𝟐. 𝐚𝐦𝐨𝐮𝐫 𝐜𝐚𝐜𝐡é

312 46 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Danielle merosot ke bawah saat ia terbangun dari tidurnya dan menyadari tempat ia berada, ia begitu panik saat ini, di mana ia berada di kamar Theon. Kamar yang tak asing baginya, karena ia sering berkunjung ke penthouse bersama dengan Friedrich.

Saat matanya terbuka di saat ia terusik saat tidur karena sebuah alarm di nakas dekat tempat tidur begitu memekik pendengarannya.

"Ini sangat memalukan!" Rengek frustasinya menjambak surai panjangnya yang acak-acakan.

Danielle ingat betul bagaimana kejadian semalam. Kejadian yang di luar kendalinya, ia tak menyangka jika dirinya senekat itu saat dalam pengaruh alkohol. Bisa-bisanya ia mengajak Theon bercinta lalu tak sadarkan diri hingga ia di gendong oleh Theon untuk pulang ke penthouse-nya. Bukankah itu sangat tidak pantas! Namun kejadian tersebut membangkitkan kepercayaan dirinya sedikit.

Ia tersentak saat pintu di buka begitu saja. Danielle tak berani menatap Theon sedikitpun karena dalam keadaan kacau. Ia malu.

"Cepat mandi dan pakai saja bajuku yang ada di lemari. Dan keluarlah, aku sudah membuat sarapan." Ucap Theon.

Tanpa ada jawaban. Theon kembali menutup pintu kamar. Suasana kembali hening, Danielle berdiri susah payah karena begitu pusing hanya untuk pergi ke kamar mandi.

Hal paling utama adalah membersihkan dirinya, tubuhnya penuh aroma alkohol semalam.

Danielle keluar dari kamar Theon dengan kaos oversize berwarna hitam milik Theon, kaos besar yang menutupi tubuhnya yang kurus sebatas paha.

Gadis itu menanggung malu untuk menghampiri Theon di meja makan, Theon yang terfokus pada ponselnya, kini beralih menatap atensi Danielle yang berdiri tak jauh darinya.

"Duduklah, kita sarapan dulu." Ucap Theon ramah.

Danielle menarik kursi dan lekas duduk, ia menatap Theon yang menatapnya lekat. Tatapan yang seolah menelanjanginya.

"Ada apa menatapku?" Cicit Danielle.

"Apa kau mengingat kejadian semalam?"

"I-iya. Aku ingat." Sahut Danielle berkeringat.

"Kau tidak berpikir aku melakukan hal yang tidak senonoh padamu saat tak sadarkan diri kan?"

"Tidak. Aku percaya kak Theon tak akan melakukan hal serupa."

"Ya. Karena aku tak mungkin berlaku buruk padamu nilie. Kau sudah seperti adikku sendiri." Ucap Theon penuh penekanan.

Tidak. Bukan ini yang Danielle harapkan, ia sangat menyukai Theon. Bagaimana hari-harinya di penuhi isi pikiran tentang pria di hadapannya. Sepertinya ia harus mengungkapkan isi hatinya selama ini langsung dalam ke adaan sadar. Ia tak ingin melewatkan kesempatan.

"Kak. Sebenarnya aku menyukaimu." Ucap Danielle yang memberanikan diri, ia sungguh malu tapi ia harus mengatakan perasaannya yang kian meluap.

"Ya. Aku juga menyukaimu nilie, bahkan aku sangat menyayangimu." Sahut Theon yang mulai menikmati sarapannya.

𝐏𝐚𝐫𝐭𝐧𝐞𝐫 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang