[4] Paint The Memories 2

7 3 0
                                    

Guangzhou, China.

Riuh keramaian kota menderu. Jalanan berhiaskan lampu dan lampion merah yang cantik. Gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh berbalut kemegahan lampu. Suasana di Guangzhou sangatlah ramai, berbeda dengan Jilin yang cenderung tenang.

Orang-orang terlihat sibuk dengan urusan masing-masing. Para pedagang aktif berniaga menawarkan barang yang dijual. Muda-mudi menikmati kebersamaan mereka.

Di suasana hiruk pikuk kota besar Guangzhou ini, berjalan seorang pemuda dengan penampilan cukup tertutup dibandingkan orang-orang lainnya. Meski begitu, tinggi tubuhnya yang rata-rata itu membuatnya tidak terlalu mencolok sehingga dia bisa dengan bebas berjalan-jalan.

 Meski begitu, tinggi tubuhnya yang rata-rata itu membuatnya tidak terlalu mencolok sehingga dia bisa dengan bebas berjalan-jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Renjun, laki-laki itu berjalan santai ditengah-tengah keramaian orang. Tadi pagi ia tiba di Guangzhou untuk menghadiri pernikahan sepupunya yang tinggal di Guangzhou. Upacaranya sudah selesai sejak siang. Karena sore ini dia tidak melakukan apa-apa dan merasa bosan berdiam di hotel, Renjun berniat pergi berjalan-jalan di kota besar ini.

Kedua kakinya berjalan menuju sebuah gedung Opera klasik yang biasa mementaskan cerita-cerita dari dataran Tiongkok ini. Selama 24 tahun Renjun hidup, baru kali ini ia melihat Opera Tiongkok. Hal yang menarik untuk dicoba.

Setelah menukarkan tiket yang sudah ia beli secara online sebelumnya, Renjun bergegas masuk ke dalam aula pertunjukan. Pemuda itu duduk di deretan kursi paling atas, tempat bagi orang-orang yang rela membeli tiket dengan haga lebih tinggi dari harga biasa a.k.a bangku VIP. Sembari menunggu pertunjukan dimulai, lelaki itu memainkan ponselnya.

Tak seberapa lama kemudian seseorang mendudukkan diri tepat disampingnya. Renjun berpikir dia sedikit menyesal tidak membeli bangku di sisi kanan juga kirinya agar dibiarkan kosong selama pertunjukan. Namun, penyesalan itu terganti oleh keterkejutan kala melihat sosok yang duduk disampingnya itu.

 Namun, penyesalan itu terganti oleh keterkejutan kala melihat sosok yang duduk disampingnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana kabarmu?" Ujar Renjun. Karena keadaan yang masih sepi, tentu orang tersebut menoleh karena merasa dirinya yang di ajak bicara.

Bola mata berwarna kebiruan itu membelalak terkejut ketika tahu siapa orang yang mengajaknya bicara.

RAIN🌧️ [Huang Renjun X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang