"Pulang ke rumah."
"Males ada si Jongin," Jeno berdecak kesal.
"Oke, tapi kalau si Shotaro ngajak putus jangan salahin gue nanti." Mark naik ke motor, menyalakan mesin dan bersiap pulang.
"Oke, gue pulang." Jeno lebih dulu menarik gas untuk meninggalkan tempat itu. Perkara diminta pulang aja susahnya minta ampun.
*****
Ini sudah ke berapa kali ya Mark dibuat panik oleh Jeno hanya dalam sehari?
Ia baru hendak berangkat bekerja sebelum ada panggilan dari kantor polisi masuk. Polisi tersebut mengatakan bahwa sudah sejak semalam Jeno ditahan di sana karena berkelahi.
"Nono?" Mark mendekati orang yang saat ini sedang duduk di hadapan penyidik.
Mark memperkenalkan diri sebagai penjamin Jeno, penjelasan panjang lebar dari polisi yang menangani Jeno didengarkan dengan baik oleh Mark.
Orang tua dari remaja yang berkelahi dengan Jeno terus berbicara tentang buruknya Jeno yang memukul anak yang lebih muda darinya.
"Intinya tuh mereka minta Abang ke sini tuh untuk bayar ganti rugi, gue lagi nggak bawa duit." Celetuk Jeno ke inti dari omong kosong orang tua korbannya.
Wajah Jeno terlihat sangat lelah, semalaman di tempat ini membuat semangatnya tidak tersisa.
*****
"Ada kelas hari ini?" Mark membuka pintu rumah Jeno.
"Gue bolos aja deh Bang."
"Kalau kelas pagi udah terlanjur nggak masuk, minimal kejarlah kelas siangnya." Mark itu paling anti kalau Jeno udah bahas soal bolos kuliah.
Kalau kalian ada suka bolos di sekolah atau kuliah? Kalau Windy sih bolos sekali waktu SMK, karena udah nggak tinggal sama ortu. Kalau kuliah... Sering kayaknya hehehe... Jangan dicontoh ya!
"Dari mana kamu?" Suara tegas Haechan terdengar dari arah ruang tengah.
"Kantor polisi," jawab Jeno kelewat santai.
Jeno tidak perlu berbohong, ia yakin nyokapnya ini tau apa yang terjadi. Kepala penyidik di sana adalah kenalan Haechan. Ibunya itu pasti sudah dikabari sebelum Jeno mengabari.
"Kamu tuh hobi banget ya cari masalah, kapan kamu mau dewasanya?"
"Aku gak mau dewasa, jadi orang dewasa itu ribet." Jeno sepertinya tidak ingin terlibat pembicaraan lebih jauh lagi dengan Haechan. Ia berjalan dengan gontai menjauh.
"Cuma Mommy minta kamu datang ke acara makan malam aja jadinya kayak gini. Apa susahnya sih? Jangan kayak anak kecil."
Jeno menghentikan langkahnya ketika sudah di anak tangga ketiga, ia berbalik menghadap Haechan.
"Mommy egois, udah aku bilang kalau aku nggak mau ada orang baru di rumah kita." Jeno tetap teguh dengan argumennya.
"Kamu yang egois kalau gitu," suara Haechan sudah meninggi, Mark jadi panik.
"Lagian Mommy ngapain sih mau nikah sama laki-laki nggak jelas itu?"
"Jangan bicara seolah Mommy nggak pernah sekolahin kamu, Jeno."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Mom is My Type! || Markhyuck gs
Fanfiction🔞 Sebagian cerita diambil dari kisah nyata Blurb: "Bang, lo suka ya sama gue?" Jeno memicingkan mata menatap Mark, curiga Mark belok karena terlalu baik padanya. "Selera gue bukan lo bego!" menatap Jeno malas, mereka ini sudah berteman sejak lama. ...