2. Balapan Liar

263 18 2
                                    

"Btw, pacar gue sekarang cuma satu Bang."

"Shotaro aja nih?"

"Mau nambah gak berani gue, Shotaro galaknya lebih ngeri dari maung."

Mark tertawa mendengar Jeno berbicara tentang pacarnya, Shotaro kelihatannya kalem dan lembut. Tapi kalau Jeno tebar pesona, bukan tipe marah yang ngedrama. Melainkan langsung didatangi dan baku hantam.

Pernah dulu Jeno bertingkah dengan menggoda adik-adik tingkat alias mahasiswa baru yang berujung sudut bibir Jeno robek ditinju Shotaro, sepertinya dari situlah Jeno tidak berani berulah lagi.

"Lo gak ada niatan untuk pacaran gitu Bang?"

Sudah bertahun Jeno kenal Mark, tapi tidak pernah ia lihat temannya ini berpacaran. Sudah berapa kali Jeno ganti pacar, si Mark tetap saja betah menjomblo.

"Mau pacaran sama siapa gue?"

"Siapa aja deh, tukang jamu yang biasa keliling komplek juga boleh kalau lo mau."

"Nanti deh kalau minat."

"Minimal lo ada naksir cewek lah."

"Ada kok."

"Anjir! Spill coba!"

Mana bisa! Bisa hancur hubungannya dengan Jeno kalau Mark sebut siapa yang ia taksir. Lebih bagus Mark simpan sendiri perasaannya.

"Rahasia, kepo banget bocah sama rahasia orang."

"Sejak kapan di antara kita ada rahasia Bang?"

"Gak usah drama lo."

"Anjing emang lo, Bang." Mark langsung membekap mulut Jeno dengan telapak tangannya, nih anak di rumah saja ucapannya tidak difilter. Gimana kalau terdengar oleh nyokapnya?

Ketukan di pintu kamar terdengar, mereka berdua mengalihkan atensi ke sumber suara. Haechan berdiri di ambang pintu memperhatikan mereka.

Mark yang menyadari arah pandang nyokap Jeno langsung menjauhkan tangannya dari Jeno, takut disangka sedang melakukan penganiayaan terhadap anaknya.

"Ada makanan di bawah siapa yang pesan?" Tanya Haechan pada keduanya.

"Nono"

"Turun kalau gitu, makan."

Jeno bangun dari posisinya, mengajak Mark untuk ikut turun ke bawah menikmati sarapan dengannya. Lebih tepatnya makan siang, karena jam sudah menunjukkan jam satu lebih.

Semangat Jeno naik begitu menghirup aroma masakan yang tersaji di depannya, tampilannya pun tak kalah menggugah selera.

"Perut kamu kosong, tapi udah makan kayak gitu. Kalau sakit gimana?" Ujar Haechan dengan ringisan melihat makanan penuh cabe, dibayangkan saja pasti sudah pedas.

"Ya tinggal minum obat Mom."

"Kamu kalau Mommy bilangin selalu ngeyel, pernah Mommy ngajarin kamu kayak gitu?" Emosi Haechan sudah naik.

"Enggak, Mommy nggak pernah ngajarin aku apapun selain cara ngabisin uang."

"Jeno!" Haechan meletakkan cangkir kopinya cukup keras sampai isinya keluar.

"APA?" Jeno membanting sendok yang di pegangnya, berdiri dan menatap marah pada sang ibu.

"Berani kamu bersikap nggak sopan sama Mommy?"

"Iya aku-"

"Nono!" Jeno berhenti bicara ketika suara Mark menginterupsi, pandangannya berpaling pada Mark lalu menunduk.

Your Mom is My Type! || Markhyuck gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang