04.

491 77 11
                                    

Sebut saja Nadikta alay sebab dia kini sedang galau abis-abisan; iya, selepas kejadian di kantin yang bikin hati nya panas sekarang seharian dia jadi bad mood bahkan makanan dan minuman nya di kantin tadi gak habis, boro-boro abis kayaknya Nadikta...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebut saja Nadikta alay sebab dia kini sedang galau abis-abisan; iya, selepas kejadian di kantin yang bikin hati nya panas sekarang seharian dia jadi bad mood bahkan makanan dan minuman nya di kantin tadi gak habis, boro-boro abis kayaknya Nadikta baru makan 2 suap doang.

Arjuna sama Dhimas jadi bingung mau hibur kayak gimana lagi, sekarang anaknya malah menenggelamkan wajah pada lipatan tangan diatas mejanya.

Dhimas menghela napas, ia mengulurkan tangan buat ngelusin kepala Nadikta. "Jangan galau gitu dong Na, kan Kak Willy cuma mantan nya doang. Dia bukan apa-apa jadi lo gak usah galau gini."

Arjuna mengangguk, "Iya tuh, mantan doang. Cuma masa lalu, tenang aja."

"Persetan sama kata cuma masa lalu, orang jelas-jelas Kak Sanjaya masih cinta mati gitu. Keliatan banget plis."

Ucapan Nadikta udah gak bisa dibales soalnya emang bener, Arjuna sama Dhimas juga bukan orang bodoh mereka jelas tahu kalau Sanjaya masih bucin keliatan dari tingkah laku, tatapan serta tanggapan dari Melva.

Dhimas menggaruk tengkuknya, "Ya gimana lagi, mereka udah setahun putus. Jadi gue gak tahu kalau Kak San masih suka gitu.."

Nadikta memperbaiki posisi duduknya, ia duduk tegak sambil bersandar. Kepalanya menengadah untuk melihat langit biru yang cerah, cerah banget sangat kontras dengan suasana hatinya yang mendung.

"Sakit ternyata suka sama orang yang belum selesai dengan masa lalunya," ujarnya sambil tak lepas memandang langit.

Arjuna dan Dhimas mendengus, sesakit itukah? Sampai susah dibujuk dan berakhir uring-uringan seharian gini.

"Makanya pacaran sama gue, dijamin bahagia terus."

Celetukan tersebut membuat ketiganya menoleh; pada Rajevan yang berada di meja belakang. Mereka gak sadar kalau sejak tadi Rajevan memperhatikan ketiganya sambil didengerin dengan seksama topik perbincangan nya.

Arjuna dan Dhimas menukik kan alisnya tajam, begitupun dengan Nadikta yang mendengus keras, "Alah kentut. Pacaran sama playboy kayak lo lebih nyakitin!" ucapan nya itu disembur tawa oleh Arjuna, Dhimas dan Angga.

"TERTOHOK GAK LO? HAHA." Angga puas banget dengar jawaban dari Nadikta sampai-sampai cowok tinggi itu gak berhenti ngakak.

Arjuna dan Dhimas sama ngakaknya cuma gak seberisik Angga, "Kerjaan lo tuh tiap hari emang ngerdusin semua penghuni dunia ya?" Entah ini pertanyaan atau pernyataan yang Dhimas lontarkan.

Rajevan yang jadi bahan bully-an tersenyum miris, "Kenapa sih pada berburuk sangka banget sama gue?"

"Apanya yang berburuk sangka bos, orang kita cuma mengutarakan fakta-fakta dunia aja kok." Jawaban Angga diangguki oleh tiga sekawan itu.

Playboy Bucin | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang