[ FOLLOW SEBELUM BACA]
Yang aku tahu hanya duniamu, yang aku inginkan hanya dirimu, aku rela jika tubuh ini lelah karena perlahan tertatih dan merangkak ke arah mu untuk mampu berdiri sejajar di sampingmu.
~ Xiao Sean ~
•••
Hanya aku yang dapat meny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Welcome Back.
Happy Reading.
•••
langkah nya pasti menuju sofa yang letak nya tak jauh dari pintu utama, tubuh nya ia balutkan dengan selimut tebal, karena dia terlalu malas untuk mengganti kemeja nya saat ini.
Kemeja yang saat ini dia kenakan dapat menutupi sebagian lutut nya, namun luka nya tampak jelas karena perban yang masih baru, dan dia pun hanya mengenakan celana pendek diatas lutut.
Perlahan Riyu duduk manis di atas sofa dengan type tuxedo berwarna abu-abu dengan ditemani lampu temaram dan gemuruh petir pertanda hujan tlah turun saat ini.
Sekitar tiga puluh menit dia terjaga hingga akhirnya rasa kantuk mulai terasa dan membuat tubuh nya sedikit menurun dan menyandarkan kepala nya pada bantalan ujung sofa yang ia duduki saat ini.
Samar-samar dia mendengar langkah kaki mendekat kearah nya, perlahan suara tombol beberapa kali di tekan seseorang mencoba membuka pintu masuk.
Tarikan roda koper dan juga ocehan seseorang di balik pintu sedikit mengalihkan pandangan mata nya kearah pintu masuk apartment nya saat ini, kau kembali. batin nya berucap tapi tubuh nya tak mampu ia gerakkan.
Ketika pintu terbuka, cahaya dari celah pintu sedikit membuat wajah nya terlihat oleh seseorang yang telah berhasil masuk dan mendekat kearah nya terlelap.
Sebenarnya letak sofa yang ia tiduri saat ini jaraknya tidak terlalu dekat, tapi entah dia sadar atau tidak sepertinya dirinya sedikit menarik sofa itu hingga posisinya benar-benar tepat di depan pintu masuk.
Siapa yang tidak tersipu, melihat dirinya bertingkah seperti anak kecil, menunggu di depan pintu seolah dia benar-benar menunggu kedatangan seseorang.
Jun Changmin yang terlambat menyadari jika pria itu adalah Riyu berlalu masuk menarik dua koper besar tanpa menghiraukan siapa yang tertidur dengan pulas nya diatas sofa abu-abu hanya dengan penerangan seadanya.
Sean mencoba mendekat, melepaskan sepatu dan kaos kaki nya, jaket dan juga jam tangan ia letakkan di sembarang meja yang letak nya tak jauh dari Riyu tertidur.
Perlahan Sean melepaskan kancing dari kedua lengan kemeja nya, menggulung nya hingga naik ke batas siku, dua kancing kemeja atas nya dia lepas lalu dia berjongkok dan wajah nya menatap lekat kearah Riyu tertidur.
Senyum tipis menghiasi wajah nya, seluruh mata nya menyelidik kearah tubuh pria tampan di hadapannya, hingga ujung mata nya menemukan letak perban yang menempel pada kaki kanannya.
Jadi ini alasan mu tidak segera merespon pesan ku.
Senyum manis masih terukir di wajah nya saat ini, perlahan dia mencoba untuk menggendong tubuh pria di hadapannya dan memindahkannya ke kamar utama.
Jiao-long yang saat ini sudah bangun dari tidur nya dan terduduk bersama Changmin di depan ruang televisi tak mampu mengeluarkan sepatah kata, dia hanya tersenyum masam dan bertingkah konyol karena tatapan dingin Sean ketika matanya melirik perban di kaki Riyu dan menatap tajam dirinya seolah Sean berkata padanya, kau sebut dia baik-baik saja?.
Jiao-long dan Changmin seolah sudah terbiasa dengan adegan di depan nya, melihat perlahan punggung Sean dari kejauhan yang berjalan menuju kamar utama dengan tubuh Riyu yang berada dalam gendongan nya membuat Jiao-long lagi-lagi menggelengkan kepala perlahan.
"Apa dia benar-benar langsung terbang ke Beijing?." ucap nya pada Changmin yang sedari tadi sibuk dengan ponsel nya
"Kau pikir aku yang ada di depan mu ini hantu ka?." timpal nya tanpa menoleh
"ah---baiklah... baiklah, walaupun kita sudah sering melihat mereka seperti itu, tapi rasanya aku masih saja di buatnya tersipu malu, ah sial, harus kah mereka melakukan nya pada kita berdua?." oceh nya.
"Ka, orang seperti kita, tidak ada waktu untuk berkencan kau tahu itu, sudah, aku akan kembali, aku rasa semua tidak ada masalah, aku yakin jadwal kita berdua akan berubah mengingat sorot mata nya seperti singa yang siap menerkam, baiklah aku pergi ka."
Tak lama, Changmin berlalu meninggalkan Jiao-long seorang diri, karena waktu menunjukkan pukul 05.30 pagi dia memutuskan untuk beranjak dari duduk nya dan mencoba membereskan segala kekacauan yang ada.
Tempat yang ia duduki saat ini lebih mirip sebuah gudang dari pada rumah tinggal, selang sepuluh menit para pengawal dan seorang perawat yang berjaga menjaga Riyu mulai bangun dan tersadar dari mimpi nya masing-masing.
"Eh tunggu-tunggu, kau tidak perlu repot-repot pergi ke kamar nya, dia sudah kembali, baik nya kau siapkan saja semua yang Riyu butuhkan di atas meja yang letak nya di luar pintu kamar utama." ucap nya pada sang perawat yang bersiap menuju kamar tamu tempat Riyu sebelum nya di baringkan
"Ah, benarkah, baiklah terimakasih Ka Jiao, aku akan lakukan sesuai perintah mu." dia berlalu dan menuju ke depan pintu kamar tempat Riyu berada saat ini
Mendengar jika Sean kembali membuat beberapa pengawal mulai berbenah dan bersiap untuk pergi meninggalkan Jiao-long dan juga sang perawat, tak berselang lama Jiao -long dan sang perawat pun beranjak pergi dari kediaman mereka berdua, tapi sebelum langkah kaki nya menuju pintu keluar sebuah pesan masuk pada ponsel nya.
Sean Gēgē: Siapa pembalap itu? beritahu ku segera identitas nya, atau aku akan melacak nya sendiri.
•••
Terimakasih. Silahkan tinggalkan jejak⭐ Semoga kalian suka dengan cerita ku.
See u next chapter Love You Everyone 💋 author @realme1107