𝐁𝐀𝐁 𝟎𝟏

8 1 0
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐚
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚
𝐁𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚
𝐒𝐞𝐞 youu

                                                     P
agi ini seluruh santri maupun santriwati Pesantren Al Hafidz tengah di sibukkan dengan kerja bakti membersihkan pesantren

Zara dkk sedang menyapu dan mengepel kelas, Zara dan teman temannya yang bernama Suci, putri, dan maudy mereka bertiga adalah teman Zara yang paling dekat diantara yang lainnya

"Zara, kamu kan udah selesai tolong ya beliin kita bertiga minum" mohon Suci

"Tapi emang boleh? " tanya Zara tak yakin

"Kamu izin dulu sama bu nyai Zar" saran putri

"Yaudah aku izin dulu ya, assalamu'alaikum" pamit Zara

"Wa'alaikumussalam warahmatullah" jawab mereka serempak

Sekarang Zara tengah mencari bu nyai hafsah yang tengah berada di ndalem

Zara ragu untuk masuk ke ndalem bu nyai hafsah dan kyai hamid karena mereka sedang kumpul keluarga jadi Zara merasa tak enak menganggu mereka

"hufftt tenang Zara ini cuma izin doang gak lebih, tapii kok kaya ada suara ayah sama bunda ya? " tanya Zara dalam benaknya

"Palingan cuma mirip doang, udahlah " gumamnya

"hufft, assalamu'alaikum umi ini Zara "

"Wa'alaikumussalam Nak, masuklah ada ayah dan bundamu " ucap umi hafsah

"Nggih umi"

Zara pun masuk dengan sangat pelan dia bingung mengapa ayah dan bundanya datang? Apakah ada urusannya dengan umi hafsah dan abi hamid? Pikirnya

"Bunda, ayahh" binar Zara

"Zara kangen bangett sama bunda dan ayahh " adunya

"Aduhh aduhh, adek kangen nihh sama bunda dan ayahh, abang nya enggak Nak? " tanya bunda amira

"Eh ada abang? "

"Abang pulang kapan? " lanjutnya

"Kemaren Dek, kamu enggak kangen abang? " tanya abangnya yang bernama Arshaka Zhafi As siddiq

"Dihh siapa bilang Adek enggak kangen abang, jelas lahh adek kangen bangettt sama abang" ujarnya bahagia

"Kalau sama ayah enggak Nak? " celetuk Ayah bagas

"Zara kangen bangett sama ayah dongg "

Umi hafsah dan abi hamid yang melihat keluarga itu diam diam tersenyum hangat dan umi hafsah melirik sang putra bungsunya yaitu Gus Zafrel

Gus Zafrel yang sedari tadi memperhatikan Zara tanpa mengedipkan kedua matanya dan tersenyum manis tanpa mereka sadari

"Abang? Belum halal jangan di lihatin mulu " goda umi Hafsah

"Astaghfirullah, afwan umi " ujar Gus Zafrel malu

"Ooh iya bunda sama ayah ngapain kesini? " tanya Zara tiba tiba

"Nak, bunda sama ayah ada urusan yang sangat penting ini juga ada sangkut pautnya dengan mu " jawab Ayah bagas

"Maksudnya? " beo Zara

"Jadi almarhum kakek dan kakeknya Gus Zafrel ada janji menjodohkan kedua cucunya jika dari salah satu cucu mereka perempuan, dan cucu perempuan kakek satu satunya itu kamu Dek" jelas Ayah bagas

DEG

Zara pun hanya diam dia tak menjawab sepatah katapun, dia menatap sang ayah tak percaya mengapa harus dirinya? Mengapa tidak perempuan lain saja? Pikirnya

"Ayah, tapi Zara masih sekolah yah, Zara enggak mau " tolak Zara mentah mentah

"Nak, tapi ini adalah janji kakekmu sayang " ujar bunda amira menenangkan Zara

"T-tapi Zara masih sekolah bunda, dan Zara juga belum siap buat nikah " jelas Zara

"Nak, tapi ini wasiat terakhir kakek apakah kamu akan menolaknya sayang? " ujar lembut bunda amira

"Tapi.. Zara belum siap bunda " ucap Zara lirih

"Lagian Zara juga enggak kenal siapa yang akan dijodohkan dengan Zara bunda, Zara takut dia lelaki yang enggak baik buat Zara "

"Enggak baik gimana maksudnya dek?, coba liat depan " goda Zhafi

"Eh, Gus Zafrel? " kaget Zara

"Iya Nak, Gus Zafrel yang akan dijodohkan denganmu itulah permintaan terakhir kakekmu sayang, jadi mau ya" bujuk bunda amira

"huftt, baiklah Zara mau tapi boleh enggak Zara berbicara sebentar dengan Gus Zafrel " ucap Zara

"Na'am Sayang, boleh "

Sekarang Zara dan juga Gus Zafrel sudah berada di belakang ndalem, mereka duduk berjauhan Zara yang sedari tadi tak fokus karena ketampanan Gus Zafrel

Siapa wanita yang tak terpikat dengan pesona Gus Zafrel dengan pahatan yang hampir sempurna itu
Dengan hidung yang mancung bak perosotan, mata yang tajam seperti elang, rahang tegas, alis tebal, dan bibir yang tak tebal maupun tipis, badan atletis dengan tinggi 187cm

Tak jauh berbeda dengan Zara, dia juga mempunyai hidung yang mancung sama seperti Gus Zafrel, dengan bibir pink asli, alis tak tebal maupun tipis dan kulit putih bersih tak lupa dengan pipi gembul nya yang akan merah saat dia salting
Zara memiliki dua gingsul di kanan dan kiri tinggi badan Zara hanya 165cm

"Gus, Zara mohon tolak perjodohan ini di luaran sana masih banyak perempuan yang lebih sempurna daripada Zara, tolong Gus tolak perjodohan ini " mohon Zara

Dan Gus Zafrel hanya diam dan menatap Zara dengan tajam, Gus Zafrel tetap kokoh dengan pertahanan nya dia tak akan menolak perjodohan ini, karena dia sudah menginginkan Zara sejak lama dan dengan entengnya Zara memohon untuk dia menolak perjodohan ini?

"Saya tidak akan pernah menolak perjodohan ini Alzara humaira as siddiq " ujarnya dengan senyum mengerikan bagi Zara

"Tapi.. Mengapa Gus? " beo Zara

"Kamu tahu?, di luaran sana memang banyak yang setara dengan saya tapi saya lebih baik memilih seorang perempuan yang ilmu agamanya masih cetek karena saya ingin membimbing dan belajar bersama, dan jika saya memilih yang setara dengan saya maka sia sia lah ilmu agama yang saya pelajari selama ini karena ilmu itu tidak dapat kita pelajari dengan pasangan kita nantinya" jelas Gus Zafrel panjang lebar

"Tapi.. Gus saya tidak mencintai Gus Zafrel " ujar Zara lirih

"Cinta itu bisa datang dengan sendirinya Zara, sama seperti kau mengagumi seseorang yang awalnya hanya kagum namun tiba-tiba rasa cinta itu tumbuh begitu saja " jawab Gus Zafrel lembut

"Hufft, baiklah Zara Terima perjodohan ini Gus " final Zara

^^^

𝐎𝐨𝐨 𝐡𝐚𝐲𝐨𝐨 𝐠𝐮𝐲𝐬𝐬
𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐲𝐚 𝐠𝐚𝐣𝐞𝐥𝐚𝐬 😬

𝐁𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐧𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐚 𝐚𝐧𝐝 𝐜𝐨𝐦𝐞𝐧𝐧
𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡𝐡 ❤

𝑨𝑳𝒁𝑨𝑹𝑨 [𝑶𝑵 𝑮𝑶𝑰𝑵𝑮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang