Happy Reading
•
•Lautania, anak dari keluarga sederhana, memiliki orang tua yang masih lengkap serta adik laki laki yang sangat menyayanginya.
Bulan lalu Daniel meminjam uang kepada perusahaan milik Damini, dengan maksud untuk memperbesar perusahaannya agar berkembang. Namun semua itu gagal, ia malah tertipu investasi bodong yang menghanguskan uangnya sebesar 13M, uang yang ia pinjam kepada keluarga Damini kini lenyap tidak tersisa.
Keluarga Damini sudah menagih hutang tersebut, namun Daniel bingung harus membayar dengan apa karna uang tabungannya sudah habis tak tersisa untuk investasi perusahaannya.
Daniel duduk di ruang kerjanya, Laut berjalan masuk dan memeluk tubuh sang papa, Daniel menangis memikirkan cara apa lagi untuk bisa membayar utangnya.
"Papa jangan nangis, Laut akan bantu papa untuk bisa melunaskan semua hutang papa dengan keluarga Damini itu," ujar Laut.
"Bagaimana caranya nak? Kita tidak punya uang sebanyak itu untuk melunasi hutangnya," jawab sang papa.
"Papa gausah khawatir, Laut bisa melunaskan hutangnya apapun resiko nya Laut akan terima demi melunaskan hutang papa,"
"Jangan nak, udah biar papa aja yang cari uang untuk membayar hutang papa ke keluarga Damini,"
"Ngga papa kok, semua akan baik baik aja, papa tenang ya," ucap Laut menenangkan sang papa.
Laut berjalan keluar dari ruang kerja sang papa, ia berniat untuk bertemu dengan Tuan Damini seorang diri untuk membahas hutang sang papa.
Keesokan harinya, Laut berjalan masuk ke dalam perusahaan yang begitu megah untuk bertemu langsung dengan Tuan Damini.
Kini Laut sudah berdiri tepat di hadapan Tuan Damini, ia melirik ke meja yang tertera tulisan 'CEO Anggara Damini'
"P-pagi Tuan Damini, nama saya Lautania anak dari Daniel, saya datang kesini untuk memohon pada anda agar menghapus semua hutang papa saya, dengan gantinya saya akan melakukan apa pun yang Anda suruh," ucap Laut dengan gugup.
Mendengar pernyataan itu, pria paruh baya itu menarik sudut bibirnya, 'Gadis yang begitu berani' batinnya.
"Kau yakin? kau akan bekerja seumur hidup dengan ku untuk melunasi semua hutang papa mu," jelasnya.
Anggara menghela napasnya dengan menggaruk dahinya, "Baiklah, aku rasa umur mu tidak terlalu jauh dengan anak ku, berapa umur mu nona?" Tanya Anggara.
"Dua puluh tahun," jawab Laut.
"Oke, aku akan menghapus semua hutang ayahmu, dengan syarat kamu harus menikah dengan anak saya," ujar Anggara.
Laut terkejut mendengar ucapan dari Anggara, jantungnya berdegup dengan kencang. Apa katanya barusan, menikah?
"T-tapi tu-" ucapan Laut di potong oleh Anggara yang sepertinya tidak menerima penolakan dari Laut.
"Kamu boleh pergi," ucap nya sambil mendudukkan dirinya ke kursi kerjanya.
Laut keluar dari ruangannya, ia begitu sial menemui Tuan Damini hari ini, "Persetan dengan pernikahan!" gerutunya.
*****
Pagi ini di kampus, Laut duduk termenung memikirkan pernikahannya yang sebentar lagi akan di selenggarakan, ia belum yakin dengan keputusannya kali ini, ia takut tidak bisa menjadi istri yang baik untuk calon suaminya nanti.
Laut terus melamun sepanjang pelajaran, Cheryl sahabatnya memanggil Laut berulang kali, namun Laut yang masih melamun tidak mendengar panggilan itu.
"Laut, hei Laut!" panggil Cheryl namun tidak ada pergerakan dari Laut. Hingga Cheryl menyenggol bahunya hingga Laut tersadar dari lamunannya.
"Ada apa?" tanya Laut.
"Pak dosen memanggilmu dari tadi," ujar Cheryl.
Dosen yang kali ini mengajar di kelasnya adalah Bagaskara Autlantika Damini yang kerap di panggil Atla, sedari masuk ia sudah sadar kalau Laut Tengah melamun dan tidak fokus pada pelajarannya.
"Ma-maaf pak, apa bisa di ulang kembali pertanyaannya?" Tanya Laut gugup.
"Setelah pelajaran saya selesai, ikut saya ke ruangan saya!" Ucap Atla tegas.
Mata Laut membulat sempurna, "Mati aku, aduh kenapa pake melamun segala coba!" Grutu Laut dalam hatinya.
Mata Laut tertuju pada Cheryl ia memegang tangan Cheryl, namun Cheryl mengangkat bahunya ia tidak tau harus bagaimana jika Pak Dosen sudah memanggil untuk pergi ke ruangannya.
Jam pelajaran telah selesai, Atla bangkit dari duduknya.
"Pelajaran kita sudah selesai, kalian boleh kembali ke rumah masing masing dan kita akan ketemu kembali di lain waktu," ucap Atla sambil melirik ke arah Laut yang terlihat menegang.
"Laut, nari ikut saya," panggil Atla sambil berjalan keluar dari kelasnya.
Sebelum mengikuti langkah Atla, Laut menarik napasnya dalam dalam dan mengambil tas nya lalu berjalan keluar mengikuti langkah jenjang sang Dosen.
Ruangan itu tertera nama lengkap "Bagaskara Autlantika Damini"
"Duduklah, kenapa kamu melamun saat pelajaran ku di mulai? Apa kamu ada masalah?" Tanya Atla.Laut terdiam, ia menundukkan kepalanya.
"Tidak usah di ceritakan kalau kamu tidak mau bercerita," ucap Atla sambil membuka laptopnya.
"S-saya lagi ada masalah, keluarga saya memiliki hutang yang cukup besar, saya berniat untuk melunasi hutangnya dengan cara bekerja di perusahaannya tanpa di gaji, tapi entah mengapa saya disuruh menikah dengan anaknya," jelas Laut.
Atla hanya tersenyum tipis mendengar penjelasan dari Laut, ia sebenernya tau akar permasalahannya, karna permasalahan itu menyangkut dirinya.
"Jadi, apa kamu tidak mau menikah dengan anaknya?" Tanya Atla.
"Bukannya tidak mau, tapi saya tidak tau apakah anak nya brengsek, jelek, atau sebagainya," ucap Laut.
Sedikit tersentuh dengan ucapan Laut yang begitu menusuk ke hatinya, pasalnya ia mengatai dirinya brengsek dan jelek.
"Ekhem, baiklah saya paham. Tapi apa pun masalahnya kamu jangan pernah melamun di saat pelajaran berlangsung, kamu boleh pergi," ujar Atla.
"Se-serius saya boleh pergi?" Tanya Laut untuk memastikan.
"Iya, saya sudah selesai dengan mu," ucap Atla.
Tanpa memikir panjang, Laut melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Atla dan pergi menuju parkiran untuk mengambil mobilnya dan segera pulang.
"Gadis aneh, tapi papa benar kalau aku akan menyukainya," gumam Atla.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautania & Autlantika
Teen FictionLaut tidak pernah mengira bahwa sosok laki laki yang menikahinya begitu romantis, perlakuan kecil suaminya tunjukkan untuk membuat Laut selalu tersenyum.