BAB 1 ‼️

274 27 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eunghh.." lenguhan seorang gadis dengan rambut panjangnya dan piyama berwarna biru soft yang menggemaskan.

Gadis tersebut mengerjapkan matanya sebelum penglihatannya terlihat jelas. Sebuah kamar bernuansa putih dengan dindingnya yang di lapisi kaca memberikan kesan modern.

"D-dimana gue..?" Gadis tersebut adalah Leona. Iya, Leona Khalista.

"Ck, suara gue beda gini? kayak lebih lembut. Sshhhh.. sakit kepala gue,"

Leona segera duduk sambil memegang kepalanya yang terasa pening. Kemudian, atensi gadis tersebut kembali kepada kamar yang di tempatinya saat ini. Alih-alih berada di rumah sakit. Justru, Leona malah berada di sebuah kamar yang bisa Leona tebak kalau ini bukan kamarnya. Tentu, kamar Leona tidak sebagus juga sebersih ini.

'Apa Risa bawa gue ke rumahnya 'ya? 'kan gue kecelakaan, dia pasti lihat!' Leona membatin.

Leona menatap sekeliling, ini benar-benar tempat asing. Leona tahu betul kalau Risa tidak memiliki kamar bernuansa putih begini. Lalu, saat ini Leona berada dimana?

'G-gak, ini bukan kamar Risa! Lah, terus? GUE DIMANA INI?!'

Tiba-tiba pandangan Leona terkunci ke arah kaca dinding yang dimana kaca tersebut menampilkan wajah seorang gadis dengan hidung mancung, cantik!

"Gila... itu siapa anjir?!"

Leona segera menoleh kebelakang, "Gak ada siapa-siapa, selain gue! Eh, wait... jangan- jangan ---HUAAAAAAAAA, ANJING!! LO SIAPA?!" Jerit Leona dengan suara cemprengnya.

Ia menatap kaget dirinya di cermin yang menggantung di dinding. Leona takjub dengan wajah cantik itu, tapi ia sangat syok dan takut. Leona segera turun dari ranjang tidak peduli dengan kepalanya yang masih terasa pusing, ia menatap kaget wajahnya di depan cermin.

"Ini bukan muka gue! Sejak kapan gue oplas, bangke!!?"

Ceklek

Deg

Pintu kamar terbuka, seorang pria tampan dengan pakaian lengan panjang berwarna putih menatap Leona penuh heran, Berbeda dengan Leona yang masih mematung diam.

"Kenapa lo?"

"..."

"..."

"..."

"Gue lagi nanya sama lo, Letha!"

"Hah?" Beo Leona seperti gadis lugu, padahal memang lugu.

Ia menatap heran ke arah pemuda dengan bahu tegap dan lengan kekar yang juga menatap tajam padanya.

"L-lo ngomong sama gue? Cuman kita berdua loh disini," ujar Leona sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Pria itu memicingkan matanya, "Gue emang lagi ngomong sama lo, tolol!"

TRANSMIGRASI SANG PENULIS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang