Enjoy your day, jangan lupa vote dan komen yaa guys.
.
.
.
.
.ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Malam harinya Daren atau bisa kita panggil Nio sudah selesai dengan pakaian rapinya, karena dia akan pulang dari rumah sakit ini bersama Adam. Sesuai perkataan Adam, malam ini Nio sudah diperbolehkan pulang. Tapi sebelum itu kita sepakat untuk panggil Daren saja ya? Oke, terimakasih.Mereka berdua berjalan beriringan dengan Adam yang membawa perlengkapan Daren selama dirumah sakit. Daren mendongak ke arah Adam, coba saja yang disampingnya ini adalah papa dari raga ini, pasti rasanya berbeda. Yah, semoga saja dia bisa membuat raga ini disayangi oleh keluarganya.
"Ada apa tuan muda?" tanya Adam tanpa menoleh ke arah Daren, dia tau sedari tadi Daren meliriknya.
Daren mengalihkan pandangannya lalu menggeleng pelan. "Gapapa paman, oh iya rumah nya jauh ga paman?" tanyanya sambil melihat lurus kedepan. Adam hanya bergumam mengiyakan.
Tak terasa mereka sudah berada di mobil. Adam menyuruh Daren untuk tidur saja karena memang memerlukan waktu yang lumayan lama untuk sampai di mension mereka.
•••
Di sebuah mension, lebih tepatnya di ruang tamu sebuah keluarga sedang berkumpul sekedar untuk menghabiskan waktu bersama. Keluarga yang di kepalai oleh Arsenio Archibald yang berusia 47 tahun selaku kepala keluarga itu sedang memikirkan sesuatu. Ketiga anaknya menatapnya heran.
"Pa, apa yang sedang papa pikirkan?" tanya Aryaka Alwyn Archibald berusia 24 tahun. Saat ini dirinya sudah memiliki satu perusahaan yang sangat besar.
"Tidak ada, bagaimana dengan perusahaanmu, Arya?" tanya Arsen balik, dirinya tidak ingin anak-anaknya malah kepikiran pada dirinya.
"Pa, bagaimana dengan anak itu? Apa dia baik-baik saja?" Arsen dan yang lainnya menatap Brian Bayne Archibald, selaku anak kedua yang melontarkan pertanyaan itu. Brian berusia 22 tahun, saat ini dirinya sedang berkuliah. Arsen menghela nafasnya pelan.
"Papa tidak tau, mungkin dia sedang dalam perjalanan pulang" jawab Arsen sambil melihat laptopnya yang dipangkuannya. "Apa kalian tidak ada tugas, Brian? Calvin?" Arsen bertanya kembali. Calvin Conner Archibald berusia 20 tahun itu juga sedang berkuliah di tempat yang sama dengan Brian.
"Aku sudah mengerjakannya pa, papa ten-" ucapan Calvin terpotong karena Adam dan Daren berjalan kearah mereka. Pandangan mereka semua tertuju pada Daren yang menunduk.
"Maaf tuan, saya datang untuk mengantarkan tuan muda Daren. Kalau begitu saya permisi tuan" Adam memberi hormat singkat dan segera pergi dari sana. Tinggallah Daren yang gugup ditatap seperti itu, bayangkan saja tatapan mereka sangat tajam.
"Ternyata lo masih hidup, gua kirain udah mati" ucap Calvin sinis. Daren yang mendengar itu pun sontak saja kaget. Apa segitu benci nya mereka dengan Daren asli?
"Calvin udah, lo mending tidur" setelah mendengar ucapan Brian, Calvin segera pergi ke kamarnya yang berada di lantai 2. Sengaja menabrak bahu Daren. Daren hanya menghela nafasnya pelan lalu melihat mereka bertiga. "Kata paman Adam, kalian keluargaku? Apa benar tuan?" untuk saat ini biarlah dirinya dianggap amnesia oleh mereka, dirinya akan pelan-pelan mengenal mereka terlebih dahulu.
Mereka yang mendengar itupun kaget, tapi secepat mungkin mendatarkan wajah mereka lagi. Daren amnesia? Apa mereka akan percaya begitu saja?
"Arya, antar dia ke kamarnya" ucap Arsen lalu dirinya pergi dari sana menuju kamarnya. Arya menatap Daren datar, Daren yang ditatap pun sedikit takut. Ayolah, dirinya tidak pernah berada diposisi seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAREENIO SKY
Teen FictionDarenio Sky Archibald seorang anak laki-laki yang berusia 17 tahun dari keluarga terpandang. Dia sangat dibenci oleh keluarganya karena alasan yang klasik, dibenci karena kelahirannya membuat mamanya - Karisa meninggal. Anak laki-laki ini memiliki w...