukan apa yang kamu minta."
"Tapi ngga gini dong, tugas antar jemput Vano dan Rora itu tugas aku."
"Lalu kamu pikir aku akan membiarkan anak anak diantar sama kamu yang semalaman habis mabuk?"
Thania terdiam.
"Udahlah. Aku mau meeting."
Tut.. tutt.. tuttt..
Thania kembali duduk. Ia meminum teh yang sudah dibuatkan oleh pembantunya itu.
"Morning..."
Thania menoleh dan mendapati mamanya datang dengan menatap tajam ke arahnya.
"Kamu melayani suami dan anak anak kamu pagi - pagi dengan tampilan seperti ini."
"Ngga."
"Terus?"
"Aku baru bangun."
Lavira mendelik.
"Kamu jangan bercanda."
"Apa sih mah? Aku serius. Semalem aku tipsy."
Lavira menarik kursi dan duduk disamping putri tunggalnya itu.
"Kamu masih suka mabuk - mabukkan?"
Thania mengangguk santai. "Party mah, kalo party yang pasti ada minumannya dan ngga mungkin kalau aku ngga mabuk."
"Thania, kamu sudah berkeluarga. Anak - anak kamu sudah besar, dan kamu? Masih kayak gini?"
"Mas Tristan aja ngga larang aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US
RomanceKetika Tristan dan Thania yang terus mencoba melawan badai dalam pernikahan mereka.