Chapter 2

116 32 7
                                    




Sorry for typo

************************************

“biarkan bibi mengobati mu”ucap bibi Yusi

Yibo melepas bajunya lalu membelakangi bibi Yusi. Bibi Yusi kembali meneteskan air mata melihat bekas luka yang baru kering namun kembali terluka lagi

Bibi yusi mengobati dengan hati-hati “apa sakit?”tanya bibi Yusi

“sedikit”ucap Yibo

“kau anak yang kuat kebahagiaan akan datang padamu”batin bibi Yusi

Beberapa menit bibi Yusi telah selesai membersihkan luka Yibo

“sudah, istirahatlah bibi akan membawamu makanan”ucap bibi Yusi

Yibo mengangguk dan tersenyum “terima kasih”ucap Yibo

bibi Yusi pergi untuk mengambilkan Yibo makanan, Tidak lama kemudian bibi Yusi kembali

“makanlah nak”ucap bibi Yusi memberikan makanan pada Yibo

Yibo menerimanya lalu berterimakasih kemudian melahap hingga habis.

“istirahatlah nak tidurlah dengan tengkurap”ucap bibi Yusi di angguki Yibo

Bibi Yusi keluar meninggalkan Yibo yang telah tidur dengan posisi tengkurap

“hahh…apa hidupku akan terus seperti ini?”batin Yibo

“Aku butuh Lusi”ucap Yibo tidak
lama ponselnya berbunyi

“Lusi menelpon?”guman Yibo melihat kekasihnya menelpon

“halo Lu?”

“Yibo ayo putus”

Yibo mematung diam mendengar ucapan Lusu

“Lu-lusi apa maksudmu?”

“ayo putus Yibo aku sudah tidak mencintaimu lagi”ucap Lusi

“Lusi apa aku memiliki salah?”tanya Yibo dengan lembut namun terdengar putus asa

“tidak. Hanya saja ayo putus"

Yibo masih terdiam tidak membuka suara, dia terlalu terkejut mendengar ucapan Lusi

“diam mu ku anggap iya. Baiklah selamat tinggal Yibo aku juga akan pindah ke jerman”

Tanpa menunggu jawaban Lusi memutuskan panggilan sepihak

Yibo menatap Ponselnya “kenapa? Kenapa kenapa!!??” teriak Yibo dengan air mata yang mengalir

Kenapa disaat dia membutuhkan sandaran, disaat dia membutuhkan kekasihnya, disaat itu kekasihnya
mengucapkan kata putus.

kenapa?

Disaat dia butuh orang untuk menjadi penerang jalannya dan berharap itu adalah Lusi tapi kenapa takdir
memberikannya luka lagi

kenapa?

“aarrghhh!!!”teriak Yibo didalam kamarnya, sekencang apapun dia berteriak hanya akan di dengar oleh dinding-dinding itu

Yibo menarik lacinya mengeluarkan benda tipis namun terlihat begitu tajam, pria itu mengerahkan benda tajam itu ke pergelangan tangannya.

Satu sayatan

dua sayatan

tiga sayatan

empat sayatan

dibiarkannya darah segar menetes membasahi lantai begitu saja. Yibo tersenyum melihat itu, terbesit sedikit rasa legah setelah melakukannya meski tidak sepenuhnya karena luka luka itu tidak seberapa dengan luka batinnya

“apa aku terlihat lemah? Apa aku lelaki yang lemah?”guman Yibo masih menatap darah yang terus menetes dengan senyuman pedih. siapapun yang melihat itu akan mengetahui seberapa besar pria itu tidak ingin hidup lagi

“ini terlalu menyakitkan”Yibo menekan iaj

semuanya menjadi gelap. Yibo pingsan dalam kesendiriannya, darah dan air mata menetes secara bersamaan.

******

Keesokan hari-nya Yibo bangun secara perlahan dengan memegang keningnya karena pusing yang melandanya. dilihatnya penggilingan tangannya lalu tersenyum

“aku merasa lebih baik”batin Yibo

Yibo bangkit dan pergi untuk membersihkan diri tanpa memperdulikan lukanya yang belum boleh terkena air. Setelah selesai mandi Yibo menghadap cermin kemudian menabur salep pada luka di punggungnya dengan sembarangan lalu membalutnya, Yibo juga tidak lupa kebersihan darah yang berceceran di lantai lalu buru-buru memakai pakaiannya dan menyambar jaket denim dan tas kemudian keluar dari kamarnya

Saat Yibo sampai dibawa Tuan Wang dan Nyonya Wang sedang sarapan. bahkan kedua saling menatap seperti seorang musuh bukan pasangan suami-istri. Yibo hendak melangkah pergi tapi suara tuan wang menghentikannya

“sarapan Yibo”ucap Tuan Wang dengan dingin

Yibo tetap memunggungi kedua orangtua-nya “aku sudah terlambat. aku pergi”ucap Yibo lalu pergi
menaiki motornya dan melaju meninggalkan halaman rumah

Saat yibo melajukan motor hingga memasuki gerbang kampus, seseorang  yang berlari memasuki gerbang hampir tertabrak motor Yibo. Untung saja Yibo langsung
ngerem motor dengan cepat jika tidak mungkin pemuda itu bisa saja terluka.

Pemuda itu adalah Xiao Zhan. Pemuda manis itu langsung jatuh terduduk dengan memegang dadanya karena jantungnya berdetak sangat cepat

“astaga aku kira aku mati”ucap Xiao Zhan

Yibo yang melihat itu turun dari motor-nya dan berjalan ke arah Xiao zhan

“maaf aku tidak sengaja”ucap
Yibo

Xiao Zhan mendongak menatap Yibo dan terpaku sesaat dengan ketampanan yang tidak manusiawi itu

“halo! aku maaf”ucap Yibo sekali lagi dengan poker face nya

Xiao Zhan langsung tersadar dan buru-buru berdiri “tidak apa, ini juga salahku karena buru-buru” ucap Xiao Zhan

dia kembali tersadar oleh susuatu“suara ini sama dengan suara yang kemarin”batin Xiao Zhan

“Yibo!’teriak Haoxuan yang berdiri dekat parkiran, mungkin menunggu Yibo

Haoxuan berlari kearah Yibo dan Xiao Zhan langsung memukul pundak Yibo dan merangkulnya. Hal itu membuat Yibo harus menahan sedikit perih di punggungnya.

Semua ekspresi Yibo tidak lepas dari pandangan Xiao Zhan

“Yibo kenapa tidak masuk?”ucap Haoxuan

“tadi aku tidak sengaja hampir menabrak dia”ucap Yibo menunjuk Xiao Zhan

Haoxuan menatap zhan “oh hai Zhan..”sapa Haoxuan di balas senyuman oleh Xiao Zhan

Yibo mengernyit bingung “kau mengenalnya?”tanya Yibo

“dia sahabat kekasihku Jiyang”ucap Haoxuan

“oh. ayo masuk”ucap Yibo

“Zhan kami duluan ya”ucap Haoxuan

“iya Xuan”ucap Xiao Zhan

Xiao Zhan memandang Yibo dan haoxuan yang berjalan masuk, Haoxuan masih setia merangkul bahu Yibo. Xiao Zhan berjalan dengan jarak sedikit jauh dari  belakang

************************************

jangan lupa vote+komen

thanks

see you next chapter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAPPY? (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang