Pusing, stres, bahkan gila, setidaknya itulah yang hampir aku rasakan untuk masalahku ini. Aku pikir tadinya aku sudah mendapat jawaban dari toko itu tapi kenyataannya gas itu malah habis, dan sekarang aku harus cari tau siapa itu Antonio dan untuk apa perusahaanku membeli gas mutasi gen? Seingatku kami hanya mensuplai obat-obatan rumah sakit biasanya. Apa ada penyakit baru ya? Aku tidak mengerti lagi kepalaku pusing, bagaimana caranya agar aku bisa bekerja nanti.Setelah pulang dari toko tadi Aalifa hanya tidur saja di kamar mungkin tidurnya masih belum cukup. Aku pun menyalakan tv berniat untuk menonton televisi agar tidak terlalu stress.
Klik klik klik
Tanganku menekan tombol di remot berulang kali tapi tidak menemukan acara yang menarik sampe akhirnya aku bosan aku membiarkan saluran tv itu hanya menayangkan berita yang tidak terlalu aku sukai.
"Grrrrrrh"
Terdengar suara perutku lapar menggema di ruangan, kalau aku ingat lagi aku memang belum makan dari pagi tadi karena terburu-buru untuk menyelesaikan masalahku. Berjalan menuju kulkas untuk mencari sesuatu yang dapat aku makan, tapi saat aku buka hanya ada 3 potong roti kering di dalam toples.
"Mana nendang makan segini doang, apa gdk makanan lagi ya?" Aku ingin meminta tolong kepada Aalifa untuk masak, tetapi aku tidak tega membangunkannya. Aku pun makan 3 potong roti itu terlebih dahulu lalu pergi ke dapur dan mengambil Mie instan di rak penyimpanan. Iya biasanya kami memang menyimpan mie intan untuk cadangan jika Aalifa sedang tidak sempat masak karena kami berdua bekerja dan aku pun tidak dapat masak. Aku mengambil panci stainlees yang biasa kami pakai untuk memanaskan air saat sedang ingin membuat kopi, aku pun mengisinya dengan air lalu menyalakan kompor untuk memanaskan air. Selagi menunggu air mendidih aku pun mengambil 2 mie instan 1 nya untuk Aalifa, tidak ada kegiatan memotong atau menambah bumbu apapun karena aku memang benar benar tidak bisa memasak. Saat air mendidih aku pun memasukkan mienya beserta bumbunya dan aku aduk perlahan.
Dap dap dap
Aku mendengar suara langkah, sudah pasti itu Aalifa yang datang. "Dek kamu dah bangun ya?" Kataku tanpa menolehkan pandangan, aku tidak terlalu curiga karena karena rumah sudah aku kunci rapat tidak mungkin ada maling yang masuk ke dalam rumah. Dia datang semakin dekat menghampiriku dan kedua tangannya memelukku, sebentar aku merasa nyaman akan pelukan itu dan aku pun membelai kepalanya. Posisi kami seperti suami yang memeluk istrinya yang sedang masak, tetapi kondisi kami sedikit berbeda, sang suami lah yang di peluk namun dengan gender perempuan.
"Mas masak mie nya 2 kok kamu pasti laper juga, mau bangunin kamu tapi mas liat kamu masih tidur pulas hehehe." Jawabku sedikit dengan tawa, tetapi Aalifa tidak membalas perkataan ku. Dia mencium pipiku dan perlahan menuju ke leherku, deru nafasnya terdengar seperti orang yang habis melakukan lari maraton, berat dan boros.
"Dek kamu kenapa?" Tanyaku heran dengan tingkah Aalifa, dia seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya. Dia tetap tidak menjawab, dan tangan kanannya pun perlahan naik memegang payudaraku membuatku merasa seakan tersengat listrik, aku pun langsung mematikan kompor karena takut ini semakin jauh. Aalifa terus meremas dadaku dan menghisap leherku rasa geli yang luar biasa menghampiriku.
"Sayang aah kamu kenapaah?" Sungguh aku tidak lagi dapat menahan desahan yang keluar dari mulutku. Aalifa pun memutar badanku pandangan matanya terlihat seperti harimau yang sedang mengintai mangsanya dan deru nafasnya yang sangat cepat.
"Aku mau kamu sayang mmmh." Dia pun langsung menciumku tanpa aba aba, ciumannya ganas dan tidak lembut sama sekali. Aku yang kaget dan belum siap menerima ini semua pun mulai memberontak, aku berusaha mendorong tubuhnya namun tidak terjadi efek apapun, tangannya pun turun memegang kedua pahaku dan mengangkatnya. Alhasil sekarang aku di gendong olehnya menuju kamar, aku berusaha memberontak tapi semua itu sia sia tenaga dia jauh lebih besar sekarang apalagi dengan tubuh kekarnya, aku yakin walaupun aku masih dalam wujud pria aku akan tetap kalah melawan dia. Kami pun tiba di kamar dia langsung menjatuhkan ku ke kasur, aku langsung mundur ke belakang aku sangat takut dengan dia sekarang.
Aalifa pun mulai membuka bajunya menyisakan tubuhnya pakaian dalam saja memperlihatkan tubuhnya yang kekar membuatku iri namun entah kenapa ada perasaan bernafsu setelah melihatnya. Aku pun langsung menggelengkan kepalaku mencoba sadar karena kondisi kami masih tidak normal, aku juga berusaha menyadarkan Aalifa dan langsung berteriak kepadanya.
"DEK SADAR KITA BELUM NORMAL!" Teriakku kepadanya, aku benar benar panik dengan kondisi ini aku belum sepenuhnya menikmati tubuh Aalifa sekarang malah aku yang harus di nikmati olehnya, kenyataan mengerikan apa ini?
"Aku mau kamu dan kamu harus puasin aku malam ini!" Suara Aalifa terdengar tegas dan berat. Aku benar benar takut sekarang dengan dirinya. Dia pun naik ke atas kasur aku semakin takut melihatnya dan mundur perahan, tangannya menggapai pinggangku dan memelukku, kembali dia mendekatkan wajahnya dan menciumku kembali. Ciumannnya kali ini terasa berbeda, tidak kasar dan buru-buru seperti sebelumnya."Mmmmmphh"
Ciuman itu terasa lebih lembut dari sebelumnya, aku pun mulai terbuai dengan ciuman itu, terasa sangat nyaman dan menghanyutkan, aku memejamkan mataku untuk lebih menikmati ciumannya. Tangan Aalifa perlahan membuka kemeja yang sedang aku pakai hingga terlihat dadaku yang bulat di balut dengan bra berwarna pink. Dia pun menghentikan ciumannya dan memandangku, pandangan matanya pun berbeda dari sebelumnya kali ini terlihat lebih teduh dan penuh cinta. Aku bingung apa yang buat dia dapat berubah begitu cepat.
"Mas, aku ga tau kenapa tadi semenjak pulang dari toko itu aku merasa pusing dan bawaannya pengen ngelakuin ini sama kamu, tadi puncaknya aku bener bener ga bisa kendalikan diriku. Tapi sekarang kesadaranku pulih, sekarang aku mu nanya, kamu mau ga kita lakuin ini? Kalau kamu ga mau aku ga akan lanjutkan." Ucapnya lembut dan menghanyutkan. Aku seakan terhipnotis oleh ucapannya membuatku tanpa sadar menganggukkan kepalaku.
Aalifa melihat itu pun tersenyum dan iya melanjutkan kegiatannya, dengan lembut kembali dia menciumku dan tangan kanannya mengelus pipiku, sungguh nyaman sekali perasaan yang kurasakan. Sikap lembutnya benar- benar sukses membuatku terhipnotis walaupun kepalaku masih berkata ini salah, tetapi hati dan perasaanku mengabaikan itu.
Dalam ciuman itu akupun menjatuhkan kemeja yang telah terbuka dari tubuhku itu dan tangan Aalifa mulai ke belakang membuka pengait bra yang masih terpasang, dia pun membukanya sukses membuat payudaraku terpampang jelas bulat padat dengan ukuran yang lumayan besar tapi tidak terlalu besar, bentuk yang begitu indah. Aalifa pun menyudahi ciuman kami dan dia mulai mencium leherku perlahan turun ke payudaraku, seperti tersengat listrik aku tidak dapat menahan diriku karena perasaan nikmat dan geli yang di hasilkan oleh tindakannya.
"Aaahhnn geli dek." Desahan pun lolos keluar dari mulutku dan tidak dapat lagi kutahan. Sembari Aalifa menghisap payudaraku sebelah kanan, dia tidak membiarkan payudaraku sebelah kiri begitu saja, tangan kirinya pun mulai meremas payudara kiriku dan sesekali memainkan putingnya.
Aku hanya bisa pasrah dengan kenikmatan ini dan mulai terbuai oleh perlakuan Aalifa. Tidak kusangka semalam aku baru saja memainkan payudara Aalifa namun sebuah fenomena langka membalikkan kondisi kami sehingga aku lah yang menjadi pihak yang di mainkan payudaranya dan Aalifa yang memainkan.
"Aaaah, Deek enak." Desahku lagi, suaraku terengah-engah terbuai oleh kenikmatan yang tubuhku rasakan.
Aalifa pun melepas bibirnya dari putingku, dan dia memandangku dengan lembut, dia terlihat tertarik dengan setiap reaksi ku.
"Enak mas?" Tanyanya kepadaku Akupun hanya mengangguk terbuka kenikmatan, tanpa kesadari bagian bawahku terasa........Baca cerita lengkapnya di
https://karyakarsa.com/Alexha2/tak-terkendali-21-786630
Atau bisa juga klik link di bio
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban radiasi
Science FictionDarel dan Aalifa sepasang suami istri yang baru menikah setelah 5 Tahun pacaran. Darel adalah seorang ahli farmakologi yang bekerja di perusahaan farmasi PT. BIOTECH. Darel merupakan seorang pria yang dewasa dan bertanggung jawab, dia adalah tipika...