01

518 76 5
                                    

Di pemakaman inggris terlihat banyak orang sedang berduka atas kematian sepasang suami istri. Yaitu Tuan dan Nyonya Armstrong mereka mengalami kecelakaan yang tragis.
Becky selaku putri sulung kini harus hidup bersama dengan adiknya yang masih berusia 7 bulan.

"Semuanya sudah takdir tuhan, nak. Mulai sekarang tinggal bersama bibi di Thailand." Ucap bibi Charm.
"Tidak mau! Aku akan tetap di negara ini bersama Patricia."

"Rumah mu tidak bisa untuk kau tinggali lagi. Daddy sudah menitipkan kalian pada bibi, sayang."
"Aku bisa menghidupi adikku sendirian bibi."

"Tidak, bagaimana kau bisa sekolah? Apa kau akan membawa Patricia? Dia masih bayi. Biar bibi yang akan mengurus kalian berdua."
Tak ada pilihan lain lagi, terpaksa Becky harus pergi ke Thailand agar bisa melanjutkan pendidikan dan ada yang mengurus adiknya selama dia pergi ke sekolah.

"Mom, Dad. Aku berjanji akan menjaga Patricia dengan baik. Jangan khawatir lagi tentang itu, istirahat lah dengan tenang mom, dad." Ucap Becky menangis tersedu-sedu di makam kedua orang tuanya.

"Mereka akan bangga dengan mu." Ucap bibi Charm pada Becky.
Setelah pulang dari pemakaman, Becky langsung pulang ke rumah dengan terburu-buru, ia mencari adik kecilnya yang sudah dia tinggalkan sejak tadi pagi.

"Paman! Di mana Patricia?"

"Dia sedang makan di belakang, dia bersama Levia."

Becky segera pergi ke belakang dan mendapati adik kecilnya sedang makan dengan lahap.

Patricia Armstrong bayi berusia 7 bulan yang bahkan belum kenal dengan orang tuanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Patricia Armstrong bayi berusia 7 bulan yang bahkan belum kenal dengan orang tuanya sendiri.

"Adikku!!" Ucap Becky berlari ke arah Patricia. Dan bayi kecil itu merespon kakaknya dengan berceloteh riang.

"Terimakasih Levia, berikan pada ku. Biar aku saja yang menyuapi dia makan."

"Tidak apa Becky. Silahkan bersihkan dirimu dulu, kau baru pulang sejak seharian pergi ke pemakaman."

"Baiklah, terimakasih ya."

"Sebentar ya Patricia sayang. Setelah ini kita akan bersama."

CUP CUP

Becky mencium adiknya...

*****

5 hari kemudian...

Becky, bibi Charm, dan Patricia baru saja mendarat di bandara Suvarnabhumi Bangkok. Becky sangat bersyukur karena di sepanjang jalan yang jauh itu Patricia sama sekali tidak rewel. Dia hanya menangis sebentar saja karena minta susu. Tapi setelah itu dia tidur.

"Sekarang istirahat dulu Becky, bibi sudah siapkan kamar untuk mu dan Patricia." Ucap bibi Charm sambil menuntun Becky masuk ke kamarnya.

Kamar itu cukup bagus, satu ranjang yang luas dan terdapat satu box bayi di samping ranjang Becky. Sebenarnya bibi Charm ingin membawa Patricia tidur bersamanya agar Becky bisa tenang. Tapi Becky menolak, ia ingin menjaga adiknya dan tidak terlalu merepotkan bibi Charm. Cukup saat Becky pergi sekolah saja Patricia bersama dengan bibi Charm.

"Tidur ya, sayang."

CUP

Becky mencium adiknya lalu ia teringat Tentang susu adiknya. Karena mommy sudah tiada dan tidak bisa memberinya ASI lagi. Terpaksa harus diberi susu formula untuk menggantikan ASI.

"Tabungan ku mungkin cukup untuk membeli susunya selama 5 bulan kedepan. Tapi setelah itu aku harus mencari uang bagaimanapun caranya." Gumam Becky penuh tekad.

*****

Hari ini adalah hari pertama Becky sekolah. Ia duduk di kelas 3 SMP di usianya yang ke 15 ini ia harus melakukan semuanya dengan mandiri. 

"Sebisa mungkin sembunyikan indentitas mu. Jangan biarkan mereka tahu kau adalah seorang futa." Pesan bibi Charm.

"Kenapa aku tidak jadi wanita normal bi? Kenapa aku seperti ini?"

"Tuhan menyayangi mu. Jika suatu hari kau jauh cinta pada seorang wanita dan kalian mulai menjalin hubungan. Di situ kau boleh jujur katakan padanya kalau kau adalah gadis yang special."

"Baik Bibi, aku pamit dulu ya. Tolong jaga Patricia dengan baik."

"Jangan khawatirkan adik mu, fokus belajar dan jadilah juara di sekolah mu."

Becky mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.. 

Dengan langkah yang ragu-ragu Becky memasuki sekolah baru nya. Semua tampak sangat asing, orang-orang baru yang dia temui membuatnya merasa gugup.

"Teman-teman! Lihat itu ada murid asing masuk ke sekolah ini."

"Bisakah kita goda sedikit?" 

Sekumpulan anak-anak nakal ingin mengerjai Becky, mereka langsung menghampiri anak asing itu.

"Hii, anak asing."

"Halo, teman-teman." Jawab Becky sedikit menunjukan senyum nya.

"Dari mana asal mu?"

"Aku dari Inggris."

"Kenapa kau pindah ke sini? Aaa kau tidak di anggap ya sebagai warga negara di inggris?" Ledek mereka.

"Bukan begitu..."

"T- tolong jangan g-ganggu dia." Ucap seorang anak gadis kecil yang baru duduk di kelas 1 SMP.

"Ada apa dengan si cupu ini? Dia sudah berani dengan kita."

"A-aku hanya.. hanya... Meminta kalian untuk t-tidak menganggu dia."

"Diam kau Freen! Pergi sana jangan ganggu kami."

"Ayo, aku Antar ke kelas mu."

Freen menarik tangan Becky lalu membawanya pergi ke kelas nya agar tidak di ganggu lagi oleh anak-anak nakal ini. 

Freen sendiri adalah korban bully tapi dia suka menolong orang yang di bully juga. Ia hanya belum berani untuk angkat bicara lebih karna status dirinya masih adik kelas. 

love routeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang